Dengan wajah pucat dan kepala terasa berputar, Chaeyeon melangkah tertatih untuk sampai kedalam ruangannya. Hari ini kebetulan jadwalnya hanya menangani satu pasien untuk operasi transplantasi hati di ruangan Orchid, jadi mungkin dirinya bisa beristirahat sebentar agar operasi nanti sore berjalan lancar.
Kini Chaeyeon tengah bersandar pada kursi kerjanya. Semua beban pikiran seakan sulit untuk diatasi. Belum lagi Jeno yang mengeluh kesakitan pada bagian ginjal sebelah kanannya. Padahal sudah beberapa kali ia memberi tahu sang putra untuk lebih sering meminum air putih.
Tok-tok!
"Masuk,"
"Selamat pagi Dokter Jung."
"Iya. Selamat pagi."
"Dokter Jung baik-baik aja?"
"Hm. Jangan khawatir, aku gak apa-apa."
"Tunggu disini sebentar, dokter. Saya ingin memberi tahu dokter Lee dulu." Perawat itu langsung keluar ruangan dengan tergesa-gesa, sementara Chaeyeon menutup matanya untuk menahan rasa sakit di kepala.
Sejak pagi sebelum berangkat, ia sudah lebih dari tiga kali keluar masuk kamar mandi untuk mengeluarkan isi didalam perut yang bahkan sejak kemarin Chaeyeon hanya makan dua kali dan pagi tadi belum sarapan sama sekali.
Apa ini karena penyakit tukak lambungnya yang semakin parah? Tapi ruam-ruam ditubuhnya muncul kembali. Kalau Winwin tahu hari ini kankernya kambuh, pasti lelaki itu akan memintanya keluar dari tempat kerjanya saat ini dan menyuruhnya untuk lebih fokus pada penyembuhan.
Andai hidup bisa semudah itu, mungkin Chaeyeon akan lebih memilih untuk diam dirumah dan terus rebahan. Sayangnya 'uang' adalah segalanya. Kalau ia ingin hidup tenang dan bahagia, setidaknya kehidupan dirinya dan anak-anak harus terpenuhi.
Dan uang harus dicari dengan bekerja. Belum lagi Chaeyeon tahu bagaimana akhir jalan cerita hidupnya yang pasti akan lebih parah dari ini. Menderita kanker selama tujuh tahun lebih bukanlah hal yang mudah. Selain ajal, yang Chaeyeon takuti adalah kedua anaknya.
Sebagai seorang dokter, Chaeyeon tentu tahu tubuhnya harus lebih banyak beristirahat. Kanker akan lebih cepat menyebar ketika seseorang kelelahan karena terus memforsir tubuhnya.
Saat bersama Jaehyun, Chaeyeon masih bisa bersantai. Ia tak pernah sampai kelelahan seperti ini, baik pikiran maupun batinnya.
Cklek!
"Dokter Jung!"
"Mark.."
"Astaga! Dokter kenapa?!"
"You okay?"
"I'm okay, but.." ia tak bisa lagi membendung rasa sakitnya. Airmata mulai menetes, memperlihatkan bahwa Chaeyeon benar-benar rapuh. "It's very hurt."
"Kau harus diperiksa kak!"
Chaeyeon menggeleng keras. Tentu saja ia menolak pemeriksaan organ dalamnya karena dirinya yakin ketika hasil lab keluar, Chaeyeon langsung ditendang dari rumah sakit ini serta surat izin prakteknya dicabut.
"Kalau kakak gak mau diperiksa, aku bilangin direktur Cha!"
"T-tapi Mark.."
"Masalahnya dua bulan yang lalu pun kakak sakit dan sampai harus dirawat selama empat hari. Kalau ini dibiarkan, bisa bahaya kak!"
Chaeyeon memberontak ketika Mark mulai mengangkat tubuhnya. Semua pergerakan terasa sia-sia karena ia tak ada tenaga lebih hanya untuk melawan lelaki itu yang jelas badannya saja lebih besar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom's Struggle [END]
Fanfic"Apakah ada secercah harapan untukku, Jeno dan Minjeong hidup bahagia?" Jaehyun ft. Chaeyeon