Masa Masa Indah

22.9K 97 0
                                    

Di tengah hiruk pikuk suasana pagi hari. Ku nyalakan mesin motor untuk berangkat sekolah. Ya perkenalkan. Namaku Ilham. Aku adalah salah satu siswa Smk di kotaku.

Aku hanyalah anak sekolah biasa. Terlahir dari orang tua yang biasa saja dan menjadi anak yang tumbuh remaja seperti anak lainnya.

Hari hari ku lalui dengan penuh semangat agar dapat hidup dengan ekonomi yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ditambah dengan aku yang ingin bercita cita menjadi seorang gitaris handal.

Masalah percintaan. Aku sangat suka dengan seorang wanita yang pernah aku temui 4 tahun lalu. Wajahnya yang manis dan sifatnya yang baik membuat aku jatuh cinta kepadanya. Namun karena sebuah insiden dan aku yang telah mengetahui bahwa ia terlahir dari keluarga berada, pintar dan disukai banyak orang membuat aku lebih memendam perasaan ini. Dan bertekad untuk menjadi sukses suatu hari nanti dan bisa mengungkapkan perasaan ini.

Pagi itu aku berangkat menuju sekolah. Jarak antara rumahku ke sekolah lumayan jauh karena berada di kota. Sementara rumahku berada di desa. Aku yang hampir menginjak kelas 2 membuatku semakin belajar dewasa karena bersiap menghadapi kerasnya dunia kerja. Ya sebagai anak laki laki terakhir di keluargaku membuat aku mempunyai tanggung jawab agar dapat memiliki hidup lebih baik dari kakaknya.

Sesampai di sekolah. Seperti biasanya kegiatan belajar mengajar sudah menjadi kebiasaan tersendiri. Ditambah apel pagi yang sudah menjadi kewajiban. Pelajaran demi pelajaran pun berlalu sampai akhirnya sampai di pelajaran sejarah. Pelajaran yang membuat siswa ngantuk karena guru yang menjelaskan seperti menceritakan dongeng pengantar tidur. Apalagi dengan jam pelajaran yang hampir menjelang pulang membuat kami para siswa mengantuk.

Disaat bel telah berbunyi menandakan waktu pulang. Kami pun bergegas berkemas untuk pulang. Guru yang melihat kami yang tadinya lemas langsung segar pun bertanya.

"Kalian ini. Kalo pelajaran aja pada ngantuk. Giliran kalo bel pulang pada seger. remehin banget sama pelajaran." Ucap guru itu dengan nada kesal.

"Yaelah pak. Tenang aja. Kita paham kok" Ucap seorang siswa menjawab.

"Kalo kalian ngomong kaya gitu. Gimana kalian mau pintar. Mau sukses. Emang kamu tau takdir kalian mau gimana kedepannya?" Tanya guru itu kepada muridnya.

"Apanya yang susah sih pak. Orang kalo udah lulus kita tinggal daftar kerja di PT buat ngumpulin modal buat usaha. Apa susahnya." Jawabku dengan enteng dengan menganggap pertanyaannya yang terlalu aneh.

Mendengar ucapan itu guru itu pun langsung berdiri dan keluar karena kesal mendengar ucapan ku. Sebelum keluar ia pun berkata
"Kamu ga akan tau takdir kamu. Bahkan sedetik setelah ini. Bahkan mungkin takdir kamu ga akan yang seperti kamu bayangin." Ucapnya lalu pergi meninggalkan kami.

Aku yang merasa bodoamat dengan ucapan guru itu pun langsung bergegas pulang dan melupakan kejadian itu.
Di perjalanan. Aku melihat wanita yang aku idam idamkan itu. Aku pun menyapanya sekedar bertanya kabar.

"Fa. Mau kemana?" Tanyaku kepadanya yang di sambut hangat olehnya.

"Eh ham. Ini mau beli jus. Kebetulan lagi pengen jus nih." Ucapnya dengan senyuman manis yang slalu membuatku bahagia.

"Oh. Aku boleh ikut ga? Kebetulan aku juga mau beli." Ucapku yang berbohong agar bisa berlama lama dengan dia.

Iya pun mengiyakan tawaranku. Kami pun berhenti di sebuah kedai jus buah yang terkenal enak.

"Kamu mau jus apa ham?" Tanya syifa

"Ehm. Aku mangga aja." Ucapku

Tak lama jus yang kami pesan pun jadi. Kami pun pergi mencari tempat yang cocok untuk ngadem.

"Ham. Cobain deh ini jus gue. Enak banget tau." Ucap syifa dengan menyodorkan jusnya kepadaku.

"Itu kan jus alpukat. Gue kan ga suka alpukat fa. masak lu ga tau?" Ucapku yang menjelaskan kepadanya bahwa aku yang tak suka alpukat.

"Aneh ya lu. Enak enak gini lu malah ga suka." Ucap syifa yang menganggap aku aneh.

Kami pun bercanda bersama sambil menikmati jus buah itu. Sambil sesekali kami bertukar jus walaupun aku yang tak suka alpukat. Namun karena syifa yang meminta aku pun mengiyakan.

"Ham. Sebenarnya lu tuh suka cewek ga sih? Kok gue dari dulu ga pernah liat lu deket sama cewek." Tanya syifa dengan penasaran.

"Lah lu juga iya kali. Dari dulu gue juga ga pernah liat lu deket sama cowok." Ucapku balik menanyakan kepada syifa.

"Ya gue kan terlalu indah untuk di miliki tau." Ucap syifa dengan pedenya yang membuatku tertawa.

"Hahaha. Mana ada. Orang lu sukanya malu maluin." Ucapku menyangkal ucapanya.

Hubungan kami pun sudah berlangsung lama. Membuat kami yang sudah sangat akrab. Namun karena aku yang belum merasa pantas dan belum sukses. Aku pun belum berani mengutarakan perasaanku.

"Gini nih Fa. Sebenarnya gue tuh suka sama cewek. Tapi gue belum mau ngomong Fa sama dia." Ucapku menjawab pertanyaannya yang tadi.

"Loh kenapa? Dia masih punya pacar?" Tanya syifa

"Ga sih. Gue cuma belum pantes aja. Gue mau sukses dulu. Ntar kalo gue udah sukses baru mau ngomong." Ucapku menjelaskan kepadanya.

"Keburu diambil orang lu. Lagian siapa sih cewek itu? Ngomong ngomong gue kenal ga?" Tanya syifa yang penasaran.

"Ya gpp sih. Yang penting gue udah ngungkapin. Trus kalo masalah lu kenal ya mesti lah." Ucapku dengan santai. Karena tak ingin syifa tau.

"Ha siapa emangnya?" Tanya syifa yang makin penasaran.

"Kepo. Udah ayo pulang! Udah sore." Ucapku mengajaknya pulang.

Kami pun pulang karena hari yang sudah semakin sore.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang