Bandung

3.9K 77 4
                                    

Hari hari aku lalui. Aku pun berusaha untuk melupakan kejadian itu. Tak lupa Kak novi pun selalu meneleponku. Ia meminta maaf atas kejadian waktu itu.

Aku pun memaafkannya. Bagiku yang terpenting sekarang. Aku harus bisa kembali ke tubuh awal ku semula. Dan menjadi seorang laki laki kembali.

Aku pun berkonsultasi dengan sebuah dokter untuk transisi ku. Ditemani dengan paijo. Dokter pun menyanggupi asal aku harus ikut dengan aturannya dan tak boleh melanggar sedikitpun. Karena tubuhku yang sudah feminim sekali. Jadi butuh waktu lama untukku kembali.

Aku pun melakukan transisi dengan meminum hormon testosteron setiap hari. Aku pun merasa tubuhku yang mulai bertenaga seperti waktu dulu.

Hari itu. Aku dan ibu pun berencana membuat nasi lengko untuk menu makan siang nanti. Aku pun bertugas untuk membuat saus kacang. Sementara ibu yang bertugas menanak nasi dan memasak bahan pelengkap Nasi lengko yang menjadi kuliner khas Cirebon.

Aku pun sangat bersemangat karena ingin sekali mencicipi kuliner yang belum pernah kunikmati. Di tengah kesibukanku. Nina pun datang dengan membawa handphoneku.

"Kak. Ini ada yang nelpon." Ucap Nina.

Aku pun bertanya siapa yang meneleponku. Dan ternyata Kak Novi. Aku pun segera mengambil handphone ku dan segera mengangkat panggilan itu di tempat yang sepi.

"Halo. Ada apa kak?" Tanyaku.

"Halo. Ini Fan. Ali.." Ucap Kak Novi yang membuatku bingung.

"Ali kenapa kak?" Ucapku. Aku pun sebenarnya tak ingin mendengar nama itu lagi. Namun karena kak Novi. Aku bisa apa.

"Ali sakit Fan." Ucap Kak Novi dengan suara yang kalut. Mendadak. Perasaan khawatir pun muncul dalam benakku. Terfikir siapa yang menjaga Ali disana.

"Ali sakit? Sakit apa kak?" Ucapku dengan penuh kekhawatiran.

"Dia sakit demam berdarah. Kakak lihat. Semenjak dari kamu. Dia langsung jatuh sakit." Ucap Kak Novi. Aku pun kalut dan bingung harus gimana.

"Kok Ali ga kabarin aku sih kak? Apa jangan jangan kakak sekongkol sama Ali lagi?" Ucapku menaruh curiga karena tak ingin kejadian seperti kemarin.

"Ya ampun ini bukan waktunya bercanda. Kakak ga sekongkol sama dia. Ini memang inisiatif dari kakak. Soalnya kakak udah pernah bilang ke Ali buat kasih tau kamu. Tapi dia ga mau." Ucap Kak Novi. Aku pun merasa bersalah atas apa yang kulakukan ke Ali tempo itu.

Aku pun berkata kepada kak Novi jika aku mau kesana. Kak Novi pun awalnya melarangku karena ia yang tak ingin merepotiku dan berniat hanya ingin memberitahuku saja. Namun karena aku terus memaksa Kak Novi pun setuju dan akan menjemputku setibanya di bandung.

Aku pun langsung mengemasi barang yang perlu aku bawa. Tak lupa aku berpamitan dengan keluarga Paijo. Awalnya mereka pun kaget. Namun setelah kujelaskan. Mereka pun dapat mengerti.

Aku pun diantar oleh paijo ke Stasiun. Tak lupa aku mengucapkan banyak terima kasih kepadanya karena telah menampungku. Setelah itu aku pun langsung memesan tiket dan naik kereta setelah 20 menitan menunggu.

Di perjalan aku pun merasakan khawatir kepada Ali. Ku bayangkan Ali yang terbaring sendiri di rumah sakit tanpa ada yang menemani.

Aku pun sampai ke bandung Jam 5 lebih. Kedatanganku pun langsung di sambut oleh Kak Novi yang telah menungguku. Kak Novi pun menyuruhku untuk masuk ke mobilnya dan segera menuju ke rumah sakit.

"Kamu kekeh banget mau kesini. Ada apa?" Ucap kak novi sambil menyetir. Aku pun bingung akan berkata apa untuk pertanyaan kak Novi.

"Aku kasihan sama Ali. Ga ada yang nemenin. Kan kakak sibuk banget." Ucapku dengan jujur. Kak Novi pun hanya tersenyum memperlihatkan senyumnya yang manis.

"Makasih ya udah jaga adik kakak. Maafin juga kakak belum bisa buat full jaga Ali. Jadinya kamu harus gini deh." Ucap Kak novi.

"Gpp kok kak. Tenang aja." Ucapku. Kami pun bercanda bersama setelah jarang bertemu. Sampai tak terasa kami pun sampai ke rumah sakit.

Kak novi pun langsung menyuruhku masuk. Aku pun hanya mengekor Kak Novi yang mencari kamar Ali di rawat. Dan ketemulah Kamar di lantai dua pojok.

"Fan. Aku pamit dulu ya. Soalnya mau ada klien yang harus aku temui. Kamu disini sendiri gpp kan?" Ucap kak Novi.

"Iya gpp kok kak. Makasih ya." Ucapku. Kak Novi pun berpesan kepadaku jikalau ada apa apa terjadi.

Aku pun segera masuk. Kulihat Ali yang terbaring lemah dan tertidur pulas. Aku pun berjalan mendekat. Perlahan ku amati tubuhnya yang pucat tak seperti kemarin waktu bertemu aku. Aku pun berniat untuk merapihkan barang barang ku.

"Fanny?" Ucap Ali yang kaget melihatku. Aku pun sedikit kaget melihat ia yang terbangun dari tidurnya.

"Udah ga usah banyak gerak." Ucapku sedikit ketus kepadanya. Ia pun hanya diam setelah sebelumnya mencoba untuk duduk.

Aku pun duduk di kursi. Ku lihat Ali yang tak berani menatapku. Aku pun mengambil sebuah Roti yang aku bawa.

"Mau roti ga?" Ucapku. Ali pun memandangiku dengan penuh keheranan.

"Lo ga marah lagi?" Ucap Ali dengan ekspresi ketakutan. Aku pun tak menjawab dan langsung mengarahkan potongan roti ke mulutnya.

Tak lupa aku yang berakting dengan tatapan datar seolah masih menyimpan rasa marah terhadapnya. Membuat ia yang sedikit takut dan tak berani berkata banyak kepadaku.

"Katanya lo sakit demam berdarah?" Ucapku yang penasaran.

"Iya. Udah 5 hari ini." Ucap Ali.

"Kenapa lo ga kasih tau gue." Ucapku yang marah dengan Ali.

"Bukannya lo ga mau ketemu gue lagi ya? Terus buat apa gue kasih tau lo." Ucap Ali dengan raut wajah yang menyimpan rasa marah terhadap ku.

"Jadi gitu. Pantesan lo ga pernah dapet pacar. Orang lo ajak ga peka." Ucapku dengan kesal. Ali pun kebingungan dengan yang aku ucapkan.

"Hah. Maksudnya?" Ucap Ali yang kebingungan.

"Sama gue yang waria aja lo ga peka dan mutusin gitu aja. Apalagi sama cewek beneran. Udah ditendang lo gara gara ga peka." Ucapku kesal dengan Ali.

"Jadi. Maksud lo. Gue harus tetep ngejar lo. Walaupun udah di tampar?" Ucap Ali dengan menunjuk pipinya yang pernah aku tampar.

Aku pun teringat dengan kejadian itu dan merasa bersalah karena menampar dengan keras.

"Ya namanya juga cewek. Masih beruntung lo ga gue tendang." Ucapku mengelak membuat pembenaran.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang