"aku lapar" kata Naya dengan wajah imutnya sambil terus mengunyah makanan makanan didepannya. setelah selesai ia segera saja merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa obat dari dalamnya
mata Satya membulat melihat 3 pil yang akan di minum oleh dokter didepannya ini
tangan besar Satya mencekal tangan Naya ketika Naya hendak mengarahkan tangannya kemulutnya
"tunggu ini apa. kau mau mati?" tanya Satya
"Ini obatku.. cepat lepaskan. aku harus meminumnya sebelum terlambat" kata Naya lalu meminum pil pil itu
Satya mengelengkan kepalanya
"kau minum itu setiap hari?" tanya Satya
"Tidak, hanya jika ada sesuatu yang mengganggu" jawab Naya.
"eh.. kenapa kau malam malam ada di sini" tanya Naya.
"Aku yang harusnya tanya, bagaimana bisa kau datang ketempat seperti ini dengan menggunakan piyama. kau ini benar benar..." kata Satya sedikit kesal.
"kau bertengkar lagi dengan Arga?" tanya Satya. seketika Naya menatap Satya.
"pria ini selalu tau apa yang terjadi denganku, apa dia punya mata mata" batin Naya.
"Diam.. berarti tebakanku benar kan" kata Satya lagi.
"entahlah.. " kata Naya acuh. ia benar benar butuh seseorang untuk cerita sekarang. namun jika cerita dengan Satya sama saja menyerahkan dirinya untuk di omeli habis habisan.
"kau tahu lusa akan ada pesta di mansionmu?" tanya Satya
Naya mengendikan bahunya. jelas Naya tidak tahu. seperti sebelumnya itu pasti acara Mika dan Arga yang sering membuat pesta di rumah belakang, ia sama sekali tak pernah ikut campur bahkan jika ada hal speerti itu ia memilih pergi semalaman dan tidak pulang.
"Boleh aku bicara serius padamu?" fanya Satya intens menatap Naya
"Jika ini semua terlalu berat untukmu, berhentilah sejenak, kau berhak bahagia" kata Satya menatap dalam manik mata jernih itu.
"Aku tahu bagaimana Arga memperlakukanmu, bahkan Arga sengaja menyimpan pacarnya 1 atap denganmu. jika kau sudah tidak sanggup. berhentilah, tidak ada yang akan menyalahkanmu untuk hal itu" kata satya lagi.
tak terasa Naya begitu terharu oleh ucapan lelaki didepannya ini. Naya pun mengerlingkan matanya keatas.
"Terimakasih.." kata Naya dengan memaksakan senyumnya.
tahu.. Satya tahu Naya sedang menahan tangisnya. Satya tahu betul bagiamana beratnya hari hari yang di lalui Naya.
"apa kau datang ke pesta itu lusa?" tanya Naya.
"Aku diundang, aku mengenal betul Arga, meskipun kami rival. tapi kamu punya hubungan bisnis. jadi ia tetap mengundangku" kata Satya.
"datanglah" kata Naya.
Naya berdiri karena hendak pulang namun dengan tiba tiba tangannya di tarik oleh Satya dan dengan sepomtan Satya memeluknya erat
"dengarkan aku, jika ini berat, bsrhentilah sejenak, jangan memaksakan dirimu" kata Satya.
tak terasa buliran kristal itu jatuh membasahi kaos Satya. Naya menangis disana. baru kali ini ia menangis didepan pria lain, baru kali ini ia mendapatkan kata kata pengertian seperti ini.
Naya mengeratkan pelukannya. mencengkeram kuat kaos Satya.
"Terimakasih, terimakasih hiks.. terimakasih" kata itu di ucap berulang kali oleh Naya. entah mengapa Satya membuatnya nyaman saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/267238587-288-k360352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Romansamenceritakan tentang gadis cantik bernama Kanaya Shakilla, gadis cantik yang duduk di kelas 3 SMA favorit di kota Jakarta. Namun ia harus menutupi paras cantiknya dengan balutan pakaian dan kacamata culun yang ia kenakan sejak SMP, ibunya sendirila...