BAB 41

2.4K 124 6
                                    

"lepaskan!" kata naya yang risih karena pinggangnnya selalu ditarik paksa oleh Arga agar menempel padanya

"kita suami istri" kata Arga

"yang bilang anak bapak siapa!" ketus Naya. Arga terkekeh geli karena sedari tadi istrinya itu tampak kesal. tapi biarkan Naya menggerutu sesukanya Arga tetap tidak akan membiarkan Naya berjalan sendirian. apalagi melihat mata buaya bertebaran disana sini

Arga menampakan wajah dinginnya bagaimanapun di acara ini dia adalah orang paling berpengaruh, siapa juga yang berani mengangkat dagu didepan Arga, tentu tidak ada. Arga duduk di sofa paling depan bersama Naya, di sofa paling mewah disana dengan menyilangkan kakinya. jujur saja Naya tidak terbiasa dengan semua ini ia sangat canggung. kini ia sadar siapa suaminya. sebegitu penting suaminya hingga semua orang yang berpapasan dengannya menundukan pandangannya.

Arga menyadari gelagat Naya yang aneh, meremas kukunya, terkadang juga meremas gaunnya.

"Apa tidak nyaman?" tanya Arga

"enn.. apa masih lama?" tanya Naya

"Kenapa?" tanya Arga lagi 

"aku canggung..." kata Naya.

Arga menarik tangan Naya dan menggenggam erat tangan istrinya

"Santai saja, ada aku" kata Arga

"Justru karenamu aku canggung. lihat saja semua orang menatap kita sepertinya takut. sebenarnya pernah kau apakan mereka itu" kata Naya sambil berbisik pada Arga

Arga terkekeh geli mendengar celotehan Naya. Arga meraih kening Naya lalu menciumnya sekilas..

tiba saatnya Arga harus naik ke podium memberikan sepatah dua patah kata.

"tunggu sebentar" kata Arga sambil melepaskan tangan Naya. Naya hanya menganggukan kepala.

Arga naik kepodium dan tampak orang orang mendengarkan dengan seksama lalu sesekali memberikan tepuk tangan.

Seorang waiters datang menghampiri Naya. memberikan segelas minuman. namun karena kelalaiannya minuman itu tumpah di gaun Naya alhasil gaun Naya pun basah. Mata Arga menangkap kejadian itu. ia lalu turun dari atas podium dan menghampiri Naya. sedangkan sekretarisnya mengurus pelayan tadi.

"Arga..." kata Naya sendu merasa menjadii perhatian banyak orang.

Arga melepas jas nya lalu memakaikan ke Naya. dan menarik Naya keluar dari sana. baru saja beberapa langkah Naya sudah berhenti karena melihat waiters itu di marahi oleh sekretaris Arga. Naya menghampirinya.

"tidak perlu begitu marah. bukankah dia juga tidak sengaja, sudah lepaskan saja.. aku tidak apa apa.." kata Naya lalu menyuruh waiters itu pergi.

"aku tidak mau kau menghukumnya, dia hanya bekerja dan tak sengaja melakukan kesalahan.." kata Naya pada sekretaris Arga.

semua orang memandang Naya kagum. bagaimana bisa Nyonya Arga begitu baik hati dan rendah hati, sedangkan yang terdengar adalah kabar hanya tentang mika yang angkuh dan sombong juga arogan kepada semua orang. namun kini yang di lihat mereka adalah sosok yang sangat pemaaf.

Disamping Naya, Arga pun tampak bangga, ia sangat senang melihat sikap Naya, sikap yang tak pernah ia lihat dari Mika.

"Ayo" kata Arga sambil menarik tangan Naya.

sesampainya dimobil Naya tampak mengibas ngibaskan gaunnya yang masih basah.

"harusnya kau marah. kau berhak memberinya pelajaran" kata Arga.

"Memangnya siapa aku yang bisa berlaku sesukaku" kata Naya

"Dulu jika hal ini terjadi pada Mika. orang itu tidak akan lepas" kata Arga.

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang