2 become 1

155 13 0
                                    

Jessica terburu-buru membawa koper dan tas kerjanya. Ia terlihat mondar mandir dengan telepon yang ada di telinganya.

"Kakak mau kemana?" tanya Reina yang bingung.

"Aduh kakak mau keluar kota. Ada meeting mendadak besok pagi. Mana supir kakak lagi sakit. Aduh kemana aku mencari supir serap. Kalau besok pagi baru berangkat takutnya tidak akan sempat." ocehnya masih sibuk dengan ponselnya.

"Jadi kenapa kakak sampai bawa koper?"

"Kakak akan menginap disana beberapa hari. Karena kakak mau mengurus proyek yang ada disana."

"Ohh.. bagaimana kalau aku saja yang jadi supir kakak?" tawarnya.

"Memangnya kamu mahir bawa mobil?" Jessica bergidik menatapnya.

"Sedikit-sedikit sih" jawab Reina dengan senyum yang menyesatkan.

Jessica makin tidak yakin melihat wajahnya.

Tiba-tiba Alex keluar dari arah dapur. "Aku saja yang antar kamu. Jadi kamu tidak usah mencari supir serap lagi"

Jessica berpikir sejenak. "Kalau begitu kamu cepat packing bajumu sana. Kita akan menginap beberapa hari nanti disana."

Setelah beberapa menit Alex kembali dengan tasnya.

"Bawaanmu cuma itu saja?" tanya Jessica yang heran melihat Alex hanya membawa tas ransel.

"Aku kan hanya supirmu. Jadi ngapain aku bawa baju banyak. Ya kan bos?!"

Jessica lalu tertawa. "Iya juga ya"

Sebelum berangkat Alex berpesan pada Reina. "Rei.. tadi aku sudah memasak makan malam untuk kamu dan Mario. Jika ada sisa kamu masukkan saja ke dalam lemari pendingin dan kamu panaskan besok."

"Baik kak. Makasih" Reina mengangguk. "Hati-hati di jalan ya" katanya lagi.

Petang menjelang, Jessica dan Alex pun pergi.

Suasana di dalam rumah menjadi sangat sepi. Reina duduk di ruang tamu menunggu Mario pulang. Ia tidak menjemputnya hari ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Tapi Mario masih belum menunjukkan batang hidungnya. Sedangkan perut Reina sudah berdisco menunggu diisi makanan.

Akhirnya karena kelaparan, Reina sendirian makan tanpa menunggu Mario lagi.

Satu jam berlalu, Mario masih juga belum pulang. Reina mulai khawatir.

Ia beberapa kali melihat keluar jendela. Hatinya sungguh gelisah.

Jessica bahkan sudah mengabarinya kalau dirinya sudah sampai disana.

Baru saja telepon dari Jessica selesai. Terdengar suara pintu dibuka. Itu pasti Mario.

Reina segera berdiri. Tapi Mario hanya berjalan melewatinya tanpa menyapanya.

"Tunggu!!" Panggil Reina. "Rio!! Kenapa kamu pulang malam begini?"

"Bukan urusanmu!" Mario berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu sudah makan?"

"Sudah" jawabnya dingin.

"Kamu kenapa sih? Kok kamu jadi cuek begitu?" Reina menarik baju Mario.

"Tidak apa-apa" Mario menepisnya. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Tunggu!!" Reina mencegah pintunya tertutup dengan kakinya. "Aduh.. duh.." rintihnya karena kakinya terjepit.

Mario segera melonggarkan pintunya.

Dengan cepat Reina masuk dan menutup pintu itu dengan punggungnya. "Rio. Kamu kenapa sih? Kenapa kamu berubah menjadi dingin seperti ini?"

Selfish LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang