"Chaeyeon.."
Ia menghentikan pergerakan saat suara pria menginterupsi. Tubuhnya lantas berbalik dan menghadap pada pria yang sekarang ini dapat dirinya andalkan selagi Winwin pergi.
"Oh, Eunwoo-ya.."
Lelaki itu tersenyum. Tanpa Chaeyeon tahu bahwa, tadi Eunwoo mendengar dengan sangat jelas perdebatan antara wanita ini dengan Jaehyun. Bukan maksudnya lancang, namun itu tak sengaja tertangkap oleh indera pendengar milik Eunwoo.
Jaehyun yang bajingan itu.. astaga! Eunwoo menyesal tadi langsung pamit karena tak mau membuat Chaeyeon semakin merasa sedih sebab rasa iba yang ditunjukkan Eunwoo nanti.
"Kau.. baik-baik aja?"
"Kenapa bertanya? Bukankah kita masih bertengkar?"
"Butuh sandaran?" Eunwoo menepuk bahunya dengan mengangguk.
"Memangnya kau pikir aku kenapa?"
"Jangan berpura-pura kuat. Kalau ditahan, kepalamu bisa pecah nanti."
"Maksudmu apa sih?"
Tanpa aba-aba, Eunwoo langsung memeluk Chaeyeon dan membiarkan wanita itu tenggelam dalam dada bidangnya.
Benar kan? Selang beberapa menit saja, tangisan pilu sudah terdengar. Isakkannya benar-benar menyakitkan dan Eunwoo tahu Chaeyeon menahannya sejak tadi karena harus terlihat cerita dihadapan anak-anaknya.
"Aku.. aku harus bagaimana lagi?"
"Kau tahu? Dia.. semakin membenciku. Jaehyun selalu berpikir negatif tentang aku.."
"Aku mau nyerah aja. Bisa gila kalau aku terus mempertahankan anak-anak sementara sikap Jaehyun semakin membuatku muak."
"Eunwoo.."
Chaeyeon terus berceloteh walaupun sedikit tersendat karena terisak. Wanita ini pun beberapa kali menghisap rinorrhea yang menumpuk di hidungnya.
"Gak apa-apa Chaey. Kau harus keluarin semua unek-unek mu padaku supaya lebih lega."
"Jaehyun itu bajingan! Dia lebih dari kata brengsek! Demi tuhan, aku ingin menghabisinya sekarang juga!"
"Kalau gitu kau harus bangkit! Kau sakiti dia dengan perlahan agar Jaehyun lebih menderita darimu."
Dalam pelukan, Chaeyeon menggeleng. "Gak bisa. Aku terlalu mencintainya."
"Ck. Susah ya ngomong sama orang bucin."
Chaeyeon menengadah untuk menatap wajah Eunwoo. "Kau kan gak pernah mencintai seseorang setulus aku!"
"Kalau gitu biarkan aku merasakan tulusnya cintamu!"
"Astaga! Aku mual mendengarnya!" Dilepaskannya pelukan Eunwoo dan malah meletakkan kedua tangan di depan dada. "Terlalu lebay! Yang kau ucapkan tadi itu terlalu berlebihan! Aku sampai mau muntah!"
Bukannya marah, Eunwoo malah kembali tersenyum. "Aku senang kau dalam mode kesal lagi. Itu tandanya emosimu udah baik-baik aja sekarang."
"Terima kasih. Kau selalu merelakan jas kerjamu basah karena air mata dan ingusku."
"Apa? Ingus?"
"Ups! Tadi aku makan pedas sama anak-anak, jadi pas nangis keluarnya malah makin banyak. Hehe."
"Karena aku berhasil membuat moodmu kembali baik, tolong cuci snelli ku ini ya? Kau bisa mengembalikannya kapan aja."
"Loh kok kamu malah nyuruh aku nyuci jas kamu si?"
"Kan kamu yang udah bikin kotor. Tuh liat ingusnya nempel banyak banget!"
"Ya udah iya. Lepas jasnya! Biar aku yang cuci setelah sampai rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom's Struggle [END]
Fanfiction"Apakah ada secercah harapan untukku, Jeno dan Minjeong hidup bahagia?" Jaehyun ft. Chaeyeon