Sarah masuk dan menghampiri Reina. "Rei.. kamu rangkumkan semua berkas ini menjadi sebuah file ya. Besok pagi kamu serahkan padaku"
"Baiklah" kata Reina menerima berkas itu.
Setelah Sarah pergi, Mimi mendekat. "Wow.. banyak sekali berkas yang diberikan. Kamu yakin besok bisa menyelesaikannya" Mimi menatap setumpuk berkas yang ada di meja Reina.
"Sekarang jam berapa?" tanya Reina. Ia segera menatap jam tangannya. "Masih jam 2. Jika aku kerjakan ini sekarang harusnya bisa cepat selesai" kata Reina yakin.
"Ohh. Kalau begitu semangat ya. Aku tidak akan menganggumu biar cepat selesai." Mimi memberi isyarat berjuang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sudah waktunya untuk pulang.
Semua orang mulai bersiap-siap untuk pulang. Ada yang meregangkan semua ototnya. Ada yang berdandan. Ada yang langsung menggosip. Tapi Reina tidak terpengaruh. Ia masih tetap fokus dengan layar komputernya.
"Rei.. masih banyak tidak?" tanya Mimi.
"Emm.. lumayan" jawab Reina menaikkan alisnya.
"Mau kami bantu?" tanya Anita.
"Tidak usah. Sudah mau selesai kok. Harusnya setengah jam lagi siap" jawab Reina tersenyum.
"Ohh.. jadi kita tinggal gak papa kan?"
"Iya tidak apa-apa"
"Kalau begitu kami pulang duluan ya"
"Hati-hati di jalan ya" kata Reina.
"Bye Rei. Semangat!!" ucap mereka berdua.
Setelah Mimi dan Anita pulang. Willy mendekati Reina. "Rei.. mau kubantu?"
Reina menoleh menatap Willy. "Tidak usah. Kamu pulang saja. Sudah mau siap kok"
"Aku tunggu kamu ya."
"Jangan. Kamu tidak perlu menungguku. Nanti aku jadi tidak bisa konsentrasi" kata Reina gugup.
Willy tersenyum. "Ya sudah kalau begitu. Nanti jika kamu sudah siap. Kamu telepon saja aku. Aku akan datang menjemputmu"
Dalam hati Reina ingin menolaknya lagi. Tapi ia mengurungkan niatnya. "Baiklah" jawabnya kemudian.
Willy pun pamit pulang.
Kini tinggal Reina sendirian di dalam ruangannya.
Sudah bukan kali pertama ia bekerja lembur seperti ini. Jadi ia sudah mulai terbiasa.
Akhirnya setelah mengerjakan secara marathon. Semua berkas itu selesai juga disulap menjadi sebuah file yang singkat, padat dan jelas.
Reina meregangkan semua ototnya yang sudah mulai tegang. Ia melirik jam tangannya. "Astaga!! Sudah jam 9 malam. Aku harus segera pulang"
Setelah selesai membereskan barangnya. Ia pun bergegas keluar dari ruangannya.
Pintu ruangan bosnya terbuka. Dan dari dalam Mario keluar sendirian dari ruangannya.
Mereka berpapasan. Reina hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan cepat ke arah lift.
Saat pintu lift hendak menutup. Sebuah tangan menahannya dan pintu kembali terbuka. Mario ikut masuk ke dalam. Kini Reina harus berdiri bersama dengan Mario di dalam lift. Reina berdiri dengan canggung. Ia terlihat gelisah.
"Kamu kenapa baru pulang?" tanya Mario tiba-tiba.
"Aku lembur"
"Aku juga tau kamu lembur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...