45. Make a Wish

3.1K 439 110
                                    

Joana terduduk di lobby apartment Taksa, air matanya tak berhenti mengalir, dadanya sesak, ia menangkup wajahnya dengan telapak tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joana terduduk di lobby apartment Taksa, air matanya tak berhenti mengalir, dadanya sesak, ia menangkup wajahnya dengan telapak tangan. Joana bingung harus bagaimana, apa yang harus dia lakukan?

Penyesalan-penyesalan bersemayang di pikirannya. Kenapa Joana tidak bertemu Taksa sejak awal? Kenapa Joana baru mengenal Taksa? Kalau Joana datang lebih cepat di kehidupan Taksa akankah gadis itu bisa menyelamatkan lelaki yang ia cintai dari obat terlarang itu? Joana merasa tak berguna, Joana merasa begitu tidak memperhatikan Taksa. Pantaskah Taksa bersanding dengannya? Joana takut Taksa merasa menyesal telah mencintainya karena Joana tidak bisa memberikan yang terbaik untuk lelaki itu. Joana terlalu pengecut. Joana juga terlalu lemah. Joana benar-benar bingung harus bagaimana.

Joana mendongak dan menghapus air matanya saat ponselnya berbunyi. Mamanya menelpon. Joana menetralkan suaranya walaupun masih terdengar bindeng.

"Iya, Mah?" Ucap Joana sesaat ia mengangkat panggilan telepon.

"Kamu flu?" Tanya Mama Joana di seberang.

"Iya Ma, dikit. Mama kenapa telpon?"

"Enggak ini si Papa nanya, kamu udah mulai uas kan ya hari Senin?"

"Iya, Ma.."

"Berarti abis itu udah gak ada kegiatan apa-apa lagi kan di kampus?"

"Iya udah enggak.."

"Nah! Kamu jangan langsung balik, Mama sama Papa aja yang jemput kamu ke Bandung. Sekalian kita liburan, udah lama-"

"Mah, ntar aja ya bahas liburannya, Joana uas aja belum masa udah ngomongin liburan." Potong Joana.

Terdengar hembusan nafas mamanya di seberang, "Yaudah kalo gitu.. Kamu baik-baik aja kan? kamu kayak abis nangis.."

Joana menahan tangisnya, saat seseorang bertanya ia baik-baik saja apa tidak membuat tangisannya itu semakin deras.

"Jo.. Kamu nangis, kan?" Tanya Mama Joana cemas.

"Mah.. Aku takut.." Lirih Joana sambil terisak.

"Joana, kamu takut kenapa sayang? Kamu bisa cerita ke Mama.."

Joana masih sesegukan, "Mah.. Aku cinta sama cowo, mah.."

"Terus..? Cowonya gak cinta kamu?" Tanya mama Joana hati-hati.

Joana tergelak, "Bukan Ma.."

"Syukur deh.. Terus apa?"

DENGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang