BAB 40

2.5K 103 3
                                    

saat ini di mansion mewah milik Arga kali ini, Arga sedang bersama Gibran, Gibran memang sengaja datang kesana disaat Naya tidak ada di rumah. Ia tau jika Naya sedang ada jadwal operasi malam ini. ada banyak hal yang ia ingin bicarakan dengan Arga.

"hah.. aku malas sebenarnya bahas masalah ini sama anda tuan muda Arga yang terhormat" kata Gibran menatap tak suka pria didepannya ini

"aku udah tau kalo kamu tidak berlaku baik pada Naya adiku selama ini"

" aku ngerasa gagal jadi kakak buat dia, aku pengen tau dia salah apa sih sama kamu, dari SMA kamu selalu sakitin dia" kata Gibran ia mencoba mengatur kata katanya dengan tenang dan sangat sopan. berbahasa Aku Kamu agar orang di depannya ini tak tersulut emosi. ia tau akan sebahaya apa jika nanti Arga terpancing emosi.

"SMA?" tanya Arga yang tersentak kaget ketika Gibran mengatakannya

"Huuuuhhh....." Gibran menarik nafas panjangnya lalu membuka ponselnya dan menunjukan foto Naya kala itu, Naya yang menggunakan penyamarannya

"Lihat itu, ingat dia siapa? ingat gadis yang kamu siram dengan minuman di tengah pesta, menabraknya dengan mobilmu digerbang sekolah ?" kata Gibran lagi. mengingatnya ia sangat emosi tapi ia masih menahan amarahnya

Arga melihatnya dan matanya memicing ia mencoba mengingatnya. ia mengerutkan dahinya bagaimana bisa itu wanita yang sama dengan istrinya.

gadis di dalam foto itu tampak sangat jelek sekali. tapi istrinya bak bidadari kayangan.

"dia menyamar.. kamu gak tau seberat apa hidup yang dia tanggung selama ini" kata Gibran sambil menyenderkan punggunnya

"kau ingat ketika kamu kecelakaan?, dia yang menolongmu, haha.. aku sempat memarahinya karena menggunakan seluruh tabungannya untuk membayar pengobatannmu, karena saat itu keluargamu tak kunjung datang dan uang yang ia gunakan itu adalah seluruh tabungannya untuk kuliah, tapi kau tau semua habis tak bersisa, maka dari itu ia berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa agar bisa melanjutkan pendidikannya" kata Gibran lagi

"Huufft...." Gibran menarik nafas dalam dalam..

"Dia tidak menerima bantuan apapun dariku jika aku memberinya secara terang terangan.. dia kuliah di Amerika, namun untuk hidupnya ia bekerja serabutan.. dan setelah ia lulus dan mulai memperbaiki dirinya kau datang lagi dan menghancurkannya lagi.."

"Awalnya aku sangat membencinya, aku sangat ingin berbuat jahat padanya karena berfikir ia sama jahatnya dengan Ibunya yang menikah dengan Ayahku hanya karena harta saja. tapi setelah ku tau kebenarannya aku jadi kasian sama dia, Naya harus menyamar menjadi gadis buruk rupa hanya karena wajahnya mirip dengan Ibunya. hahaha... ibunya tak mau mengakuinya. ibunya berlaku kasar padanya, ibunya membuangnya bahkan tidak segan menyakitinya.. kau fikir dengan usia yang masih begitu muda itu mudah untuk Naya? tidak.. itu sangat berat.. aku sering mendatangi rumahnya, dia sekolah dari hasil beasiswa sampai keperguruan tinggi ia berjuang keras untuk mendapatkan uang. dan 1 hal yang harus kau tau, dia mencintaimu dari dulu. dia mengagumimu dan mengidolakanmu bahkan ia menjadikanmu sebagai penyemangatnya, dia berusaha bisa berdiri sejajar di sampingmu, tapi memang Naya gadis bodoh, bagaimana bisa ia bertahan dengan pikiran bodohnya itu." kata Gibran sambil membayangkan wajah Naya kala itu.

Arga shock sejadi jadinya. ia tak menyangka hal ini terjadi.

"bagaimana bisa?" kata Arga

Gibran tersenyum tipis..

"sudahlah.. aku tak mau cerita lagi, 1 permintaanku, jika kau bosan dengannya atau tak lagi menginginkannya, tolong kembalikan dia padaku, aku tidak akan membencimu" kata Gibran lalu berdiri dan pergi.

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang