2 minggu berlalu hampir tiba jatuh tempo. Naya yang kini sedang berada di sebuah cafe pun sedang menunggu Tuan Dirga. karena Tuan Dirga meminta Naya untuk bertemu bahkan memaksa
"Siang tuan.." kata Naya sopan
"Siang juga dokter.."
tanpa basa basi Tuan Dirga pun memberi tahu maksud dan tujuannya.
"baa..bagaimana bisa tuan mengetahui itu semua?"
"Bukan hal sulit melakukannya" jawab Tuan Dirga.
"Jadi bagaimana tawaran ku tadi?" tanya Dirga lagi sambil menyilangkan kakinya sedangkan Naya gemetaran dengan apa yang diucap oleh tuan Dirga.
"maaf Tuan.. saya tidak bisa, menuruti apa yang Tuan inginkan" kata Naya dengan gemetar. takut jika apa yang di ucapkan Dirga akan terjadi
"kuberi waktu 1 minggu" kata Tuan Dirga lalu pergi meninggalkan Naya.
"Astagaa.... ini apa lagi" batin Naya
**********
malam hari ketika Naya berada di balkon kamarnya ia sedang termenung atas ucapan tuan Dirga.
"menikah.. hah yang benar saja. putranya saja melihatku bagaikan kuman" gumam Naya.
ddrrtt...drrtt.. ponselnya berdering..
"haaii.." sapa Naya disana tampak ia melihat Gibran dengan wajah lesunya
"kenapa wajahmu..ada masalah?" tanya Naya
"Entah mengapa.. sepertinya ada yang bermain main denganku.." kata Gibran. tampak guratan kemaeahan dan kecewa berbaur menjadi 1
"Ada apa?" tanya Naya melembut
"Ijin terbangku dibekukan.." kata Gibran.
"tapi tenang saja secepatmya akan ku cari tahu kenapa bisa begini" kata Gibran
Degg.... hati Naya seakan berhenti berdetak..
kacau.. itulah Naya sekarang. ia terus terngiang-ngiang pembicaraan tadi siang namun sebisa mungkin ia menormalkan pikirannya agar Gibran tidak mengetahui bahwa saat ini Naya pun juga sedang kacau. setelah sejam berkeluh kesah akirnya Naya mengakhiri sambungan telfonnya.
keesokan harinya ia tampak berada di ruangannya sedang memeriksa pasiannya dengan sabar dan telaten.
satu persatu ia selesaikan. ia juga tidak mempermasalahkan jika dirinya kurang tidur. atau bahkan kelelahan.
dengan rambut di kuncir kuda menyisakan poni tipis dan beberpa anak rambut di samping telinganya membuat penampilannya selalu fresh.
jam makan siang berbunyi.. ia pun hendak pergi ke kantin. namun langkahnya terhenti tak kala melihat Satya yang datang dengan asistennya menuju kearah ruangannya. Satya yang berada di kursi roda itu masih tampak menawan. Ya.. hari ini adalah jadwal lepas perban milik Satya.
"Hei aku bisa kerumahmu!" kata Naya sambil berlari kecil dan menghampiri Satya. lalu mengambil alih kursi rodanya.
"............" Satya
"Menyebalkan!" kata Naya sambil terus mendorong.
sesampainya di ruangannya. Dengan telaten Naya membuka semua perban dari Satya. lukaya telah mengering sempurna.
"setelah ini kau harus menjaga kakimu dengan baik, jika tidak aku tidak mau lagi mengobatimu!" kata Naya
"........." satya
"hei dengar tidak!" kata Naya.
"Temani aku makan siang" kata Satya.
yang mana membuat Naya tertawa dengan kerasanya
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Romancemenceritakan tentang gadis cantik bernama Kanaya Shakilla, gadis cantik yang duduk di kelas 3 SMA favorit di kota Jakarta. Namun ia harus menutupi paras cantiknya dengan balutan pakaian dan kacamata culun yang ia kenakan sejak SMP, ibunya sendirila...