48| Pelukan dan Pesan terakhir

176 39 18
                                    

"Ada barang-barang lagi yang mau dibawa?"

"Enggak ada. Tapi aku harus ke supermarket untuk beli jaket dan Hoodie baru."

"Aku temani ya?"

Chaeyeon menggeleng. "Kamu berangkat kerja aja, aku bisa kok pergi sendiri."

"Serius?"

"Iya Win. Nanti kalau ada apa-apa aku langsung telepon kamu, janji deh."

"Oke. Aku pamit sekarang ya?" Winwin memeluk Chaeyeon sebentar kemudian pergi. Tak lupa mengingatkan Chaeyeon agar tak lupa meminum obatnya.

Semalam ia baru saja pulang setelah dirawat satu Minggu lebih di rumah sakit pasca operasi. Dan hari ini ia mempersiapkan barang-barang agar besok mereka— Chaeyeon dan Winwin bisa berangkat ke Jeolla pagi-pagi setelah sarapan.

Namun sebelum itu, ia harus memastikan bahwa keadaan kedua anaknya baik-baik saja. Maka dari itu Chaeyeon beralasan pada Winwin ingin membeli pakaian baru yang padahal ia manfaatkan untuk bertemu Jeno da Minjeong.

Bukan Winwin melarangnya untuk bertemu lagi dengan kedua buah hatinya, bukan. Chaeyeon hanya tidak ingin membuat Winwin khawatir karena ia kemungkinan besar akan bertemu dengan Jaehyun nanti. Tahu kan betapa bencinya lelaki itu pada Jaehyun?

Setelah mengunci pintu rumah Winwin, ia menyetop taksi untuk pergi menuju kerumah Jaehyun dan Miyeon tinggal. Seperti yang Chaeyeon dengar dari perawat, pagi ini Jeno sudah diperbolehkan pulang. Jadi ia tak perlu datang ke rumah sakit lagi.

Semoga saja ia datang tepat waktu disana sebelum mereka pulang. Karena Chaeyeon tak berniat sama sekali untuk muncul dihadapan kedua anaknya, ia mungkin hanya memandang kepulangan Jeno dari kejauhan.

Sepanjang perjalanan, Chaeyeon memegang bekas luka operasinya. Meski belum sembuh total, tapi ia sudah diperbolehkan berjalan meskipun tidak dianjurkan untuk banyak bergerak.

Luka jahitan itu masih agak basah dan bisa lepas kapan saja. Yang jadi bahayanya adalah takut terkena infeksi dan justru akan berdampak buruk pada kondisi kesehatannya.

Setelah menempuh perjalanan satu jam, Chaeyeon sampai di persimpangan terdekat dengan rumah Jaehyun yang berlokasi dipusat kota Apgujeong. Ia pun segera turun dari mobil dan berjalan sedikit untuk sampai di ujung gang.

Seperti aksinya didukung oleh Tuhan, dari ujung sana terlihat Jaehyun dengan Miyeon yang tengah menggendong bayinya serta Jeno dan Minjeong yang mengapit masing-masing tangan Jaehyun berjalan melewati taman yang Chaeyeon pakai untuk tempat bersembunyi. Ia rela mengintip dari sisi dinding agar tak ketahuan.

Dan ketika mereka sudah tidak terlihat lagi, Chaeyeon keluar dari tempat persembunyian untuk melihat Jeno dari belakang.

Benar. Kondisi putra sulungnya kini baik-baik saja. Chaeyeon ikut senang karena ia akhirnya bisa meninggalkan kedua anaknya dalam damai tanpa takut terjadi sesuatu lagi. Ia yakin kehidupan Jeno dan Minjeong akan lebih baik kedepannya meski tak ada dirinya yang menjadi penopang hidup bagi kedua bocah itu.

"Sehat-sehat ya sayang. Bunda janji akan lebih memperhatikan kalian dari atas sana. Maaf bunda belum bisa memberikan yang terbaik untuk kalian, tapi setidaknya bunda udah berkorban untuk kalian meski belum semaksimal mungkin."

Chaeyeon menangis. Kali ini tangisan bahagia, bukan kesedihan atau kekecewaan. Ia tak menyesal melakukan semuanya pada Jeno dan Minjeong, karena itu memang harus dirinya lakukan sebagai seorang ibu.

"Tugas bunda udah selesai. Bahagia terus ya anak-anak bunda. I really Miss you so much."

Ia lantas membalikkan badan dan hendak pergi, sebelum sebuah suara menginterupsi pergerakannya.

Mom's Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang