"Hai, Syaluna?" Sapa Joana ke Syaluna yang duduk sendirian di kursi perpustakaan.Joana berada di perpustakaan kampus hari ini, ia berpura-pura kaget bertemu dengan Syaluna. Padahal Joana sengaja mengikuti Syaluna sejak gadis itu berada di kantin.
"Eh, Jo?" Sapa Syaluna balik. "Sini sini duduk disini aja." Syaluna menunjuk kursi di depannya membuat Joana dan Syaluna berhadapan.
"Buset!! Lo ngambil buku banyak banget?" Joana melihat buku-buku berserakan dan terbuka di meja.
"Iya nih.. Gila tugas gue banyak banget dan referensi nya harus dari buku. Mumet banget sumpah." Syaluna sibuk membolak-balikan buku di hadapanya.
"Padahal kalo liat internet lebih gampang ya?"
"Banget! Di buku gini malah bikin ribet." Syaluna melirik Joana sekilas, "Lo juga ada tugas?"
"Um.. Ya.. Gitu deh tapi disini gak ada bukunya." Joana menggaruk kepalanya.
"Oh gitu.." Syaluna menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Terus lo mau langsung balik?"
"Entaran deh mau ngadem dulu, udah keburu masuk jadi males keluar lagi." Kata Joana.
Syaluna terkekeh pelan, Joana memperhatikan itu. Joana bingung kapan harus memulai obrolan tentang Taksa ke Syaluna. Takut timing nya tidak pas dan merusak semuanya.
"Hg.. Tumben Sya lo gak sama Taksa?" Santai Joana sambil mengambil satu buku di meja dan berpura-pura membaca buku itu.
Syaluna menoleh, "Paling entar dia kesini nya, dia masih kelas soalnya."
Joana membulatkan bibirnya tanda mengerti dan mengangguk.
Sekarang Joana bingung harus bicara mulai dari mana, dan membuat percakapan yang bagaimana lagi. Untungnya Joana melihat Syaluna memasukkan sebagian bukunya ke tas dan menyusun sebagian lagi di samping meja.
"Udahan Sya?" Tanya Joana.
Syaluna menggeleng, "Belum.. Tapi gue udah nemu point-point nya jadi gampanglah entar." Syaluna terkekeh pelan.
"Terus lo mau balik?" Tanya Joana lagi dengan cemas. Bisa gagal rencana nya kalau Syaluna balik duluan!
Syaluna menggeleng lagi, melihat itu membuat Joana diam-diam bernafas lega.
"Gue mau nunggu Taksa disini aja." Kata Syaluna.
"Lo deket banget ya sama Taksa?" Joana memulai umpannya.
Kali ini Syaluna mengangguk sambil tersenyum, "Bisa di bilang begitu sih. Gue kenal Taksa dari kelas dua SMP, Um.. Berapa taun ya itu..." Syaluna berpikir.
"Tujuh tahun."
"Bener tujuh tahun." Syaluna menelungkupkan tangannya di meja.
"Berarti lo udah kenal dia banget dong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DENGAN
Romance[[[SELESAI]]] Tentang, Aku, Kamu, & Dia yang rumit karena kebetulan, kebetulan yang menyakiti aku, kamu, dan dia dengan waktu yang terperangkap oleh takdir dan dipisahkan pula dengan alasan takdir -July, 2021