BAB 15

2.3K 138 1
                                    

"Buka pintunya!" kata Naya kesal karana sedari tadi ia berusaha membuka pintu itu namun tak bisa karena Arga menahan tombolnya.

"Katakan hargamu aku kan membayarnya dan berhenti mendekati keluargaku!" kata Arga sambil menarik lengan dokter Naya.

Naya berbalik dan dengan marah menatap mata Arga

"Harga??.. aku bekerja dan orang tuamu membayarku, apa itu salah?" kata Naya

"hhaha... kau fikir aku bodoh, itu hanya kedokmu!!"

"Yaaa!!! aku melakukannya karena uang, puas?" Kata Naya

"lepaskan tanganku!" pinta Naya. bagaimana luka di lengannya belum 100% pulih. jika di remas seperti itu pastilah akan nyeri dan mengeluarkan darah kembali.

"kuperingatkan sekali lagi jangan mengganggu keluargaku, pergi dan jangan muncul di hadapanku!" kata Arga

"Kau bilang saja ke orang tuamu, minta mereka untuk memecatku" jawab Naya menahan perih yang mulai menyerangnya.

"Dan satu lagi. berhenti mencari perhatianku" kata Arga

"Ahaha.. gila! siapa yang mencari perhatianmu, maaf kerjaan saya banyak. saya tidak sempat melakukan itu!" jawab Naya. yang mana membuat Arga begitu marah dan dengan tega ia membuka pintu samping Naya lalu mendorong Naya agar keluar dari mobilnya hingga Naya terjatuh di atas tanah. dan melemparkan tas Naya ke luar.
dengan teganya Arga meninggalkan Naya sendirian di tangah jalan apa lagi ini sudah larut malam.

Arga pun memacu mobilnya dengan cepat. hatinya masih bergemuruh karena pemberontakan Naya.

"lihat saja!! kau fikir kau siapa!" kata Arga geram sambil memukul stang kemudinya

sedangkan Naya meringis kesakitan karena ia di dorong begitu saja keluar dari mobil, Naya menyadari darah yang kembali keluar dari lengannya akibat ulah Arga pun segera berdiri dan mencari tempat untuk nya beristirahat sejenak hingga ia menemukan sebuah supermarket di pinggir jalan itu.

"Astaga... hidup macam apa yang ku jalani ini Tuhan.." batin Naya sambil terus berjalan.

Naya berhenti sejenak membeli minuman dan sedikit roti untuk mengganjal perutnya lalu bergegas memesan taxi untuk pulang kerumahnya. masalah mobilnya. entahlah.. ia belum memikirkannya.

*******

sesampainya di rumah utama. Arga memasuki kamar mamanya. disana mamanya tampak belum tidur dan masih berbincang dengan papanya. karena tadi Tuan Dirga menghubungi Arga agar kembali ke Rumah utama.

Arga memasuki ruangan itu dan duduk di depan kedua orang tuanya.

"kenapa dokter itu? tidak adakah dokter yang lainnya?" kata Arga yang masih merasa kesal

"Tinggalkan Mika!" kata Papanya

"Maaf Arga terlanjur mencintai Mika!" kata Arga mantap.

"kalau begitu tinggalkan keluarga ini" jawab Papanya seenaknya

"Apa?" kata Arga kaget

"Baiklah... kau tak perlu meninggalkan Mika tapi menikahlah dengan Naya, jika tidak mau menikahi Naya, maka tinggalkan Mika" kata papanya lagi

"Hah....!!! tidak akan!" jawab Arga marah lalu berdiri.

"Duduk!!" printah papanya. yang mana membuat Arga kembali duduk.

sorot mata Mama Arga menemukan bekas darah yang mengering di tangan anaknya

"Tanganmu kenapa Arga?" tanya mamanya

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang