BAB 5

2.5K 138 0
                                    

semenjak kejadian itu Kanaya memilih tak memikirkan lagi tentang ucapan yang menyakitkan oleh keluarga Arga.

gadis manis itu iki fokus untuk ujian akhirnya yang akan di laksanakan Besok senin. bagaimanapun ia harus mendapat nilai yang sempurna jika ingin mendapatkan beasiswa yang diincarnya.

seperti saat ini kini Naya sedang berada di sebuah Mall bersama dengan Sela, bagi mereka hari ini adalah Hari tenang sebelum lusa mereka akan menjalani ujian Akhir... Sela membelikan Naya sebuah jaket couple dengan Sela. Naya sudah menolak namun Sela memaksa. dengan begitu Naya oun menerimanya.

"kalau lu sampek hilangin jaket ini. berarti lu gak hargai pertemanan kita" kata Sela. meskipun terkesan bercanda namun bagi Naya itu adalah hal serius. Sela sangat penting baginya dan dia akan menjaga jaket itu dengan sebaik baiknya

"Ngomong-ngomong apa rencana lo setelah lulus?" tanya Sela

"Aku masih berusaha mendapatkan beasiswa agar bisa kuliah" jawab Naya

"Kalau kamu?" tanya Naya

"Lanjut kuliah lah.. sambil blajar bantuin Papa di perusahaan" jawab Sela. Naya hanya mengangguk angukan kepalanya saja

Sella begitu bangga memiliki sahabat sebaik Naya. Rasanya Sela malu dengan Naya. Sela dilahirkan sudah dengan sendok emas. namun Naya adalah gadis yang jika ingin sesuatu ia harus berusaha mati matian untuk mendapatkannya.

*******

Hingga saatnya tiba ini adalah hari terakhir mereka menjalani ujian. tentu Naya dan Sela menjalaninya dengan mudah. karena mereka adalah anak anak jenius. apalagi Kanaya. bahkan ia tak menemui kesulitan sedikitpun.

kini Naya fokus untuk melengkapi persaratan pengajuan beasiswanya.
Naya begitu fokus menatap layar laptopnya. dan hingga tengah malam. untung saja yang digunakan untuk pengajuan beasiswa adalah nilai tiap semester hingga Naya tak perlu menunggu hingga nilai ujian akirnya keluar.

"Aaahhhh.... akhirnyaa....semoga berhasill..." kata Naya lega sambil mengangkat tangannya untuk di renggangkan

setiap selesai ujian akhir Sekolah Elite yang tempat Naya menimba ilmu itu selalu mengadakan pesta tahunan.. dan itu akan dilakukan lusa.

Naya sudah tahu akan hal itu. dan Naya ingin sekali menghadirinya. namun ia tak memiliki sama sekali gaun yang pantas untuk di kenakan malam itu.

keesokan harinya. Naya sedang berada di sekolah bersama dengan Sela. Sela terus saja memaksa Naya untuk mengikuti pesta itu. hingga Sela memohon didepan Naya. akirnya Naya tak kuasa dan meng iya kan permintaan temannya itu.

"Kalau lo bohong brarti lo bukan temen gue lagi!!" ancam Sela sembari memasuki mobil karena supirnya telah menunggu. Naya hanya tersenyum saja. kini ia bingung apa yang akan di pakainya nanti malam.

"Ya Tuhan.. bagaimana ini.. aku tidak memiliki Gaun sama sekali.." batin Naya sambil berjalan mencari angkot langganannya

"Mau beli gak ada uang lagi.. Astagaa..." dengus Naya.

Kini Naya sudah berada di kamarnya. ia mengobrak abrik lemarinya mencari Baju yang sekiranya pantas untuk menghadiri pesta. namun sebagiamana pun ia mencari ia tak menemukannya.

"Huufftt... sudahlah aku pasrah" keluh Naya.

Malam pun tiba, Naya pergi hanya dengan menggunakan celana panjang dan jaket baru yang di belikan Sela kemarin tak lupa dengan 2 kepang rambutnya dan juga kacamata dan tompel palsu nya.

Naya kini sudah berada di tempat pestanya. langsung saja ia menjadi fokus semua orang. menjadi bahan cemoohan semua anak anak orang kaya itu.

memang perbandingan penampulan Naya dan mereka sangat jauh. namun setidaknya Naya sudah berusaha menghadirinya.

"Heh culun!!! ngapain lo kesini.. mau ngemis lo!!" kata salah satu anak perempuan disana. Naya hanya menundukan pandangannya saja.

Hingga matanya melihat Arga yang begitu tampan dengan balutan kemeja yang rapi itu.  Naya begitu mengagumi sosok Arga.

hingga Ia tak sadar telah di perhatikan oleh salah satu teman Arga yang menghampirinya dengan niat jahat.

"heh... lu suka sama Arga kan" kata Samuel sambil berada di samping Naya

Naya tak menjawabnya ia hanya menundukan pandangannya

"Arga haus tuh.. bawain dia minum gih" kata Sam.. Naya menolak namun Nam memaksa. Naya pun tak bisa menghindar. ia menerima gelas yang di bawa Sam dan berjalan kearah Arga.

Arga yang sedang berbincang dengan teman-teman wanita sekelasnya pun melirik jijik pada Naya.

"Ck.. menjijikan" batin Arga.

Naya pun menyodorkan gelas yang di pegangnya pada Arga. Arga memicing melihat gelas itu

dan dengan tanpa merasa berdosa Arga menerima gelas itu. Sejenak Naya bahagia dan mengangkat pandangannya dan menatap Arga. jantungnya berdegup kencang. Arga mau menerima Gelasnya.

namun beberapa detik kemudian..

Byuuurr........

Arga menyirampkan gekas berisi minuman itu tepat di atas kepala Naya.

Naya pun memejamkan matanya hatinya sakit dan tercabik rasanya.

"Hiskss.. Ya Tuhan.." batin Naya.

"hahaha... sukurin lo!!"

"lagian gak tau diri banget lo culun!!"

suara-suara merendahkan itu kembali menusuk telinga Naya.

"Makasih minumannya" kata Arga mengejek lalu melemparkan gelas itu dan mengelap tangannya dengan tissu.

Naya melihatnya dan ia merasa sakit. apakah benda yang dipegangnnya begitu menjijikan bagi Arga.

ditengah sorak sorak merendahkan dari anak anak disana. Naya langsung berbalik dan berlari hendak keluar dari kerumunan itu. Namun lagi lagi Naya dipermalukan, kakinya di jegal salah seorang disana. hingga Naya jatuh tersungkur dan akibatnya ia membentur meja yang berisikan Minuman terguling dan menyiramnya. kini bajunya basah kuyup Naya begitu menyedihkan.

Naya pun dengan sangat malu keluar dari area itu dan kini ia menangis di taman dekat lokasi pesta.

"Hikss.. sebenarnya apa salahku hingga kalian begitu membenciku" kata Naya menangis sambil menekuk kakinya.

tak jauh dari sana Gibran sangat geram dengan kelakuan kakak kakak kelasnya. ia tak bisa masuk karena ia tak menggunakan penyamaran. Gibran sengaja mengikuti Naya. karena takut hal buruk terjadi. dan ternyata benar dugaannya.

Gibran pun berjalan menghampiri Naya sambil melepaskan jaketnya. dan setelah berada di belakang Naya Gibran berjongkok dan pura pura mengagetkan Naya

"Dooorr......" Goda Gibran

Naya pun terlonjak kaget. dengan segera ia menghapus air matanya

"kau ini kenapa??? mengangis di tengah taman.. korban pemerkosaan ya??" tanya Gibran nyeleneh.




KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang