20| Teka-teki

100 32 1
                                    

Ini salah. Seharusnya Miyeon meminta izin dulu pada sang suami untuk datang kerumah orang tuanya. Bukan langsung pergi begitu saja ketika Jaehyun berangkat kerja pagi tadi.

"Selamat pagi, Ma." Sapa Miyeon takut-takut.

Perempuan angkuh yang ia sebut 'Mama' itu hanya menoleh sekilas, kemudian pandangnya kembali lagi pada apa yang ditontonnya.

"Kau datang juga akhirnya."

Dengan ragu, Miyeon melangkah mendekati sofa. Kemudian duduk disamping ibunya. "Ma, Miyeon.."

"Bisa gak sih kamu ngelakuin sesuatu tuh yang becus?! Bukannya berhasil merebut hati Jaehyun, kamu malah masuk rumah sakit!" Gayoon memandang putrinya dengan tatapan benci. "Tahu gak? Dengan begitu kamu tuh mempersulit hidupnya!"

"Mama kenapa sih bisanya cuma marah, marah dan marah? Sekali aja mama bersikap baik sama Miyeon, ma. Jatuh di kamar mandi juga bukan keinginan aku ma! Itu murni kecelakaan."

"Udah mulai ngebantah ya?! Masih untung dulu saya mau merawat kamu! Mana balas Budi kamu sama saya, hah?!"

"Tapi mama gak bisa jadiin aku alat untuk memperdaya Jaehyun!"

"Miyeon ingat," Gayoon menyentuh wajah Miyeon dengan perlahan. "Keluarga kita itu bergantung pada Jaehyun. Papa semakin kaya karena tuan Jung memberikan asetnya pada kita!"

"Dan aku yang jadi sasaran?" Miyeon mendecih. "Pernah gak sih mama mikir kalau selama ini aku tersiksa jadi istri Jaehyun?"

"Kamu aja yang bodoh! Wajahmu itu lebih cantik dari Chaeyeon! Masa naklukin hati Jaehyun aja kamu gak bisa?"

"Ma, perasaan itu gak bisa dipaksa! Aku nyesel waktu itu nerima tawaran mama untuk datang ke hotel dan menggoda Jaehyun!"

"Jangan kurang ajar! Kamu lupa tujuan awal kamu merusak rumah tangga mereka, hah?"

"Tapi sekarang Miyeon sadar kalau tindakan yang Miyeon lakukan itu salah! Gak seharusnya Miyeon hadir diantara mereka."

Lengan Gayoon yang awalnya berada di wajah Miyeon beranjak naik ke rambut, kemudian menariknya. "Kau pikir dengan menyesal bisa membuat orang yang mati hidup kembali?"

"Aakhh sakit ma!" Miyeon merintih berusaha melepaskan lengan ibunya. "Mama gak ngerti!"

"NURUT SAMA MAMA ATAU KAMU AKAN TAHU AKIBATNYA!" pekik wanita paruh baya itu kemudian melepaskan tarikan dirambut Miyeon. "Mama bakal bongkar semua kebusukan kamu selama ini, Miyeon! Tentang rencana awal kamu membuat Chaeyeon menderita dan berakhir bunuh diri!"

"Mama!"

Gayoon bangkit. Dengan lengan yang bersedekap dada, sang ibu berjalan kesana kemari dengan langkah pelan. "Gimana ya kira-kira reaksi semua orang? Apa Jaehyun bakal tetap diam?" Dia berpose layaknya berpikir. "Aaah jangan lupa, Eunwoo juga bisa aja membencimu. Atau.. kau justru mau Winwin marah besar dan akhirnya ikut mengadilimu?"

"Jangan bawa-bawa Winwin ma! Dia gak ada sangkut pautnya sama hal ini!"

"Munafik! Padahal dulu kau yang mau Winwin sama Chaeyeon bertengkar!"

"Oke, cukup! Miyeon masih ada di kubu mama." Finalnya. Melawan pun percuma. Gayoon memiliki segalanya untuk dijadikan tameng dan Miyeon benci berada di situasi seperti ini.

Siapa yang bisa ia mintai tolong? Kalau saja Miyeon jujur pada Jaehyun yang sebenarnya bahwa semua kekacauan ini ibunya lah dalangnya, lelaki itu pasti akan menggugatnya ke pengadilan.

Oh ayolah. Miyeon memiliki nyawa lain yang harus ia jaga sampai lahir nanti. Setidaknya Miyeon bisa menunggu penderitaan ini selama empat bulan lebih karena sekarang kandungannya sudah memasuki usia enam bulan dan membutuhkan masa-masa istirahat setelah melahirkan.

Mom's Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang