Ini, kali kedua Dokter Wangsa mendatangi wilayah misterius itu. Sekitar seminggu berselang, dari kasus yang sangat menghebohkan di tanah air. Penemuan 3 mayat di Kampung Salaka, Cibogo, Bogor, Jawa Barat.
Seorang mayat bayi, diketahui diidentifikasi sebagai bayi Jenar Mentari, anak Desainer kondang, Jihan Mentari. Ini tentu sangat mengagetkan publik, mengingat Jihan selama ini dikenal masih gadis, atau belum menikah sama sekali. Tetapi kasus perselingkuhannya dengan pengusaha kaya, Arsa Kesuma, baru saja bocor di sosial media dan televisi, mengungkap sisi kelam sepak terjang keduanya dalam upaya menyingkirkan istri sah Arsa Kesuma, Kemuning. Bukti ini, membuat Jihan Mentari jadi sosok yang paling dicaci maki di republik ini.
Dan yang lebih mengagetkan lagi, seonggok daging dan sisa kerangka mayat yang ditemukan, justru diidentifikasi sebagai Jihan Mentari.
Dokter Ahli Forensik RS Polri Burhan Aminullah mengatakan, setelah melakukan autopsi pihaknya menemukan kejanggalan pada mayat Jihan tersebut.
"Tentunya sisa potongan mayat Saudari Jihan ini, bukan akibat dimakan binatang buas, tapi ini murni kasus mutilasi yang dilakukan seseorang. Kalau dilihat dari kondisi sayatan dan potongan, jelas ini dilakukan secara brutal. Bukan oleh ahli, tapi oleh orang yang nampaknya sedang sangat emosi sekali dengan korban ini. Sebab semua bagian tubuh dihancurkan. Bukan hanya bagian tertentu, tapi semuanya! Bahkan kepalanya juga dipenggal" jelas Dokter Burhan.
Dan bagian kepala Jihan, ternyata ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi awal daging dan tulangnya ditemukan. Kepala itu masih utuh, meski tertimbun dalam sebuah lubang yang sangat busuk.
Ini sedikit berbeda dengan mayat yang diidentifikasi sebagai Harvina Nawang Wulan, mantan terpidana kasus ancaman pembunuhan kepada almarhumah Rosa alias Melani, istri dari Kesuma, konglomerat ternama. Harvina diketahui, sebagai salah satu wanita simpanan dari pria terkaya nomor 2 di Indonesia itu.
"Kalau mayat Saudari Harvina, ini hanya ditebas lehernya. Tidak ditemukan unsur kekerasan lain seperti pukulan, sayatan dan sebagainya. Sementara kalau mayat bayi yang diidentifikasi sebagai bayi Jenar, dipastikan anak ini tewas akibat kelaparan dan kedinginan," tambah Dokter Burhan.
Lalu mengapa, ketiga mayat itu ada di lokasi yang tidak begitu berjauhan? Siapa yang telah membunuh mereka?
Kondisi makin membuat penasaran, ketika kemudian ditemukan 2 orang lagi dalam keadaan pingsan, yaitu Surti, seorang pembantu rumah tangga, serta anak majikannya yang bernama Ara Kesuma, anak Arsa Kesuma dan Kemuning.
Surti ketika sadar, sibuk mengoceh tidak karuan dan tidak masuk akal.
"Kami ini korban syuting film kerajaan. Saya sudah ke luar dari film itu, karena sangat aneh. Awalnya seru, meski kesal disuruh pakai kemben terus, antara risih sama malu. Tapi lama-lama, skenario filmnya itu jadi nakutin. Ada bunuh-bunuhan, serang-serangan, terus bakar-bakaran." kata Surti, saat konferensi pers di Polsek Cibogo.
"Film apa judulnya itu Mbak Surti?" tanya wartawan.
"Kurang tahu saya, Mas. Tapi tentang Kerajaan Salaka Nagara. Bu Kem jadi Permaisuri Dewi Larasati, tapi terakhir sih jadi Ibu Suri. Saya jadi Bibi Emban, namanya Syura. Tapi semua kacau ketika Si Mbak Jihan pelakor maksa ikutan main film. Jadi serem akhirnya. Bunuh-bunuhan."
"Siapa yang bunuh?"
"Saling bunuh ada. Kalau membunuh si Jihan yang jahat itu terpaksa dilakuian Ibu Kem, sesuai skenario."
"Dibunuhnya dengan cara apa?"
"Adegannya? Ya, itu Jihannya diganti boneka. Terus ditusuk-tusuk karo Bu Kem."
"Kalo Bu Harvina?"
"Harvina?"
"Eh, Bu Vina! Itu mati karena apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suku yang Hilang
Mystery / ThrillerKemuning berusaha fokus menulis cerita untuk novel barunya agar kembali bestseller hingga difilmkan. Dia kemudian tertarik mengungkap fakta sejarah, tentang Suku Selendang Putih Gunung Salak, Bogor. Konon, suku ini sering menunjukkan jejak di sepan...