BAB 46

2.1K 113 9
                                    

"kau tidak boleh protes apalagi marah nanti jika berada disana"

"kau tidak boleh memasang wajah dinginmu itu didepan teman temanku"

seperti itulah syarat yang diajukan Naya ketika Arga memaksa ikut dengannya. mau tidak mau Arga patuh dengan permintaan Naya.

"Wanita ini benar benar berani sekalii.." batin Arga

**********

_ditoilet_

Arga berpapasan dengan Calista.

Calista wanita Bule berperawakan seksi itu menyapa Arga, tentu saja Arga bingung, bagaimana ada orang yang tau namanya. mereka pun berbicara dengan bahasa Inggris.

"Anda Tuan Arga? suami Dokter Naya?" tanya Calista yang kini berhadapan dengan Arga.

tanpa menjawab Arga yang memang berwajah angkuh dan dingin itu hanya menaikan sebelah alisnya.

"ck.. bagaimana bisa temanku memiliki suami sepertimu, bukan kah ini seperti kiamat untuknya" kata Calista sambil menggelengkan kepala melihat ekspresi Arga.

"apa maksudmu" kata Arga

"apa kau benar benar mencintainya? ku lihat wajahmu muram ketika Naya berbicara dengan teman teman pria kami, seperti orang yang menahan cemburu, apa aku benar?" kata Calista lagi

"katakan saja apa yang ingin kau katakan, tidak usah berbelit" jawab Arga dengan arogannya sambil memasukan jarinya kedalam saku celana.

"huuhh.. baiklah.. apakah tadi sikap istrimu sama seperti sebelumnya?" tanya Calista.

Arga sedikit melebarkan matanya. bagaimana wanita ini bertanya demikian..

"haha sudah kuduga, dari ekspresimu aku bisa menebak, Naya pasti sedikit merubah sikapnya kan?" kata Calista lagi.

"Siapa wanita yang kau kencani tadi di Mall?" tanya Calista pada intinya.

"Kencan?, omong kosong!" kata Arga kesal, wanita didepannya ini benar benar membuatnya kesal, ia lalu ingin beranjak dari sana. namun Calista menahan langkah kaki Arga menggunakan kakinya yang di julurkan kedepan kaki Arga. sungguh wanita itu tidak mengenal Arga. jika mengenal tentu ia tak akan berani bersikap kurang ajar seperti itu.

"Hufftt...Dasar lelaki, masih tidak mau mengakui juga, asal kau tau. kami melihat perselingkuhanmu tadi siang" kata Calista sembari menekankan kata selingkuh didepan Arga.

"Wanitamu menarik juga, seleramu ternyata seperti jalang, berpakaian seksi dengan menunjukan lekuk tubuh terbuka disana sini.. apa kau begitu menikmatinya?, apa rasanya memuaskan haha.." sindir Calista.

"teruslah bicara omong kosong, aku tak punya waktu meladenimu" kata Arga beranjak pergi, ia benar benar akan mencekik Calista jika terus berada disana.

sreekk.... Calista menarik lengan Arga lalu mengibaskannya untuk menahan Arga. Ia belum puas mencaci maki Arga, ia tau Naya tidak akan memarahi suaminya, maka dari itu Cakista akan mewakilinya.

"eeits jangan pergi dulu, aku belum selesai bicara Tuan.." kata Calista.

"jika kau masih sayang dengan hidupmu segera pergi dan jangan menggangguku lagi" kata Arga penuh penekanan

"ahhahaha... kau mengancamku, apa kau juga sering mengancam temanku seperti ini? pantas saja.. Naya hanya diam ketika melihatmu berpelukan dengan jalangmu" kata Calista tersenyum remeh

deg.... berpelukan? sepertinya Arga sadar yang dimaksud Calista. ada salah faham disini. seketika ia mengingat kejadian siang tadi.

"Aaaiihh.. hampir saja lupa, asal kau tau saja. banyak sekali yang mengincar istrimu, apa tidak terpikirkan olehmu, Dokter Naya begitu cantik dan baik apalagi masih begitu muda dan karirnya cemerlang, jika hanya ditinggal olehmu kurasa dia tidak akan kesulitan mencari gantimu, dan aku berharap semoga itu segera saja terjadi agar Dokter Naya terlepas dari manusia sepertimu.."  tambah Calista lagi masih dengan senyuman remehnya

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang