Terbaring

3.3K 59 5
                                    

Aku pun terbangun saat cahaya matahari tepat berada di atas kepala. Ku basuh kepalaku yang pusing akibat menangis semalam. Rasa sakit yang kudapat semalam pun masih terasa dan membekas di tubuhku.

Setelah itu aku pun makan makanan kaleng yang sudah disediakan untuk mengganjal perutku. Ku basuh lukaku yang telah mengisi sekujur tubuhku.

Seharian. Aku pun hanya termenung di atas kasur. Aku pun tak mengindahkan kata Andi yang menyuruhku untuk tampil cantik malam ini. Aku pun sengaja membiarkan tubuhku yang kotor dan penuh dengan luka ini. Agar Andi jijik kepadaku.

*
Malamnya. Terdengar suara langkah kaki masuk. Tak lama. Pintu kamarku pun terbuka. Ku lihat Andi yang sudah bersiap siap seakan akan ingin menerkam ku.

Ia pun terkejut melihat kondisiku yang masih tak terurus dan berantakan. Terlihat raut ekspresinya yang langsung berubah menjadi marah kepadaku.

"Bukannya udah gue bilang buat lo dandan hari ini?" Ucap Andi membentak ku. Aku pun hanya terdiam dengan tatapan kosong.

"Lo itu. Cari mati ya lo?" Ucap Andi sambil menjambak rambutku. Aku pun kesakitan dan memohon Andi untuk berhenti menjambak ku.

"Gue lebih baik mati. Daripada harus hidup sama lo." Ucapku dengan tatapan tajam kepada Andi. Andi pun langsung naik pitam dan semakin menyiksaku. Berbagai pukulan mendarat ditubuhku. Tanpa ada balasan dariku sama sekali.
Aku pun hanya menangis sambil menahan pukulan demi pukulan Andi.

Tiba tiba. Pintu kamar pun didobrak oleh seseorang. Kami pun kaget dan melihat siapa yang mendobrak pintu itu.

Ku lihat Ali bersama dengan beberapa orang dan polisi. Mereka pun langsung menangkap Andi yang mulai ketakutan dan berniat untuk melarikan diri.

Beruntung Andi dapat langsung tertangkap dengan beberapa pistol karet yang mendarat ditubuhnya. Sehingga pergerakannya terhambat. Ia pun segera di amankan dan langsung dibawa oleh polisi yang bersama Ali.

Aku pun dapat bernafas lega karena ada yang menyelamatkanku. Mendadak. Pandanganku pun kabur dan aku pun pingsan tak sadarkan diri.

Aku pun terbangun. Ku lihat diriku yang terbaring di sebuah kamar rumah sakit. Lengkap dengan tanganku yang terpasang infus. Ku lihat lukaku yang sudah di obati dan di perban di bagian yang cukup parah.

Tiba tiba Sesosok pria pun masuk kedalam ruangan ku. Ku lihat sesosok pria yang sangat aku rindukan. Sosok yang telah menyelamatkan ku dari belenggu Andi.
Ia pun terkejut melihatku dan segera menghampiriku.

"Udah bangun ya. Mau makan ga? Atau mau apa gitu?" Ucap Ali dengan ekspresi khawatir terhadapku. Aku pun langsung memeluknya. Perasaan hangat kembali muncul di benakku.

"Al. Aku takut. Aku takut dia nyulik aku lagi." Ucapku dengan ketakutan. Ia pun semakin mempererat dekapannya dan sesekali mengelus rambutku.

"Udah tenang aja! Kan ada aku disini. Lagian dia udah dibawa sama yang berwajib biar ditindak lanjuti." Ucap Ali berusaha menenangkan ku.

"Tapi kalau dia dateng lagi gimana? Aku takut Al. Aku gamau hidup sama dia." Ucapku dengan ekspresi cemas. Ali pun hanya tersenyum tipis memandangiku.

"Udah. Gausah dipikirin! Sekarang lo harus pulih ya! Masalah itu biar gue yang ngurus. Udah gausah khawatir!" Ucap Ali dengan lemah lembut. Aku pun menjadi luluh dan menuruti perintah Ali.

Aku pun berusaha untuk tak memikirkan masalah itu. Apalagi dengan Ali yang berada disampingku. Sehingga aku dapat tenang karena ada perlindungan darinya.

"Makan ya! Gue bawain bubur bentar." Ucap Ali sambil bergegas keluar. Segera ku raih tangannya agar tak jauh jauh dariku.

"Al. Jangan pergi! Aku takut." Ucapku merengek kepadanya. Ia pun tertawa melihatku seperti anak kecil.

"Gue kan mau ambil bubur doang di depan Fan. Santai aja disini aman kok." Ucap Ali sambil mengelus rambutku.

"Gamau. Aku ga mau ditinggal sendiri." Ucapku dengan ekspresi murung. Ali pun mengalah melihatku yang tak mau ditinggal.

Akhirnya ia pun memanggil salah satu perawat untuk membawakan bubur untukku. Tak lama perawat pun datang bersama dengan dokter yang ingin memeriksa keadaanku.

Diperiksanya kondisi tubuhku. Aku pun hanya diam saat dokter itu memeriksaku. Sesekali aku menjawab pertanyaan dokter terkait apa yang aku rasakan saat ini. Setelah itu mereka pun keluar setelah aku dinyatakan membaik daripada waktu aku pertama dibawa kesini.

"Nih makan ya!" Ucap Ali berusaha menyuapiku. Ku buka mulutku untuk menerima suapannya.

Lidahku yang masih terasa hambar dan tak berselera membuatku ingin muntah. Aku pun menyuruh Ali untuk berhenti menyuapiku. Ia pun menuruti kemauan ku dan menyuruhku untuk meminum obat yang diberikan oleh dokter.

"Al. Keluargaku dimana kok ga disini? Mereka ga dateng?" Ucapku yang tak melihat satu pun keluargaku datang.

"Udah gue suruh pulang. Kasian mereka kalo harus jagain lo. Kemarin kan lo ga sadarkan diri sampai 3 hari." Ucap Ali. Aku pun terkejut. Bagaimana aku yang merasa tertidur sebentar. Namun ternyata sudah 3 hari berlalu setelah kejadian itu.

"3 hari? Perasaan baru sebentar aku tidur. Kok lama banget." Ucapku menggerutu.

"Ya lo tidur. Jadi ga kerasa kan. Lah gue disini jagain lo sendirian lagi selama 3 hari." Ucap Ali dengan nada kesal. Aku pun terkekeh melihat ekspresinya. Baru kali ini setelah insiden itu aku dapat tertawa seperti ini.

"Makasih ya Al. Kalau ga ada kamu. Aku gatau deh kaya gimana." Ucapku dengan lemah lembut.

"Fan. Lo itu calon istri gue. Udah seharusnya gue kaya gitu. Jadi gausah bilang terima kasih segala!" Ucap Ali memarahiku. Aku pun menjadi kesal karena dengan ia yang tak suka dengan ucapan terima kasihku.

"Ih aku kan cuma bilang terima kasih. Emang ga boleh ya?" Ucapku dengan kesal kepadanya.

"Hmm. Mulai lagi nih. Udah orang masih sakit juga." Ucap Ali mendengus kesal. Aku pun semakin kesal dengannya. Aku pun diam tak mau mengajaknya bicara.

Aku pun diam dan berpura pura ingin tidur tanpa memperdulikannya. Aku tau bagaimana pun keadaannya. Jika aku sudah diam kepadanya. Pasti ia takkan berkutik dan merasa bersalah terhadapku.

Tak lama keluargaku pun datang setelah mendapat berita dari Ali bahwa aku telah bangun. Aku pun segera memeluk ibu. Keluargaku pun turut senang melihatku sudah membaik setelah kemarin menghilang dan di temukan pingsan.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang