Jihan memandangi kepergian Arsa dari balik jendela kamar rumah barunya. Dia bahkan masih hanya mengenakan selimut saja, tapi wajahnya menunjukkan rasa kecewa.
"Anjing!" gerutunya, sambil berbalik dan menghempaskan tubuh kembali ke ranjang.
Apa tujuannya masih coba berpura-pura baik dengan Arsa? Harta? Itu pasti.
Sebab dari dulu, rasa cinta yang luhur itu omong kosong. Sempat, dia coba untuk tulus. Tapi pria itu memperlakukannya tak beradab saat dia masih lumpuh.Kini, dia dan Arsa malah seperti musuh yang siap untuk saling membunuh di dalam selimut. Saling menunggu. Saling mengarahkan pistol.
Jihan sadar, Arsa tak lagi tulus mencintainya. Tapi dia juga sadar, bahwa pria itu juga sulit melepasnya. Mereka terlanjur berada pada posisi yang sama. Sama-sama lelah, dengan perbuatan mereka sendiri.
"Kenapa kita tak menikah?" rajuk Jihan.
"Kemuning belum ditemukan, mana bisalah! Orang bisa curiga"
"Arsa, apa kita akan terus begini?"
"Ya, gimana lagi?"
Jihan tahu, Arsa tak lagi ingin menikahinya. Kemuning hanya menjadi sebuah alasan besar saja.
"Bagaimana, jika aku mampu menemukan Kemuning?"
Arsa menatapnya, lalu membuang muka.
"Dia harus disidang, harus dipenjara dulu. Lama prosesnya"
"Proses kita apa proses Kem di penjara?"
"Ya, dua-duanya!"
Jihan tersenyum sinis. Rasanya dia ingin menampar wajah pria itu.
Dulu, dia hanya ingin hartanya saja. Tapi kini, dia berharap agar pria itu mati juga.Arsa, ternyata sama dengan seribu pria yang pernah tidur dengannya. Hanya mencari kenikmatan, atau bertahan karena butuh. Mungkin, cuma Wangsa yang betul-betul tulus padanya. Cuma bodohnya, dia mengkhianati dokter itu.
Malangnya, Arsa juga yang mengirimkan dokter itu ke penjara. Dan Jihan, mencoba menutup mata tentang hal itu.
Tapi kini, setelah dia tahu bahwa dia sulit untuk memaksa Arsa menikahinya, tiba-tiba dia kembali mengenang dokter itu. Bukan untuk kembali, tetapi lebih tepatnya untuk menyingkirkan Arsa melalui dokter itu.
Wangsa, cuma difitnah! Dia bisa menang jika Jihan memberinya pengacara handal. Arsa justru yang bisa dipenjara nantinya. Tapi tunggu, setidaknya dia butuh dikawini dulu. Wajib jadi bini Arsa Kesuma. Jadi, ketika pria itu mati di penjara, dia bisa menguasai hartanya.
Halangannya cuma satu: Tante Rosa alias Melani yang judes tengik itu. Wanita yang bisa dibuatnya kena serangan jantung. Untuk Kemuning, sepertinya juga mudah, mengingat wanita itu sangat pengecut. Dia cuma bisa lari dan takut kembali.
Malam ini, adalah puncak kesuburannya. Meski Arsa hanya mampu menggasak kelaminnya tak lebih dari satu ronde, tapi dia sudah bakal mampu bercocok tanam memuai hasil. Arsa selalu bermain tanpa kondom, dan Jihan sudah seminggu lepas alat kontrasepsi suntik. Apalagi kalau bukan, bisa...
Bunting!
Hanya itu jalan ke luar dari segala kekacauan ini. Bunting anak Arsa, adalah jalan menuju istri konglomerat dengan mudah. Apalagi Jihan public figure, kondisi akan sangat runcing jika dia ketahuan berbadan dua tanpa suami yang sah! Dan itu adalah aib bagi nama baik Keluarga Kesuma.
"Cukup menderita 9 bulan, tapi aku bisa mengangkangi harta 9 turunan. Cerdas kan? Hahaha.... Duhai, Arsa yang bodoh! Stop bermain-main denganku. Hahaaa...."
Jihan terus tertawa, hingga berguling-guling di ranjangnya.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suku yang Hilang
Mystery / ThrillerKemuning berusaha fokus menulis cerita untuk novel barunya agar kembali bestseller hingga difilmkan. Dia kemudian tertarik mengungkap fakta sejarah, tentang Suku Selendang Putih Gunung Salak, Bogor. Konon, suku ini sering menunjukkan jejak di sepan...