BAB 57

1.4K 78 25
                                    

Setelah puas mencaci-maki Angkasa bahkan tak 1 orang pun disana yang membela Angkasa, padahal banyak juga yang melihat, Arga beserta Aurelie dan Alvino pergi begitu saja. Angkasa melihat kekhawatiran di mata Arga untuk Alvino. 

Angkasa menghembuskan nafas kasarnya. tak lama kemudian Samuel dan Naya kini datang dan Naya langsung memeluknya.

"Angkasa nakal.. kau membuat Mami khawatir.. bagaimana kalau kau hilang" kata Naya sambil menahan tangis.

"im oke mam.." jawab Angkasa datar. wajahnya datar tanpa ekspresi.

Samuel melihat wajah Angkasa yang begitu pun sedikit mengangkat alisnya. Segera kemudian Angkasa di gendong oleh Samuel. ia akan menanyakan itu nanti. untuk sekarang Ia akan membawa mereka pergi.

Didalam mobil Angkasa duduk dibelakang matanya menatap keluar jendela. Samuel melirik dari kaca.

Angkasa dan Samuel pergi kerumahsakit mengantarkan Naya karena ada telfon mengatakan tentang kondisi Sella. Naya menitipkan Angkasa pada Samuel. tak seperti biasanya Angkasa akan ribut ingin terus ikut Naya. kini anak itu diam dan menuruti apa kata Naya dengan mudahnya

"Kenapa Angkasa" batin Samuel.

Setelah sampai di hotel Angkasa turun lalu berjalan mendahului Samuel, wajah anak itu tak berubah dingin sekali. tatapan matanya tak seperti biasanya. senyuman sama sekali tak tampak di wajahnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Angkasa kini sedang bersiap karena Samuel akan mengajaknya kesuatu tempat. Angkasa masih tak banyak bicara membuat Samuel gemas sendiri

"Ada apa Angkasa? apa ada yang mengganggumu?" tanya Samuel yang kini berada didalam mobil bersama Angkasa.

"tidak Ayah" kata Angkasa sembari melihat kaca disampingnya. Samuel menghembuskan nafas beratnya. Angkasa tak sama dengan anak kecil lainya yang akan merengek menangis dan marah tanpa sebab. Angkasa lebih dewasa dari umurnya.

"Angkasa tau jika Ayah tidak suka di bohongi?" tanya Samuel sambil menatap Angkasa, dan melihat bagaimana Angkasa hanya menganggukan kepalanya sambil menatapnya dengan tatapan datar.

Samuel membawa Angkasa kesebuah jamuan. dimana nanti disana akan ada Arga juga ia sudah memikirkan ini berkali-kali dan inilah pilihanya. Ia akan tetap membawa Angkasa dan ia akan melindungi Angkasa.

Angkasa menggunakan jas hitam senada dengan Samuel. Wajahnya yang tampan, tatapan matanya yang tajam dan pembawaanya yang tenang membuat anak sekecil itu memiliki aura yang kuat.

sesampainya disebuah penjamuan di gedung yang begitu megah, Angkasa yang di gandeng oleh Samuel mencuri  perhatian, Orang-orang bertanya-tanya, siapa anak kecil tampan yang di gandeng oleh Samuel padahal yang mereka tau Samuel belumlah menikah.

Samuel melangkahkan kakinya kearah Arga dan tak di sangka Arga juga membawa Alvino yang kini duduk di kursi roda, Kali ini Angkasa hanya diam menahan sesak didadanya. Angkasa juga ingin disayang seperti itu oleh Arga. tapi kenapa Arga seakan tak mengenalinya.

Samuel berjongkok didepan Alvino sambil mengelus kepala Alvino dan menyapanya.

sedangkan Angkasa berdiri dibelakang Samuel. tak ada keinginan untuk menyapa Alvino. Arga melihat Angkasa, tentu ia mengingat anak itu, anak yang ia temui tadi siang. Matanya melihat bagaimana ketenangan yang dimiliki oleh Angkasa,

"Siapa Sam?" tanya Arga yang juga heran karena baru kali ini Samuel membawa seorang anak kecil yang ia tak kenal siapa anak itu, padahal ia sudah lama bersama Samuel.

Samuel menyunggingkan senyumnya, ia berdiri tegak didepan Arga.

"Angkasa kenalkan dirimu" (dalam bahasa Rusia) kata Samuel sambil merangkul pundak Angkasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang