Jessica langsung datang begitu mendengar kabar bahwa Felix sudah siuman dan sudah dipindahkan ke kamar biasa. Ia membawa bermacam buah untuk Felix.
"Banyak amat buahnya Kak" kata Reina takjub.
"Iya.. ini untuk Felix. Biar racun yang ditubuhnya semua bersih." kata Jessica sambil mengeluarkan sepotong apel.
"Makasih tante" kata Felix yang masih terbaring lemah.
"Oh ya.. aku sudah beritahu Mama. Katanya besok pagi ia akan datang kesini." kata Jessica lagi.
"Oh iya. Aku lupa memberitahu Mama" Reina beneran lupa pada Mamanya. Padahal kan Felix juga cucunya.
"Tidak apa. Takutnya nanti Mama malah syok kalau tau duluan" kata Jessica menenangkan.
"Iya sih.."
"Jadi kamu sudah beritahu Hery dan Mertuamu?"
Reina menggeleng.
"Lho kenapa?"
"Besok saja. Aku tidak ingin melihat mereka lagi hari ini"
"Ya sudah. Tapi besok pagi kamu harus ingat memberitahu mereka"
"Iya.."
"Nah ayo Felix dimakan apelnya" Jessica membantu duduk bersandar dan menyuapi potongan kecil apel ke dalam mulutnya.
Reina duduk sendirian di depan kamar Felix ketika Felix sedang bercerita tentang game dengan Alex dan Mario. Jessica lalu menghampiri Reina saat melihatnya duduk dengan lesu di depan.
"Kamu kenapa?" tanya Jessica.
"Kak.. Aku mungkin sangat egois. Tapi aku beneran tidak ingin mereka membawa Felix pulang lagi. Bagaimana ini?" Reina tertunduk lesu.
"Kakak ngerti kok dengan perasaanmu. Kamu sebagai Ibu kandungnya tentu akan merasa sangat keberatan apalagi melihat Felix sampai seperti ini. Hanya saja besok kita coba diskusikan dengan mereka. Mana tau mereka mau memberikan hak asuhnya padamu"
"Iya.."
"Atau kalau kamu mau, kakak bisa menuntut mereka karena sudah menelantarkan anak sendirian."
"Janganlah kak. Aku tidak mau kalau harus sampai seperti itu. Memang dalam hatiku merasa sangat kecewa, sangat terpukul. Tapi jika aku harus sampai menuntut mereka akan membuat Felix jadi sedih. Karena bagaimanapun Hery adalah ayah kandungnya."
"Ya kita tuntut saja si Vidi itu. Kan dia yang harusnya bertanggungjawab menjaga Felix."
"Tapi dia kan juga lagi hamil. Aku tidak mau menjadi orang yang tidak berperasaan seperti dia. Jadi lihat besok saja deh"
"Ya sudah. Besok kita diskusikan dengan mereka"
****
Krettt.. Masuklah sesosok yang sangat familiar.
"Mama.." panggil Reina pada Mamanya yang datang.
"Bagaimana Felix Rei?" tanya Mama.
"Sudah baikan Ma.. Ayo Felix panggil Nenek"
"Nek"
"Aigoo.. Cucu Nenek ternyata sudah sebesar ini ya" kata Mama yang bahagia bertemu cucunya lagi setelah hampir setahun tidak berjumpa.
"Iya Nek" Felix tersenyum.
"Nah ini Nenek bawakan sup ayam herbal kesukaan Felix" Mama lalu mengeluarkan sebuah rantang dari dalam tasnya.
Begitu ia membuka tutup rantangnya, aroma wangi khas tercium memenuhi ruangan. Itu adalah sup herbal dengan racikan obat-obatan tradisional yang direbus dengan seekor ayam kampung sehingga menghasilkan sari yang bagus meningkatkan daya tahan tubuh.
"Wah sudah lama sekali Felix tidak makan sup buatan Nenek" Felix sangat antusias.
"Nah ayo dimakan" Mama Reina duduk menyuapi Felix.
Reina tersenyum lega melihat Mamanya datang.
Sudah lama sekali ia tidak melihat pemandangan seperti ini.
Baru saja ia merasa bahagia, tiba-tiba Hery dan Vidi datang. Dibelakangnya Mama Hery dan Papanya juga ikut masuk.
Senyuman di wajah Reina langsung hilang.
"Ma.." panggil Hery sopan kepada Mama Reina.
Mama Reina tersenyum ramah padanya. Ia juga mengangguk ramah pada Mama Papa Hery.
"Oh ya Ma.. kenalkan ini Vidi, istri baruku" kata Hery.
Mama Reina lagi-lagi hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
Vidi juga membalas senyumannya.
"Felix.. kamu sudah sehat kan nak?" tanya Mama Hery.
"Sudah baikan kok Nek" jawab Felix.
"Syukurlah"
"Felix.. Papa dan Mama minta maaf ya sudah lalai meninggalkanmu sendirian di rumah" kata Hery saat ia sudah duduk di samping ranjang.
"Tidak apa Pa"
"Iya.. maafkan Mama ya" Vidi menggenggam tangan Felix.
"Iya.."
"Oh ya.. Ini Nenek bawakan donat kesukaan kamu."
"Wah.. makasih Nek" kata Felix senang ketika melihat donat warna warni yang ada di depannya.
Selagi Felix makan, Hery lalu mendekati Reina.
"Rei.. Aku minta maaf ya" kata Hery.
Reina hanya diam acuh tak acuh.
"Ini tadi aku sudah tanya Dokter. Katanya besok Felix sudah bisa keluar dari Rumah sakit jika sudah tidak ada keluhan lagi. Nanti malam biar aku saja yang menjaga Felix. Jadi besok dia bisa langsung pulang denganku. Nanti kamu pulang saja. Biar aku saja yang disini" lanjut Hery.
Telinga Reina memanas. "Apa maksudmu?!" hardiknya keras sampai semua menoleh pada mereka.
Hery yang sadar langsung menarik Reina keluar dari ruangan.
Reina menepis tangan Hery saat mereka sudah berada di teras Rumah sakit.
"Rei.. aku tidak bermaksud apapun. Aku hanya khawatir kamu sakit."
"Jangan pura-pura perhatian kamu. Aku peringatkan kalau Felix akan pulang bersamaku. Aku tidak izinkan lagi dia tinggal bersama setan seperti kalian."
"Kenapa kamu bicara kasar seperti itu?"
"Memang itu kenyataan"
"Itu kan hanya sekali. Dan itu juga karena ketidaksengajaan"
"Aku gak mau tau!! Pokoknya mulai sekarang aku yang akan menjaga Felix."
"Ya tidak bisa begitu. Kan perjanjiannya kami yang akan menjaganya."
"Nyatanya kalian lalai kan. Mn ada orang yang keluar rumah membiarkan kompornya nyala begitu. Kalau aku tidak datang hari itu mungkin Felix sudah kehilangan nyawanya. Dan kamu masih bersikeras ingin membawanya pulang. Kamu masih punya Muka ya?!"
"Aku kan sudah minta maaf. Dan aku pastikan tidak akan terjadi lagi"
"Tidak tidak. Aku tidak percaya pada kalian"
"Aku janji Rei"
"Tidak!! Pokoknya aku tidak akan biarkan kalian membawa Felix pulang!!" Reina berjalan cepat meninggalkan Hery yang masih berdiri disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...