Hadiah terbesar

5K 59 1
                                    

Berbulan bulan kami menikah. Hubungan yang kadang di warnai oleh suka cita kami lalui bersama. Ali yang sudah kembali ke aktivitasnya. Begitu pula aku yang kembali beraktivitas mengurus rumah. Hanya saja Sekarang aku sudah menjadi nyonya di rumah ini. Tak seperti kemarin.

Tak jarang aku pun harus menuruti kemauan Ali dalam urusan jatah. Aku sendiri pun juga menikmati ketika Ali menelanjangiku. Stamina Ali yang kuat membuatnya dapat menyetubuhiku hingga berkali kali. Tak jarang kemaluanku yang berdarah akibat menahan gempuran burungnya.

*
Malam itu. Kami pun bersenggama lagi. Namun aku meminta berhenti saat Ali ingin menambah lagi. Dengan alasan bahwa aku capek. Karena aku tau Ali tak akan berhenti jika aku beri jatah.

Kami pun mandi bersama. Diguyuran air pada jam 1 malam. Kami pun keasyikan sendiri. Di temani oleh nyanyian kami berdua yang tengah menyanyikan lagu milik Dewa 19. Membuat suasana mandi kami tak hening dan tak terasa dingin. Walau sudah jam 1 malam.

Setelah selesai kami pun keluar dan mulai memakai pakaian untuk tidur. Kupakai lingerie sebagai pakaian tidurku. Sementara Ali hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada.

"Mas. Hmm gimana kalau kita adopsi anak?" Tanyaku kepada Ali yang tengah merebahkan dirinya di sampingku.

"Kita kan baru aja menikah Fan. Belum juga setahun." Ucap Ali dengan nada tak suka.

"Ya aku kesepian di rumah tau. Mas kan kadang kerja sampai ninggalin aku dirumah sendiri. Emang salah kalau aku pengen punya temen dirumah?" Ucapku dengan kesal. Ali pun menatapku dengan datar. Tak memperdulikan aku yang kesal terhadapnya.

"Ya kan ga harus anak juga Fan. Aku lagi pengen berduaan sama kamu tanpa ada seseorang anak diantara kita Fan." Ucap Ali menyangkal pendapatku. Aku pun memasang wajah cemberut dan berhenti berbicara kepadanya.

"Salah ya kalau aku lagi pengen berduaan sama kamu?" Ucap Ali berusaha mencairkan emosiku. Aku pun terus memasang wajah cemberut dan tak menatapnya sama sekali.

"Kita kan juga bisa berduaan walau udah ada anak." Ucapku dengan ketus. Ali pun terdiam.

"Ya aku tau kalau udah ada anak kamu pasti lebih mentingin anak kamu ketimbang aku ntar. Ntar juga kasih sayang kamu ke aku berpindah ke anak itu." Ucap Ali menggerutu. Aku pun terperanjat mendengar ucapan Ali yang seperti itu.

"Dasar otak mesum. Mau gimana pun ya kamu itu suami aku tau. Aku tetep sayang sama kamu. Lagian sayang aku ke kamu juga beda sama sayang aku ke anak aku nanti." Ucapku memarahinya. Ia pun hanya terdiam melihatku sudah emosi.

Ku baringkan tubuhku disampingnya. Sembari tanganku yang menari nari di dada bidangnya. Aku paham. Ali masih ingin mendapat perhatianku dan tak ingin ada yang mengganggu. Aku pun berusaha membuat Ali tenang dan mencairkan kembali suasana.

"Tadi kerjaan gimana mas? Ada kendala ga?" Tanyaku berusaha mencairkan suasana. Ekspresi ali pun kembali tenang. Ia pun mulai mau bercerita kepadaku. Aku pun mendengarkan ceritanya. Sampai tak sadar bahwa aku telah terlelap dalam mimpiku.

Aku pun bermimpi berada di sebuah taman yang dulu pernah ada juga dimimpiku. Ku lihat taman yang indah dan banyak bunga yang tengah bermekaran. Membuat nuansa tenang bagi yang melihatnya.

Aku pun terperanjat melihat diriku menjadi memakai setelan jas. Dan yang lebih anehnya lagi aku kembali menjadi laki laki kembali. Ku lihat pantulan diriku di cermin yang memperlihatkan diriku terlihat pas dengan setelan jas yang kupakai.

Di tengah lamunanku. Tiba tiba sebuah tangan menepuk pundak ku. Aku pun segera berbalik. Ku lihat Seseorang yang ku kenal.

"Syifa?" Ucapku sambil memeluknya dengan erat. Sudah lama aku tak memimpikan ia lagi. Ku lihat ia yang memakai dress putih. Ku lihat ia dengan seksama. Wajahnya yang masih seperti dulu ku lihat. Cantik dan menyejukkan hatiku.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang