56. Persimpangan Jalan

2.6K 322 28
                                    

Selama dalam perjalanan ke rumah Taksa pikiran Joana terlempar ke beberapa jam yang lalu, saat dirinya bersama dengan Doy.

"Jo.." Panggil Doy, lirih.

Mereka sekarang berada di salah satu cafe dengan pemandangan danau di seberangnya. Cafe ini terbilang cukup mahal, awalnya Joana menolak di ajak Doy kesini. Tetapi lelaki itu memaksa.

"Hm?"

"Kenapa diem aja? Mikirin, Taksa?"

Joana spontan mendongak, "Gila! Kerjaan banget gue mikirin orang yang udah gak mikirin gue sama sekali."

"Siapa tau pas tadi ketemu Taksa lo malah nostalgia."

"Enggak. Gue sama Taksa udah selesai, jadi gak perlu di pikirin banget lah."

"Serius?"

Joana mengangguk, "Gue gak akan jadi cewe bodoh untuk kedua kalinya, Doy."

Doy terdiam sebentar, sebelum bertanya, "Kalo nanti tiba-tiba dia minta lo buat kembali? Gimana?"

Joana tergelak, "Gak mungkin lah! Ngaco lo! Dia sendiri segitu cintanya sama Syaluna."

"Ya siapa tau, kan?"

"Gak mungkin."

Doy mengaduk kopi hitamnya, "Gue boleh minta tolong, gak?"

"Apa? Tiba-tiba banget?"

"Kalo Taksa minta kembali, tolong lo tolak ya, Jo?"

"Hah?"

"Tolong jangan luluh ke Taksa lagi, Jo. Tolong kali ini fokusin diri lo ke gue."

Joana terdiam, di detik berikutnya ia bergumam, "Dia gak mungkin kembali, Doy. Dia gak pernah anggep gue ada."

"Tapi gue punya firasat dia bakalan kembali lagi ke lo dan lagi-lagi dia berhasil ngerebut lo dari gue."

Joana hanya terdiam memandang Doy dengan pandangan yang sulit di artikan.

Tiba-tiba saja Doy mengeluarkan sebuah kotak cincin dan di letakkannya di hadapan Joana.

"Doy? Ini apa?" Joana melebarkan matanya.

"Cincin."

"Buat?"

"Lo."

"Hah??" Joana masih bingung. Ia benar-benar kaget sekarang. "Maksud gue.. Dalam rangka apa lo ngasih cincin?"

"Gue cinta sama lo, dan lo tau itu. Gue pengen sama lo terus, gue berniat buat jadiin lo milik gue selamanya. Gue bisa bahagiain lo, Jo. Lupain Taksa dan gue mohon tolong fokus ke gue."

Joana tertegun, "Doy ini- gue- maksudnya-" Joana menunduk, "-Gue belum siap buat ngejalin hubungan sama siapapun Doy. Bukan karena Taksa atau apa, gue cuma ngerasa diri gue belum pantes buat nerima cinta seseorang. Dan ini juga terlalu cepet, gue gak mau memulai hubungan dengan gegabah lagi.. Gue minta maaf."

Doy hanya menatap Joana sendu, ia di tolak lagi oleh gadis yang teramat ia cintai, "Sesulit itu, Jo..?"

Joana menegakkan kepalanya, "Doy-"

"Paling gak izinin gue buat bikin lo suka lagi ke gue, Jo.. Dan kalo misal- ternyata- gue udah usaha semampu gue dan lo masih tetep gak bisa suka sama gue. Gue ikhlas ngelepasin lo. Untuk saat ini gue gak rela ngebiarin lo sama lelaki brengsek di luar sana, Jo. Termasuk Taksa. Sampai matipun gue gak akan pernah rela."

DENGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang