"Lo apaan sih!?" Sentak Joana. Gadis itu mengelus pergelangan tangannya yang memerah akibat di tarik Taksa tadi. Ia menatap Taksa kesal.
Joana dan Taksa berada di pelataran parkiran motor kampus. Taksa tidak menghiraukan ucapan Joana tadi, ia memilih menaiki motor Kawasaki W175 putih nya dan memakai helm.
"Pake." Taksa melempar salah satu helm nya ke Joana. Untungnya gadis itu berhasil menangkapnya.
Joana menatap Taksa bingung, ia masih memegang helm nya dan tak sadar Taksa sudah mengendarai motornya sampai tepat di hadapannya.
Taksa berdecak dan merebut helm di tangan Joana lalu memakaikan helm tersebut ke kepala gadis itu. "Gue bilang pake bukan di pegang."
Joana menahan napasnya, posisinya dan Taksa begitu dekat sekarang, apalagi saat lelaki itu merekatkan pengait helm tanpa turun dari motornya.
"Naik," Kata Taksa setelah memakaikan helm ke Joana. Tetapi Joana masih bergeming, melihat itu Taksa menurunkan kaca helm Joana dan membuat Joana mengedipkan kedua matanya kaget. "Buru, naik!"
Seolah tersadar, Joana menaikkan kaca helm nya kasar dan menatap Taksa kesal, "Ogah!"
Joana berjalan ingin meninggalkan Taksa tetapi Taksa menahan tangannya. Taksa mematikan mesin motornya, Ia turun dari motor dan menggendong Joana lalu mendudukan gadis itu di motornya.
"Lo apansih?! Lo gila?!" Joana terkaget-kaget dengan ulah Taksa barusan. Ia kini sudah duduk di jok motor lelaki itu.
Taksa menaikkan motornya kembali, "Pegangan." Setelah mengatakan itu Taksa menancap gas dan mengendarai motornya meninggalkan pelataran parkiran kampus dengan Joana di boncengannya.
Joana tidak berpegangan sama sekali, ia bahkan menyisakan jarak di jok motor untuk memisahkan dirinya dan Taksa.
"Lo mau bawa gue kemana sih? Lo jangan macem-macem ya!!" Joana berteriak kencang sehingga suaranya mengalahkan suara hiruk pikuk jalanan.
Taksa mengarahkan spion motornya ke Joana, dan melihat Joana dari sana. "Gue juga gak tertarik buat macem-macemin lo, santai aja."
"Sialan!"
***
"Ini dimanasih? Lo mau nenggelamin gue?!" Joana turun dari motor Taksa tepat saat Taksa memarkirkan motor.
Joana melihat di sekelilingnya.
Tempat yang tenang dan sepi di tepian danau serta bukit-bukit hijau yang mengelilinginya, Tak lupa ada cafe kecil yang tak begitu jauh di pojokan yang di bangun dari kayu dengan lampu-lampu kerlap-kerlip menghiasinya.
Taksa berjalan dan tak memperdulikan Joana, ia menuju ke salah satu kursi yang paling pojok dan dekat danau, dengan lampu kecil di sebelah kursi menjadi penerang.
Joana yang melihat itu berlari mengikuti Taksa, "Lo gila ya?! Udah ngajakin gue secara paksa terus gue nya malah ditinggal gitu aja." Omel Joana yang sudah berjalan di samping Taksa dan mengikuti lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENGAN
Romance[[[SELESAI]]] Tentang, Aku, Kamu, & Dia yang rumit karena kebetulan, kebetulan yang menyakiti aku, kamu, dan dia dengan waktu yang terperangkap oleh takdir dan dipisahkan pula dengan alasan takdir -July, 2021