Gedung tua bekas pabrik itu, begitu berantakkan. Penuh kardus, peti-peti kayu, dan kursi-kursi yang telah rusak. Tapi ketika turun dari Ferrari 488 Pista Rosso Corsa, Kesuma justru tersenyum lebar melihat hal itu. Apalagi terdengar sayup suara pukulan dan rintihan yang menyayat hati.
Belasan pria bertubuh atletis, memamerkan pertunjukkan memilukan di depannya. Seorang pria bule, yang hanya mengenakan kolor, tampak babak belur dihajar membabi buta. Darah memercik dimana-mana.
Ted Morch, adalah bule miskin, yang berpikir bisa hidup mewah dengan memanfaatkan kebodohan wanita Indonesia. Dia bergoyang flamboyan di kelab-kelab malam, hingga mendapatkan mangsa. Terakhir, korbannya adalah Lala Montok, biduan dangdut yang gemar memamerkan payudaranya yang sebesar 2 buah semangka, hasil operasi plastik.
Sayang, Ted ketahuan berselingkuh dengan seorang model majalah pria dewasa. Hingga pria itu didepak jauh dari kehidupan Lala Mon. Luntang-lantung tak karuan, dia bertemu para bajingan yang sedang bekerja untuk Arsa.
Siapa yang bisa menolak tawaran 1 miliar, untuk sekedar main film porno? Ted butuh uang untuk kembali ke Amerika, karena bapaknya sedang dirawat di rumah sakit, sementara ibunya kesulitan menghidupi adik-adiknya.
Di bandara, 4 pria suruhan Kesuma, mampu memaksanya untuk tidak terbang ke Amerika, dan terpaksa patuh memasuki mobil dan dibawa ke gedung tua.
Ted, tak mampu menahan kesedihannya, ketika melihat foto-foto bapaknya yang terbaring lemah, ibunya yang menangis, dan adik-adiknya yang ketakutan. Mereka yang menyodorka foto itu, lalu terus menghajarnya, juga berjanji akan meremukkan tulang seluruh keluarganya.
"Please, don't touch them!" Ted Morch, gusar memohon.
"Inilah hukumannya, karena telah seenaknya meniduri anak saya!" teriak Kesuma, dengan penuh amarah, saat mendekati Ted yang mulai menangis.
"Sa-saya... saya juga dijebak... They told me... it was a porn movie!" sahut Ted, sambil tersungkur di kaki Kesuma.
Kesuma mendengus kesal, dia tampak semakin marah kepada Arsa. Tetapi bagaimanapun, itu adalah anaknya. Aib Arsa adalah juga Aibnya. Dia tetap ingin melindungi anaknya yang durjana itu.
Bukan Kesuma, jika tak mampu melakukan itu. Bila Arsa butuh 1 miliar untuk membujuk Ted Morch melakukan hal bodoh, maka Kesuma tidak akan membutuhkan uang sepeserpun. Bahkan dia merampas uang satu miliar tersebut.
Bekas orang kepercayaannya yang kini tinggal di New York, menyelesaikan misi rahasia untuk mengancam Ted Morch secara halus dengan mendatangi keluarganya, memotret mereka, berpura-pura sebagai staf badan amal yang akan menolong. Agar Kesuma lebih mudah menjalankan skenarionya.
"Satu miliarmu ini, adalah untuk membiayai perawatan kanker bapakmu di rumah sakit. Juga untuk biaya kehidupan ibu dan adik-adikmu, untuk beberapa waktu. Tapi jangan khawatir, saya akan menjamin mereka cukup makan"
"What?!"
"Kamu bisa hidup tenang di penjara, dan keluargamu akan baik-baik saja, asal kau mau mengakui jika hal mesum yang kau lakukan pada anak saya atas dasar inisiatifmu sendiri. Jangan melibatkan orang lain jika ingin semuanya baik-baik saja"
"No!"
Kesuma tersenyum sinis. Lalu mempersilahkan 4 orang polisi, yang tiba-tiba muncul, untuk mengelilingi Ted Morch.
"Kami menggeledah tas anda, dan menemukan 9,5 kilogram heroin. Hukuman mati sedang menunggu anda!" kata polisi tersebut.
Ted Morch terpana. Dia merasa dijebak. Heroin dari mana? Tapi dia tak mampu bersuara. Kemungkinan divonis hukuman mati, telah menyerang mentalnya. Dia hanya memandang putus asa pada pria tua itu, karena telah berkomplot dengan oknum polisi untuk membuatnya tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suku yang Hilang
Mystery / ThrillerKemuning berusaha fokus menulis cerita untuk novel barunya agar kembali bestseller hingga difilmkan. Dia kemudian tertarik mengungkap fakta sejarah, tentang Suku Selendang Putih Gunung Salak, Bogor. Konon, suku ini sering menunjukkan jejak di sepan...