Reina sedang berdiri sendirian menunggu taxi yang lewat ketika tiba-tiba ada sebuah sepedamotor yang berhenti tepat di depannya.
Ia sudah tau begitu melihatnya.
"Ngapain kamu?" tanya Reina.
"Yuk.. aku antar pulang"
"Gak usah deh. Nanti kena skors lagi" tolaknya.
"Makanya cepat pakai helm ini." Willy melempar sebuah helm.
Dengan sigap Reina menangkapnya. Ia menggerutu sedikit sebelum memakainya. Tapi ujungnya ia tetap nurut duduk di boncengan Willy.
"Kamu mau membawaku kemana?"
"Ya pulang. Kenapa? Kamu tidak mau pulang?"
"Mau lah. Kirain.."
"Kenapa? Sepertinya kamu berharap aku membawamu kemana gitu"
"Tidak juga"
"Kalau begitu ayo!!"
Willy melajukan sepedamotornya dengan kencang hingga tangan Reina otomatis memeluk pinggang Willy.
Setelah beberapa menit. Mereka berhenti di sebuah tempat.
"Wow" kata Reina yang takjub dengan lampion yang mengeluarkan cahaya warna warni yang bergantungan di atas tali. Dibawahnya banyak meja yang tertata rapi. Dan ada beberapa orang yang duduk di tempat mereka masing-masing.
"Ayo duduk. Aku akan pergi memesan makanan" kata Willy.
Reina hanya mengangguk. Ia masih mengagumi lampion-lampion itu.
Dari kejauhan matanya tertuju pada seseorang yang duduk di seberangnya.
Seorang wanita muda sedang bermain dengan seorang balita perempuan yang sangat cantik. Mereka tampak bahagia. Tidak berapa lama seorang wanita paruh baya ikut duduk bersama mereka.
"Itu kan mantan istri Mario.. siapa namanya ya? Aku lupa.." gumamnya berusaha mengingat. "Ahh aku tidak ingat lagi namanya. Tapi anaknya cantik banget seperti mamanya. Kenapa wanita cantik seperti itu bisa bercerai dengan Mario ya? Aneh.."
"Hei.. kamu kenapa berbicara sendiri?" tanya Willy mengagetkannya.
"A.. aku itu sedang nyanyi." kata Reina dengan tawa yang hambar.
"Benarkah?!" tanya Willy tidak yakin.
"Oh ya kamu kenal wanita itu?" tunjuk Reina.
"Tidak" Willy menggelengkan kepalanya. "Kenalanmu?"
"Tidak. Aku hanya merasa seperti pernah melihatnya." bohongnya.
"Oh ya ngomong-ngomong kamu sudah bekerja di perusahaan ini berapa tahun?" tanya Reina lagi.
"Ehmm sudah tiga tahun. Kenapa?"
"Tidak. Aku hanya penasaran" Reina tertawa.
"Kenapa pertanyaanmu random begitu? Aku jadi curiga"
"Sudah tidak usah curiga-curiga. Makan saja makananmu itu. Nanti keburu dingin." kata Reina.
Willy menatapnya sebentar sebelum kemudian ia menyantap makanannya.
Mereka lalu menikmati makan malam mereka sambil sesekali tertawa.
****
"Hei.. kalian sudah tau belum. Ada kabar bagus nih.." bisik Anita yang baru datang sambil mengangkat piring berisi makan siangnya ke meja tempat Reina dan Mimi sedang menikmati makan siang mereka di kantin.
"Oh ya kabar apa?"
"Katanya bakal ada liburan bersama di villa bos yang ada di pinggir pantai"
"Wah kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...