BAB 21

1.9K 100 1
                                    

dikamarnya Naya segera masuk kekamar mandi dan membersihkan dirinya.

"Hufftt... apa dia tadi marah ya.." kata Naya sambil menatap cermin.

Naya mengganti pakaiannya dengan daster tanpa lengan yang tipis juga sangat pendek. Memang Naya sering tidur hanya menggunakan stelan itu. lebih nyaman saja untuknya

setelah selesai Naya keluar dari kamarnya dan matanya membulat melihat Arga sudah duduk di pinggiran ranjangnya.

"mau ngapain dia kesini" kata Naya dalam hati

Naya tak memperdulikan Arga. ia menuju ke meja riasnya. lalu menyisir rambutnya. sedangkan Arga terus memperhatikan Naya yang bersikap acuh padanya semakin Marah.

selesai, Naya masih melihat Arga disana dan tak kunjung pergi.

"Sudah malam. aku ingin beristirahat, tolong keluar" kata Naya menatap Arga dari pantulan cermin

"Dari mana kau tadi?" tanya Arga

"Bukan urusanmu," kata Naya. Arga mengeryitkan dahinya

"Bukan urusanku? kau lupa siapa suamimu?"

"Suami diatas kertas maksudmu kan" batin Naya

"sudahlah.. keluar saja aku tidak mau berdebat!" kata Naya lagi. benar benar Arga tak suka di bantah seperti ini.

"Jaga bicaramu! begitukah caramu bersikap pada suamimu?" Kata Arga emosi.

"ck.. omong kosong!" kata Naya Bedecih. telinganya gatal mendengar kata kata itu keluar dari mulut Arga.

Arga berdiri dan menghampiri Naya. lalu mencekal pergelangan mungil gadis itu dan menariknya.

"Aww... lepasinn!!" teriak Naya sambik terhuyung mengikuti Arga. 

Bruukkk..

Arga melempar Naya ke ranjangnya. segera saja Naya bangun dan hendak berdiri Namun tangannya di cekal kembali oleh Arga. dan Arga mengungkung Naya di bawahnya.

"Apa yang kau lakukan! menyingkir dari tubuhku Arga!" kata Naya kesal.

"Kau membantahku, kau mengacuhkanku, dan kau bahkan membentaku, ku akui kau gadis yang pemberani, tapi kau harus tau siapa dirimu dan siapa diriku, kau tak punya kuasa untuk menentangku camkan itu" bentak Arga tepat di depan wajah Naya

Mata Naya memerah, sekali lagi Arga  menyakitinya hatinya. Ia tahu jika dirinya bukan hal penting bagi Arga. namun apakah harus sejelas itu mengatakannya.

"Dengarkan aku Dokter Naya.. cukup bersikaplah baik selama setahun ini dan kau akan bebas, jangan mempersulit keadaan! atau aku tak akan pernah melepaskanmu!" kata Arga lagi. sedangkan Naya sesekali mengerlingkan matanya. jujur ia takut saat ini..

"Jangan menemui pria lain di luar sana. aku tau kau tadi menemui pria di belakangku, sadarlah siapa dirimu!" kata Arga lagi dengan marah

"Dia kakaku Arga!" kata Naya bergetar. kini ia tahu kenapa Arga begitu marah.

"Terserah siapa itu, jika aku tak mengijinkan kau juga tidak bisa pergi" tukas Arga

"Tapi dia kakakku! aku menikah bahkan dia tidak tahu, dia sangat marah Arga... aku tau pernikahan ini tak berarti bagimu, tapi bagi kakaku.. emmmbbb...."

mulut Naya tersumpal bibir Arga. Arga melumatnya dengan kasar, Naya  dipaksa membuka mulutnya dan Arga menguasai itu, tangan Naya yang masih di tahan di samping kanan kiri kepalanya pun tak bisa berontak. hanya berusaha menggelengkan kepalanya agar terlepas ciuman Arga. namun Nihil, Arga sudah sangat berpengalaman. ia tak mau melepaskan Naya

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang