Ting.. tong..
"Siapa sih yang tekan bel malam-malam gini?" gerutu Jessica yang sedang asik makan popcorn sambil menonton televisi.
"Sana buka gih.." pinta Alex yang langsung mengambil popcornnya dari tangan Jessica.
"Ihhh.." Jessica memonyongkan bibirnya kesal melihat Alex. Dengan malas ia berjalan ke arah pintu.
Sekali lagi bunyi bel terdengar.
"Iya.. iya" jawabnya malas.
Begitu pintu dibuka, ia kaget karena langsung dipeluk.
Terdengar suara sesunggukkan di telinganya.
"Rei.." Jessica menyadari bahwa itu adalah Reina yang sedang menangis. "Kamu kenapa?" tanyanya pelan-pelan melepaskan pelukan Reina.
"Kak.. aku sedih"
"Kamu sedih kenapa? Kamu sendirian? Mana Mario??" tanya Jessica yang tidak melihat ada Mario di belakangnya.
Reina tidak menjawab. Ia masih menangis.
"Kalian bertengkar ya gara-gara kakak kirim foto itu??" tanyanya.
"Aduh tau gitu aku tidak mengirimnya padamu. Tunggu kamu pulang baru kasih kamu lihat saja kalau membuatmu jadi sedih seperti ini" lanjutnya lagi merasa bersalah.
"Tidak kak.. aku bukan menangis karena foto itu" Reina menggeleng.
"Lalu?"
"Mereka sudah bertemu"
"Mereka? Siapa?"
"Mario dan istrinya"
Jessica tampak mengerti. "Jadi karena itu dia tidak pulang bersamamu ya?"
"Bukan."
"Jadi??" Jessica semakin heran.
"Dia menemani istrinya melahirkan"
"Melahirkan?!!" Teriaknya kaget.
"Siapa melahirkan?!" Alex sampai muncul dari belakang Jessica mendengar suara teriakan Jessica yang begitu kencang.
"Kucing yang melahirkan" jawab Jessica ketus. "Dasar mau tau aja!! Pergi. Pergi.. " usirnya.
Alex mencibir lalu masuk kembali ke dalam.
Setelah Alex pergi. Jessica kembali bertanya. "Maksudmu tadi istrinya melahirkan ya? Gimana ceritanya?"
"Awalnya aku melihat mereka berpelukan. Dan tiba-tiba saja wanita itu kesakitan. Ada air yang mengalir dari kakinya. Ternyata ketubannya pecah. Jadi aku mengantar mereka berdua ke rumah sakit. Setelah itu Mario menemani istrinya itu operasi. Saat keluar dari ruangan operasi, Mario tampak sangat bahagia. Sedangkan aku seperti orang bodoh menunggunya diluar." kata Reina terisak.
"Dasar anak bodoh. Karena hal itu kamu menangis ya? Kan kakak sudah katakan padamu jangan sampai jatuh cinta padanya. Tapi ternyata kamu memang sudah jatuh cinta padanya ya" Jessica mengelus kepala Reina pelan.
"Aku harus bagaimana kak.. Aku sedih sekali.." Reina mengusap airmatanya.
"Menangislah sepuas kamu bisa. Setelah itu kamu tidak boleh menangis lagi untuknya. Anggap saja dia itu hanya orang yang numpang lewat saja. Oke" hibur Jessica.
Reina mengangguk.
Setelah menangis lama, ia lalu merebahkan dirinya diatas kasur.
"Ternyata orang yang kusuka beberapa tahun yang lalu juga tetap tidak bisa kugapai saat ini juga. Ternyata aku memang tidak berjodoh dengannya." Gumamnya tersenyum bodoh. Ia menutup matanya denga lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...