#46: Kembar

1.4K 252 9
                                    

Kem terbangun, dan kaget karena tiba-tiba sudah melahirkan. Raja Dewawarman tampak tersenyum, sambil memandangi bayi mungil dalam gendongannya.

"Inilah Dewi Siger, Putri tercantik dari Salaka Nagara!" kata Raja.

Kem berusaha bangkit, dan masih kebingungan. Ini kapan lahiran? Kenapa perutnya tiba-tiba kembung, tiba-tiba kempis, dan sekarang ternyata sudah beranak?

Raja lalu mendekatinya, menyerahkan bayi mungil itu dalam pelukan Kem. Dia teringat bayinya yang telah meninggal, Cahaya. Tetapi bayi yang dia lahirkan ini, pastinya adalah Putri Siger, alias Helen Siger di dunia modern. Lalu dimana anaknya, Cahaya?

"Tak kusangka kau melahirkan anak kembar, sayang. Selain Puteri Siger, kau juga melahirkan Puteri Cahaya," bisik Raja.

Kem tersentak, jantungnya bertalu.

"Cahaya? Dimana dia sekarang? Aku ingin melihatnya!"

Raja menatapnya sedih,"Dalam adat kita, tak boleh ada wujud yang sama di istana. Itu tidak baik! Salah satu pasti akan meninggal dunia. Jadi harus dipisahkan"

"Dipisah?!"

"Dia tetap di istana, cuma yang mengurusnya nanti Umima. Dia akan tinggal di Kaputren Umima"

Kem segera menyerahkan Siger dalam pelukannya pada Raja, lalu dengan cepat bangkit dari ranjang dan tergesa menuju Kaputren Umima. Semua orang menjerit, mengkhawatirkan Permaisuri yang habis melahirkan. Tapi Kem tak merasakan apapun.

"Bu Kem, tunggu Buu...." teriak Surti, sambil bergegas menyusul dengan menggendong Ara.

Kem tak kuasa menahan kerinduan ini. Sudah lama dia tak bisa memeluk Cahaya di dunia nyata. Bayi kecilnya, yang terpaksa pasrah dengan takdir. Tetapi di Kaputren Umima, Kem melihat anaknya kembali. Persis, mirip sekali wajah dengan anak kandungnya Cahaya.

"Cahaya..., ini Ibu sayang. Ini Ibu, kita bertemu lagi. Ibu rindu padamu, Nak" kata Kem, sambil menciumi bayi itu.

"Adat kita harus begini, Permaisuri. Kau harus ikhlas untuk tidak bisa mengurus Cahaya. Tetapi jangan khawatir, kau bisa melihatnya kapan saja"

Tapi Kem, berontak!

Sikap Kem itu, membuat Raja marah dan kecewa. Saat Kem dipaksa kembali ke Kaputrennya, Raja menumpahkan amarahnya.

"Kau bahkan belum melihat wajah Siger, tapi kau tinggalkan dia demi melihat Cahaya! Kau jangan bersikap tidak adil. Mereka adalah anakmu semua!"

Air mata Kem, turun deras. Apakah ini awal sikap tak adil Dewi Larasati dengan Siger? Bahkan saat Siger baru digendongnya tak sampai semenit, langsung diserahkan kembali kepada Raja? Dan dirinya malah sibuk berlarian mencari Cahaya yang diasuh Umima?

Nawang Sari mengungkapkan, bahwa Putri yang paling terkenal karena mahkotanya, adalah Dewi Siger. Dewi Cahaya, sama sekali tidak dikenang. Kem sedih dengan kenyataan itu.

Apalagi saat melihat kondisi Cahaya yang lemah dan pucat. Bayi itu membawa cacat lahir, dengan tompel besar berwarna hitam mengerikan di bagian punggung. Apakah itu alasan untuk membuat Cahaya menjadi Puteri yang "diasingkan" oleh istana? Karena dia sakit, lemah, dan ada tompel pula?

Ataukah di masa lalu, justru Kem sebagai Permaisuri pernah menolak kehadiran bayi itu, dan senang jika anak itu malah mati? Itukah sebabnya Cahaya tak lama menjadi anaknya dan Arsa? Karena Kem dulu pernah menolak kehadiran bayi malang itu, dan lebih membanggakan Siger yang tanpa cacat cela?

Tapi saat ini, dia justru mencintai Cahaya, melebihi Siger. Sebab di dunia modern, Cahaya adalah anak kandungnya. Sementara Siger, adalah Helen!

"Kau tidak mengerti perasaanku," tangis Kem tiba-tiba meledak.

Suku yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang