Chaeyeon menatap seisi rumah ini dengan penuh haru. Bagaimana ia selama beberapa bulan ini tinggal ditemani Winwin, sekarang lagi-lagi dirinya harus pergi saat telah merasa nyaman berteduh dirumah sederhana tersebut.
Rasanya berat, sungguh. Disaat orang-orang menghakiminya, Winwin dan rumah ini lah yang menjadi saksi. Meski tak berpengaruh banyak atau bahkan tak memberi solusi, setidaknya mereka ikut andil menyembuhkan luka. Entah dengan sandaran dibahu, atau rumah yang terasa sangat hangat.
"Aku berjanji akan selalu mendatangi rumah ini, meski gak ada didunia lagi." Kata Chaeyeon sambil mengulum bibir. "Terima kasih telah memberikan keteduhan."
Ia menarik kopernya dan perlahan melangkah keluar rumah. Namun baru saja membuka pintu, tubuh seseorang berdiri dihadapan Chaeyeon membuatnya terkejut.
"Selamat sore!"
"Kau?! Kenapa kau ada disini?" Pekik Chaeyeon. Karena semalam, ia telah mengusir lelaki ini setelah makan malam dan menyuruh Jaehyun membawa anak mereka juga dengan alasan Jeno dengan Minjeong harus bersekolah keesokan harinya.
"Ini hari pertamamu untuk tinggal dirumah sakit kan?"
"Aku simulasi menjadi mayat disana."
"Jangan ngomong begitu! Kita masih punya banyak waktu untuk bersama, iya kan?"
"Kita kamu bilang? Kata 'kita' itu udah gak ada sejak kamu memilih untuk menghakimi aku."
"Tapi aku kan udah minta maaf, Chaey?"
"Jae dengar ya. Aku udah maafin kamu tapi sulit untuk menerima mu kembali. Berapa kali sih harus ku bilang kalau kamu gak akan memberikan kamu kesempatan untuk menebus kesalahanmu?"
"Aku akan berusaha."
"Silakan. Aku gak akan menghentikanmu juga karena pasti kau akan berhenti dengan sendirinya." Ucap Chaeyeon acuh. Ia melanjutkan langkah untuk sampai ke rumah sakit menggunakan bus yang sudah diberi tahukan oleh Winwin sebelumnya.
Ngomong-ngomong tentang Winwin, ia belum mendapatkan pesan sama sekali dari lelaki itu sejak kepulangannya ke Seoul. Chaeyeon khawatir tapi dirinya tak bisa berbuat banyak karena ditelepon pun nomor sang lelaki tidak aktif.
"Bisa kau telepon Winwin?"
"Hm?"
"Sejak semalam dia gak telepon atau bahkan mengirim pesan. Perasaanku gak enak."
"Kau gak baca berita? Atau membuka televisi setelah aku dan anak-anak pulang?"
"Kenapa?"
Bukannya memberikan jawaban, Jaehyun malah mengerutkan dahi. "Kalau gitu kamu gak usah tahu."
"Jaehyun! Jangan bikin aku penasaran!"
"Kenapa? Kau mencintainya?"
"Jawab aja apa susahnya sih?"
"Nanti kalau ku beritahu, kau bakal nangis gak?"
Chaeyeon yang kesal menghentakkan kaki sembari membuka ponselnya. Namun tanpa diduga Jaehyun mengambil ponsel itu dan menaruhnya di saku celana.
"Kau ini kenapa sih?! Tiba-tiba bersikap aneh. Kembalikan handphone ku sini!"
"Gak mau. Nanti kamu buka-buka berita di situs pencaharian."
"Emangnya kenapa? Tadi kau bilang aku harus melihat berita?"
"Udahlah kau gak usah mau tahu."
"Alasannya apa? Aku gak ngerti deh sama apa yang kamu maksud."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom's Struggle [END]
Fanfiction"Apakah ada secercah harapan untukku, Jeno dan Minjeong hidup bahagia?" Jaehyun ft. Chaeyeon