30. Rumah dan Pelukan

3K 517 50
                                    

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening.

Joana di obati di Tenda Medis, ia sesekali meringis saat obat merah bersentuhan dengan kulitnya yang bersimba darah. Sementara tandu darurat di sebelahnya ada Syaluna yang berbaring, walaupun tidak separah Joana ia masih tetap merasa kesakitan.

Di tenda itu sudah ada Jefri yang sedari tadi duduk di samping Joana. Lelaki itu mengenggam erat tangan Joana saat gadis itu meringis menahan sakit seakan memberi kekuatan. Dan Taksa hanya berdiri di antara tandu Joana dan tandu Syaluna tetapi matanya hanya tertuju kepada Joana.

"Sya, makasih ya.. Maaf udah bikin kaki lo jadi memar lagi." Joana membuka suara pertama kali saat lukanya sudah selesai di obati.

Syaluna menatap Joana sendu, "Gue yang harusnya minta maaf, Jo. Harusnya.. Harusnya gue gak ninggalin lo, kalo aja gue gak pergi lo pasti gak akan separah ini."

"Sya astaga gue gak pa-"

"Kamu ninggalin, Joana? Maksudnya gimana?" Potong Taksa.

Syaluna mengangguk, "Tadi Joana minta aku keluar hutan untuk minta bantuan, harusnya.. Harusnya aku gak ninggalin, aku ngerasa bersalah banget.. Aku.."

"Kamu tau kamu salah, tapi kenapa tetep kamu tinggalin?! Kalo misal tadi batunya gak kuat nahan gimana?? Joana bakal jatoh, Sya! Dia bisa mati, kamu paham gak salah kamu dimana?? Kamu bahkan bisa masuk kasus pembunuhan! Kalo posisinya di balik gimana? Kamu mau gak ditinggalin di posisi mau mati kayak gitu, hah??"

Syaluna terkejut, ia menundukkan kepalanya dan matanya memanas, Taksa yang tidak pernah menaikkan suara ketika berbicara padanya sekarang membentaknya bahkan di saat dia juga kesakitan seperti ini.

"Taksa! Lo apa-apaan sih?! Lo kenapa jadi bentak-bentak Syaluna? Gue yang minta buat di tinggalin, karena resikonya terlalu tinggi kalo dia tetep nekat bantuin gue."

"Dan sekarang lo yang nanggung semua resikonya, lo yang paling terluka parah saat ini! Lo harus tau, Jo! Paling enggak kalo Syaluna bantuin lo, kalian berdua nanggung resikonya bareng-bareng!"

"Lo gak tau kejadiannya gimana! Lo gak ada disana! Lo jangan sok nyimpulin semuanya sendiri, ini pure salah gue bukan salah Syaluna sama sekali." Kini Joana sudah menegakkan punggungnya.

"Haha!" Taksa tertawa singkat, "Oh iya, gue lupa seorang Joana adalah cewek sok mantep di bumi ini! Bahkan di saat lo luka parah kayak gini, lo masih bisa-bisanya bela orang yang udah ninggalin lo ditepi jurang!" Sarkas Taksa.

"TAKSA JAGA MULUT LO! LO UDAH KELEWATAN!" Jefri pun kalut terbawa emosi, ia tidak habis pikir kenapa Taksa se-emosional ini. Bahkan ia terlihat sangat memojokkan Syaluna, gadis yang lelaki itu cintai.

"Lo diem!" Taksa menunjuk Jefri. "Gue bakal anterin lo ke Bandung. Kita balik hari ini." Ucap lelaki itu menatap Joana sangat tajam.

"Gak usah lebay!"

DENGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang