Hurt

243 15 0
                                    

"Lho Mario kemana Rei?" tanya Mama.

"Ohh.. katanya dia ada urusan mendesak. Jadi dia pamit dulu"

"Jadi sejak kapan kamu bekerja dengannya?"

"Baru sebulan ini"

"Gak disangka ya pria yang amnesia dulu bisa berubah menjadi sangat tampan dan berwibawa begitu" kata Mama takjub.

"Haha.. begitulah" tawa Reina datar. "Oh ya.. mama sudah makan? Mau kubuatkan bubur?" tanya Reina mengalihkan pembicaraan.

"Boleh.. tapi jangan masak terlalu banyak ya"

"Oke" Reina segera masuk ke dapur menghindari pertanyaan Mama.

*****

Reina masuk kerja seperti biasa keesokan harinya. Ia selalu menyapa setiap orang yang ia temui. Tanpa ia ketahui kalau ia sudah jadi bahan gosipan satu kantor.

Reina yang kurang peka hanya merasa semua orang menjadi ramah padanya.

Ia pun masuk ke ruangannya dengan ceria.

Mimi dan Anita yang melihatnya masuk langsung menghampirinya.
"Gimana Rei semalam?" tanya mereka dengan menggebu-gebu.

"Apanya?" tanya Reina polos.

"Semalam kamu dengan bos.. apa yang sudah terjadi?" Anita mengedipkan matanya penasaran.

"Hah?! Tidak ada yang terjadi. Kenapa?" Reina membelalakkan matanya.

"Bos memegang tanganmu kan semalam. Masa tidak ada yang terjadi?" tanya Anita dengan isyarat tangan berciuman dan berpelukan.

"Haha.. apa yang sudah kalian pikirkan? Tidak ada yang terjadi kok. Bos cuma mengantarku karena katanya dia juga ada urusan di daerah situ" terang Reina tertawa.

"Yang benar?" tanya Mimi tak percaya.

"Iya. Ngapain juga aku bohong" jawab Reina.

"Jadi sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan bos?"

"Ya sebenarnya dia itu dulu teman sekolahku." jawab Reina polos.

"Benarkah?! Kamu seumuran dengan Bos?" tanya Anita dengan antusias.

"Hmm.. ya begitulah" Reina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak salah?! Bos masih muda donk begitu?" tanya Anita tak percaya.

"Iya. Kita aja yang udah tua" sambung Mimi.

"Ihh.. aku gak terima kamu bilang tua. Kamu saja yang tua sana." bantah Anita.

"Sudah kamu terima saja" paksa Mimi.

"Ihhh g mau"

Reina tertawa melihat mereka berdua.

****

Siangnya, Reina sedang berjalan sendirian ke ruang fotocopy ketika tiba-tiba ada seseorang yang menariknya masuk ke dalam ruangan barang.

Reina ingin menjerit tapi mulutnya dibungkam oleh tangan seseorang.

"Ssttt!!!" Bisik pria itu.

Pria itu lalu perlahan melepaskan tangannya.

Setelah melihat jelas wajah pria di depannya. Reina langsung berseru "Rio!!"

"Ssttt!!!"

"Apa-apaan sih kamu?!"

"Pelankan dulu suaramu"

"Ada apa memangnya?!" kata Reina masih bersikeras tidak mau mengecilkan suaranya.

Selfish LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang