06| Kedua pria yang memusingkan

205 46 2
                                    

"Pasti hari ini melelahkan ya Bun?"

Chaeyeon menoleh dengan cepat dan menemukan Jeno tengah berdiri di ujung tangga. "Eoh? Kenapa kamu terbangun?"

"Tadi kebelet pipis, terus tiba-tiba haus. Pas ke dapur, tahunya bunda belum tidur."

"Sini sayang," ia menepuk sebelah kursinya yang kosong. Anak itu mendekati Chaeyeon dan kini berada disampingnya. "Mau minum air putih atau susu cokelat?"

"Air aja Bun. Tadi bibi udah bikin susu untuk Jeno dan Minjeong."

Chaeyeon mengangguk seraya menuangkan segelas air putih dan diberikan pada si sulung. "Gimana tadi sekolah?"

"Bun.."

"Hng?"

"Daddy tadi jemput kami."

Lengan Chaeyeon yang berada di bibir gelas seketika berhenti berputar. "Apa?"

"Daddy yang antar kami pulang."

"Terus gimana sama paman Winwin?"

"Jeno rasa, paman gak perlu jemput kami lagi Bun. Nanti yang ada Daddy salah paham."

"Tapi.."

"Bunda," Jeno menggenggam kedua lengan sang ibu dan menatap netra teduhnya. "Jeno tahu bunda bohong. Kita bukan lagi liburan, tapi pergi dari rumah karena sekarang mama Miyeon tinggal dirumah Daddy."

"Maaf. Bunda gak bermaksud ngebohongin kalian." Sesal Chaeyeon seraya menunduk. Merasa tidak enak telah berdusta pada anak berusia lima tahun ini.

"Jeno diam bukan berarti Jeno gak tahu, Bun. Tapi Jeno nunggu kejujuran bunda."

"Awalnya bunda mau bilang yang sebenarnya sama kalian. Tapi bunda takut kalian gak paham dan malah salah sangka sama bunda."

"Bunda gak salah. Sekalipun bunda menyerah, Jeno akan tetap dukung bunda. Jangan peduliin Daddy, biarin dia sama mama Miyeon."

"Kenapa Jeno lebih memilih ikut bunda?"

"Karena bunda adalah bunda yang peduli pada kami. Bahkan bunda rela kerja keras untuk biaya hidup aku dan Minjeong."

"Itu udah menjadi tanggung jawab bunda, sayang."

"Maaf, waktu itu Jeno bersikap kekanakan Bun. Jeno cuma sedikit kesal kenapa waktu itu bunda bohong."

"Enggak apa-apa. Kamu berhak marah sama bunda."

"Sekarang kalau ada apa-apa, bunda cerita aja sama Jeno."

"Kamu juga kalau ada masalah, jangan sungkan bilang ke bunda ya?"

Jeno mengangguk ragu. Membuat Chaeyeon bertanya-tanya kegelisahan yang tercipta dari gerak-gerik anaknya.

"Sebenarnya tentang perkara saus itu, Jeno bohong sama bunda."

Dahi Chaeyeon berkerut bingung. "Bohong?"

Bocah ini mengangguk. "Minjeong.."

"Kenapa sama Minjeong?"

"Minjeong dibully teman sekelasnya Bun. Dan dia.."

"Dia?"

"Adek selalu dilempari saus oleh mereka." Anak ini menunduk, menahan tangis di manik indahnya. "Maaf Jeno gak bisa jagain Minjeong."

Hal itu membuat bahu Chaeyeon merasa lemas seketika.

"Lagi-lagi aku gagal menjaga anak-anakku."

Mom's Struggle—

"Kamu bisa gak gantiin aku untuk hari ini?"

Mom's Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang