19| Akal Bulus Eunwoo

110 35 1
                                    

Chaeyeon datang tergesa-gesa ke rumah sakit karena dirinya bangun terlalu lambat hingga lupa bahwa ada pasien yang harus ia tangani pagi ini.

Dan ketika didepan ruangan Eunwoo, perempuan beranak dua itu menghela nafas lalu mengetuk dan masuk kedalam.

"Jam sepuluh kau baru datang?"

"Ya?" Chaeyeon bertanya kikuk.

"Semalam aku menyuruhmu datang jam berapa?"

Ia menunduk sambil memainkan jari-jarinya. "Anda tidak menyebutkan waktu tepatnya, Direktur."

"Dan kau pikir bisa datang sesuka hati?"

"Maafkan saya, Direktur."

"Untuk kali ini kau ku maafkan. Tapi kalau lain kali sikapmu semena-mena lagi, jangan harap aku memberimu maaf."

Sejujurnya dalam hati Chaeyeon mendumal. Bisa-bisanya lelaki itu memerintah dirinya dengan seenak jidat sementara ia sendiri sudah melakukan yang terbaik dengan datang kesini walaupun telat.

Hei. Yang salah itu Eunwoo! Kenapa dia tak mengatakan tentang jam kerjanya? Kalau saja Chaeyeon tahu ia harus sudah ada di rumah sakit pukul delapan, sudah pasti alarm kamarnya berbunyi tepat jam enam pagi karena banyak yang harus diurus sebagai single parent.

"Terima kasih."

"Sekarang kau boleh pulang."

Chaeyeon mendongak dan menatap Eunwoo dengan raut wajah bingung. "Apa?"

"Kau tuli? Perlu ku ulangi lagi ucapan ku barusan?"

Wajah Chaeyeon berubah kesal. "KAU MENYURUHKU KESINI CEPAT-CEPAT DAN SEKARANG MENYURUHKU PULANG?!"

"Siapa suruh telat?"

"YAK CHA EUNWOO!" ia melangkah maju dan berhenti tepat di depan meja kerja lelaki itu. "Jangan mempermainkan aku!"

"Kau berpikir begitu?"

"Kau tahu? Aku bahkan belum sarapan karena ku pikir pasiennya udah nunggu dari pagi. Ternyata ini yang ku dapat?"

"Pasiennya udah ditanganin sama Mark. Kebetulan dia gak ada jadwal operasi jadi aku menyuruhnya mengerjakan tugasmu yang semalam itu."

Kepala Chaeyeon mendadak pening. Ia ingin menangis saja karena kedatangannya sia-sia. "Terus yang tadi kau menyuruhku datang cepat itu untuk apa?"

"Hanya—"

"Aku pergi." Chaeyeon merunduk dan sejurus kemudian memilih untuk mengundurkan diri dari sana dengan perasaan sebal.

Lelaki itu pikir kehidupan Chaeyeon bisa dipermainkan? Oh tentu tidak! Kalau saja ia tidak punya anak dan tak ada yang perlu diurus, mungkin dirinya bisa memaafkan. Namun menurut Chaeyeon, ini terlalu kelewatan.

Saat sedang kesal-kesalnya, Chaeyeon malah diperlihatkan adegan romantis diujung lorong sana. Perempuan berkursi roda dengan seorang lelaki yang tengah menyuapinya dengan telaten meski terasa kaku. Itu yang ia tangkap disana.

Bukan masalah cemburu tentang chemistry kedua orang itu, hanya saja ia sangat mengenali siapa mereka.

"Eoh Chaeyeon-ah?" Si perempuan memanggil dengan sabit di netranya. "Sini!" Lengan wanita itu menggupai, bermaksud menyuruhnya agar lebih mendekat.

Sambil memasukkan tangan pada kedua saku jas nya, Chaeyeon menghampiri. "Apa aku mengganggu kalian?"

"Enggak kok." Balas perempuan tersebut yang kini malah menggenggam lengannya. "Kamu udah sarapan?"

"Eung.. iya.. udah," jawab Chaeyeon ragu. Sebenarnya ia juga lupa apa tadi sempat sarapan terlebih dahulu atau justru langsung bergegas kesini.

"Kok jawabnya setengah-setengah?"

Mom's Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang