Winwin dikejutkan dengan kehadiran Jaehyun di sekolah yang menjadi tempat tempuh pendidikan Jeno dan Minjeong. Memang tidak heran sih kenapa laki-laki itu ada disini, mungkin dia ingin menjemput anak-anaknya.
"Kau disini?" Jaehyun yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. "Kenapa kemarin-kemarin aku meneleponmu, tapi gak kau angkat?"
"Aku sibuk."
"Kau tinggal dimana sekarang?"
"Yakin kau bertanya tentang rumahku? Bukan tempat tinggal Chaeyeon saat ini?"
"Win.. sebenarnya aku—"
"Gak usah ngejelasin, aku udah dengar semuanya dari Eunwoo." Winwin memberi gestur agar Jaehyun tak melanjutkan ucapannya. "Kau pasti menyesal kan?"
"Tolong.. tolong pertemukan aku dengan Chaeyeon. Aku ingin meminta maaf padanya."
"Kau tahu meski gak meminta maaf pun, Chaeyeon tetap akan memaafkanmu. Dia itu orangnya gak tegaan, dan aku yakin hatinya akan kembali luluh kalau kau menemuinya lalu bersujud dihadapannya."
"Tapi aku harus bertemu dengannya. Banyak yang harus aku bicarakan pada Chaeyeon."
"Bicaralah padaku, karena sekarang aku yang bertanggung jawab atas hidup Chaeyeon. Aku masa depannya dan aku calon suaminya. Jadi kalau kau mau bertemu Chaeyeon, kau harus mendapat izinku."
"Harus dengan cara apa aku mendapatkan izinmu?"
"Jawabannya gak ada. Aku gak akan pernah membiarkan kau menemui Chaeyeon. Kau itu adalah sebuah luka baginya. Jadi aku gak mau melihat Chaeyeon sedih ketika dia tahu bahwa kau merasa terpuruk saat ini."
"Win.. tolong aku. Bukankah kita teman?"
"Teman? Sejak dulu pun aku menganggapmu rival! Cukup dulu aja aku mengalah untuk kebahagiaanmu dan Chaeyeon. Kali ini aku gak akan pernah mengalah lagi."
"Kenapa kau tega padaku?"
"Kau juga dulu kenapa tega menyakiti Chaeyeon?"
"Saat itu aku kehilangan arah, Win. Aku benar-benar menyesal."
"Ingat pesan yang aku sampaikan terakhir kali saat itu? Ketika dimana kau hampir menampar Chaeyeon di rumah sakit?"
Jaehyun mengulang semua kejadian. Terutama seperti apa yang diucapkan Winwin barusan.
"Jaehyun. Demi tuhan kalau kau menyesal nanti, aku akan menertawakan mu paling keras! Aku akan membuatmu tersiksa oleh bayang-bayang disaat kau menuduh dan memperlakukan Chaeyeon dengan buruk. Karma akan datang, Jae. Kau hanya tinggal menunggu, kapan giliranmu akan sampai."
"Aku ingat dengan jelas kata-katamu saat itu, Win. Dan kau benar. Aku selalu terbayang-bayang akan kesalahanku yang selalu memperlakukan Chaeyeon dengan buruk. Karma itu benar menghampiriku dan rasanya aku seperti mau mati." Jaehyun menengadah dengan pandangan sendu. "Tapi apa gak boleh sekalipun aku bertemu Chaeyeon? Apa saat itu adalah saat terkahir aku melihatnya lagi?"
"Benar. Mungkin untuk selamanya kau gak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi."
"Apa maksudmu?"
"Chaeyeon menderita kanker darah dan waktunya gak lama lagi."
Saat itu juga, Jaehyun seperti disambar petir disiang bolong. Hatinya hancur bahkan rasanya terlalu sesak didada. Oksigen seakan hanya bisa sedikit untuk dihirup karena pangkal tenggorokannya terasa dihimpit.
"K-kau bercanda kan?"
"Penyakit bukanlah bahan untuk guyonan, Jae. Kau tahu itu."
"Enggak.. Jung Chaeyeon ku.. dia gak mungkin.. penyakitnya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom's Struggle [END]
Fanfiction"Apakah ada secercah harapan untukku, Jeno dan Minjeong hidup bahagia?" Jaehyun ft. Chaeyeon