BAB 49

1.2K 82 26
                                    

Hari ini kedua insan Arga dan Aurelia resmi menjadi sepasang suami istri.. menikah dengan restu dari Naya..

Bahkan pagi tadi Naya yang menyiapkan sarapan untuk mereka ber 3. dan lagi lagi Naya harus menerima kenyataan pahit itu..

Baiklah.. katakan saja Naya terlihat begitu baik baik saja.. tapi siapa yang tahu hatinya..

Kepergian Arga dan Aurelia dari rumah itu untuk mengambil akta nikah menyisakan sesak yang begitu sakit di hati Naya.. tapi bahkan untuk menangis pun Naya tak bisa..

Perlahan dengan tangannya yang bergetar Naya menghubungi Sera temannya..

"Bisakah aku datang?" tanya Naya dengan suara beratnya

tanpa menunggu waktu lama Naya pergi mengendarai mobilnya ketempat Sera.

************

kini Naya sedang duduk di pinggir pantai, Sera sedang ada urusan, ia tak bisa menemui Naya sekarang,.. Naya memilih untuk mencari ketengangan menikmati ombak smilir yang menerpa wajahnya.. Rambutnya terombang ambing kesana kemari.. Angin itu seolah memintanya untuk tetap sadar..

sesekali ia mengadahkan wajahnya menghadap ke langit menatap awan itu yang seakan mengejeknya.. bagaimana bisa.. hatinya begitu gelap sedangkan diatas sana begitu terang

sesekali ia memejamkan mata lalu menghirup udara sebanyak banyaknya..

"Kenapa kau selalu bermain dengan hidupku Tuhan, apa selucu ini kah takdirku, karma apa yang ku jalani ini sebenarnya" Kata Naya lagi.. tiba tiba air matanya jatuh menetes.. Hanya 1 tetes sedangkan air mata nya begitu berlinang di matanya tapi enggan untuk jatuh

hari menjelang Sore.. ponselnya selalu berdering oleh panggilan dari Arga. namun semua diabaikan oleh Naya.. Arga mencarinya di rumahsakit namun juga tak menemukan Naya.

"Jika kau menemukan aku, tolong jangan  beritahu Arga. aku hanya pergi sebentar"  pesan Naya kepada Samuel.

Naya sudah mengira apa yang akan terjadi. Samuel pasti menemukanya.

*******

Naya berada di rumah Sera..

Naya duduk didepan Sera.. dengan senyuman di bibirnya Naya berkata

"Kau tau? Suamiku hari ini menikah lagi" kata Naya dengan senyuman dan dengan santai meminum segelas teh

Sera begitu kaget..

"Kau bercanda?" tanya Sera membelalakan mata..

"tidak.. Dia mengandung Anak Arga, aku bisa apa memangnya.." kata Naya sambil tersenyum..

"Are you oke?" tanya Sera menghampiri Naya. ia tau Naya tidak dalam keadaan baik baik saja.. Senyuman itu palsu..

"Aku baik.. lihatlah aku tersenyum" kata Naya dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Sera memeluk Naya dengan erat.. menepuk pelan punggung Naya.

"Menangislah.." kata Sera.

"Tidak aku tidak bersedih.. lihatlah aku tersenyum.. lihatlah..." kata Naya berusaha melepas pelukan Sera..

"Sera lihat aku bahagia.. aku tidak menangis.. lepaskan aku lihat ini" kata Naya lagi namun Sera terus memeluk Naya seakan Sera tau apa yang di rasakan Naya. benar benar Naya berada di puncak depresinya.. Sera sebagai psikiater merasakan kepedihan itu..

"Menangislah.. aku tidak akan memarahimu seperti biasanya" kata Sera tanpa melepas pelukannya.

"Tidak aku tidak ingin menangis. lepaskan aku dan lihat aku bisa tersenyum" kata Naya.

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang