menjelang siang hari Naya mulai mengerjapkan matanya, badannya terasa ngilu disana sini, sungguh hanya sakit yang ia radakan saat ini..
"Asshh.. " lenguh Naya tak kala hendak menurunkan kakinya dari atas ranjang.
ia menyeret kakinya dengan lemas menuju ke toilet. didalam sana ia melihat tubuhnya pantulan dari cermin besar. seketika saja ia merasa jijik dengan dirinya sendiri. ia menangis tak karuan disana sambil menggosok-gosok badannya yang dipenuhi kissmark disana sini..
"hikss.. aku benci kamu Arga. hiks" isak Naya sambil terus menggosok badannya. berharap bekas itu segera menghilang.
lama sekali ia berada di tolilet meluapkan kekesalannya di bawah guyuran air.
akirnya ia keluar dari toilet setelah 2 jam lamanya ia berkutat disana. ia menyeret kakinya keluar. matanya terbelalak ketika melihat Arga berada di samping pintu. Naya sontak berusaha menutupi bagian dadanya karena kini ia hanya menggunakan handuk sebatas dada saja.
"KELUAR!!!!" teriak Naya sambil menunjuk pintu yang da dibelakang Arga.
tak.. tak.. Arga maju mendekati Naya.
Naya pun berjalan mundur ia tak ingin rasanya berdekatan dengan Arga karena ia masih ingat kejadian semalam bagaimana Arga berlaku kasar padanya.
"Jangan membentak ku! aku tak suka itu. segera bersiaplah. kita akan pulang. Jangan memaksaku mengulangi kejadian semalam" kata Arga tepat di depan Naya dengan tangannya yang di gunakan untuk mengunci pergerakan Naya yang berada di sudut tembok itu.
"aku tidak akan pulang denganmu pergi dari sini sekarang juga" kata Naya lagi. yang ada dalam hatinya saat ini hanyalah kemarahan dan kebencian pada Arga.
"Wah.. sepertinya kenangan tadi malam masih kurang nyatanya masih berani sekali meninggikan suara padaku." kata Arga sambil menyunggingkan senyumnya. tak bisa ia pungkiri ia merasa Naya sekarang menjadi candunya. ia tak bisa menahannya saat ini apa lagi melihat apa yang di gunakan Naya saat ini, pasti sekali tarik langsung lepas.. biasanya Mika tidak pernah menolak. bahkan dengan suka rela menyerahkan tubuhnya pada Arga. Namun Naya... gadis itu menolaknya mentah mentah. sungguh membuat jiwa Arga tertantang.
"Siall.. kenapa berlebihan sekali tubuh ini" batin Arga yang tak bis amengendalikan dirinya.
dengan segera saja Arga melempar Naya ke ranjang besar itu lagi dan dengan susah payah Naya melepaskan diri kakinya menendang kesana kesini namun tak berhasil.
hampir 2 jam berlalu, Arga selesai dengan urusannya. Naya, gadis itu hampir pingsan di sana. air mata tak berhenti mengalir.
Arga berdiri dan merapikan dirinya
Ia mendekati Naya yang masih terbalut dnegan selimut tebal.
"Dengarkan aku, aku tidak suka di bantah. jangan sekali kali membuatku marah, atau kau akan merasakan yang lebih dari ini. ku tunggu di bawah 30 menit lagi kita pergi, ada pakaian di sana" Arga lalu melangkah pergi.
Naya mendengarnya. hatinya terasa teriris. bahkan sakit di tubuhnya tak sebanding dengan sakit di hatinya.
"Dia anggap apa aku ini hiks..." isak Naya
tepat 30 menit setelah itu Naya tampak keluar dari kamarnya. ia tampak menggunakan pakaian yang di belikan Arga. entah pakaian macam apa itu. ia merasa sangat gerah. tapi ia menahannya dari pada ia berurusan dengan Arga. ia sangat malas untuk meladeninya lagi
diam diam ia menghubungi Gibran dan berbohong dengan segala macam cara agar Gibran tak menyusulnya. dan begitu pula Sela. gadis itu terdengar menangis ketika di telfon Naya. namun Naya berhasil meyakinkan Sela jika Ia baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Romancemenceritakan tentang gadis cantik bernama Kanaya Shakilla, gadis cantik yang duduk di kelas 3 SMA favorit di kota Jakarta. Namun ia harus menutupi paras cantiknya dengan balutan pakaian dan kacamata culun yang ia kenakan sejak SMP, ibunya sendirila...