Malam hari, tepatnya pukul setengah sepuluh Chaeyeon pulang kerumah untuk mengganti pakaian dan membawa baju ganti yang akan dipakainya dan Minjeong esok hari. Kemungkinan mereka akan menginap diasrama khusus dokter karena Chaeyeon sama sekali tak bisa meninggalkan Jeno sendiri dirumah sakit.
Bukan masalah tak percaya pada pihak medis. Namun Chaeyeon hanya takut Jeno membutuhkan sesuatu dan tak ada yang datang saat itu, jadi ia memutuskan terjaga disepanjang malam untuk menemani putra pertamanya.
Banyak dokter yang menginap di asrama. Bahkan terkadang ada yang begadang disana dan terlelap sebentar hanya untuk melepas penat.
Ketika sampai di pekarangan rumah, tanpa membangunkan Minjeong, Chaeyeon langsung masuk kedalam. Membawa satu tas ukuran sedang dan satu lagi yang kecil milik Minjeong untuk sekolah.
Setelah selesai, ia kembali masuk kedalam mobil dan meninggalkan halaman depan rumah. Untungnya jalanan masih ramai karena beberapa gedung dan fasilitas negara banyak yang buka 24jam. Jadi kota Seoul tidak pernah mati aktifitasnya.
Sekilas ia tengok kearah samping. Putri bungsunya masih terlelap dengan bantal lingkaran yang bertengger dilehernya. Chaeyeon tersenyum manis, menyayangkan gadis kecilnya yang tak terasa kini sudah berusia lima tahun.
"Kelak nanti, bunda mau kamu bisa menghargai orang-orang disekitarmu." Chaeyeon bergumam. "Bunda juga mau yang terbaik untuk masa depanmu. Jadi, tolong jangan terlalu mengalah seperti bunda. Kamu harus menjadi wanita yang kuat karena mungkin bunda gak bisa selamanya menjadi pendorong kehidupanmu."
Dahulu sewaktu masih di panti, Chaeyeon tak jauh berbeda dengan Minjeong. Ia juga menjadi korban bully dan bahkan dirinya sempat beberapa kali terapi ke psikiater dibantu oleh anak dari panti asuhan yang saat itu bekerja di sebuah rumah sakit wilayah Daegu.
Entah karena apa mereka tak mau menemani Chaeyeon, yang jelas setiap harinya ia harus menerima cacian yang mengatakan bahwa dirinya cacat karena tubuh terlalu kurus dan terdapat banyak memar hasil pukulan dari wanita bernama Jiyeon (gadis kecil sebayanya).
Ia tak memendam kebencian. Tidak sama sekali. Justru Chaeyeon sangat menyayangkan kenapa dari dulu hingga sekarang dirinya masih tetap sama, lemah dan terlalu penurut. Ketika saat itu Jiyeon membohonginya dan berakhir terkurung di kamar mandi pun, yang bisa dilakukannya adalah menangis sampai ibu panti akhirnya menemukan Chaeyeon pingsan karena terkurung 6 jam lamanya.
Mungkin di kehidupan sebelumnya, ia pernah membuat kejahatan yang amat besar sampai Tuhan memberikan ujian hingga turun ke anaknya. Chaeyeon harus menghentikan pembullyan Minjeong sebelum penyakit merenggutnya.
Namun percayalah. Chaeyeon yakin Minjeong memiliki malaikatnya tersendiri. Dia adalah Jung Jeno. Setiap kali Minjeong mendapat masalah dari teman-temannya, bocah lelaki itu akan bersedia menjadi tameng. Sama seperti ia dulu kecil.
Namanya Dong Sa Sung. Wajahnya sangat imut dan meski terlihat lemah, Sa Sung tak tinggal diam melihat Chaeyeon disiksa teman-temannya. Lelaki itu bahkan mendapat peringatan beberapa kali dari ibu panti karena memukul Jiyeon. Dan sayangnya mereka terpisah karena anak itu diadopsi oleh pasangan suami istri.
Tok-tok!
Chaeyeon yang baru selesai memarkirkan mobil terkejut saat mendengar ketukan dari jendela kaca mobilnya.
Sambil menggendong Minjeong, ia keluar dari mobil dan menatap heran kearah lelaki ini. "Kenapa kau ada disini?"
"Bagaimana keadaan Jeno? Ku dengar dia masuk rumah sakit."
"Pasti Eunseo yang bilang tentang hal itu padamu, kan?"
"Kau pikir darimana lagi aku tahu berita mu kalau kamu aja selalu menghindar dariku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom's Struggle [END]
Fiksi Penggemar"Apakah ada secercah harapan untukku, Jeno dan Minjeong hidup bahagia?" Jaehyun ft. Chaeyeon