Kak Novi

6.6K 88 14
                                    

Setelah menunaikan ibadah. Kami pun meluncur ke sebuah Mall untuk berbelanja perlengkapan ku. Aku yang tak tau tentang dunia wanita pun hanya bisa mengikuti Ali.

Ali pun mengajakku ke sebuah toko pakaian wanita. Tak lama datang seorang wanita yang menghampiri kami. Wanita itu pun sepertinya kenal dengan Ali yang membuatku heran dengan Ali yang kenal dengan banyak orang.

"Mau cari apa Al? Tumben banget kesini." Ucap seorang wanita itu yang terlihat sudah kepala 3. Namun masih memperlihatkan aura kecantikan seperti wanita baru belasan tahun.

"Eh ini kak Novi. Ini pacar saya mau cari baju sama perlengkapan make up. Tapi dia ga tau banyak soal dunia wanita. Maklum dulu dia tomboy. Jadi jarang pakai pakaian yang feminim." Ucap Ali menjelaskan kepada wanita itu yang ternyata bernama Novi.

Kak Novi pun seperti tau apa yang harus di lakukan. Tanpa menunggu lama ia pun menarikku dan membawaku. Sekejap ia pun memilih pakaian satu demi satu dari rak pakaian. Setelah itu ia pun menyuruhku untuk masuk ke ruang ganti. Sekejap ia pun menyuruhku untuk telanjang. Aku pun menyuruh kak Novi keluar dengan alasan aku tak bisa jika ada orang yang melihatku telanjang. padahal aku hanya tidak ingin kak Novi tau identitas ku yang bukan wanita tulen.

Aku pun di suruh memakai berbagai macam pakaian mulai dari dress, Blus, Bolero, Dll. Aku pun hanya bisa menuruti walau terasa sangat melelahkan. Apalagi saat aku diharuskan menggunakan sepatu hak tinggi yang membuatku tak bisa mengatur keseimbangan. Apalagi dengan haknya yang tinggi membuatku tak habis pikir kenapa wanita sangat suka sekali dengan sepatu ini.

Ia pun menyuruh ku bertelanjang dada. Sekejap aku menolak karena tak ingin identitas ku terbongkar. Namun apalah daya kak novi yang memaksaku karena ingin mengukur ukuran payudaraku yang akan disesuaikan dengan ukuran bra ku.

Kak Novi pun menyarankan ku untuk menggunakan ukuran cup 36A karena bentuk payudaraku yang Menurutnya cukup bulat. Dan ia pun juga menyarankan ku untuk suatu saat beli ukuran yang lebih besar karena melihat payudaraku yang kelihatannya masih tumbuh.

Aku pun tercengang melihat kak novi yang paham betul dengan payudara. Walaupun di satu sisi aku malu karena aku memiliki payudara. Kak Novi pun mengambil beberapa bra ukuran yang di sebutkan. Ia menyuruhku memakainya.

Sekejap aku pun memakainya dan memang terasa pas dengan dadaku. Tak seperti bra yang aku pinjam dari alm mamanya Ali yang lebih besar yang membuat dadaku tak mengisi penuh. Sehingga banyak menimbulkan gesekan yang membuat aku kadang horny karena putingku yang semakin sensitif.

Setelah cukup lama ia pun membereskan semuanya dan mengambil apa saja yang akan aku butuhkan. Aku pun hanya bisa ia melihat memasukan beberapa baju sampai kosmetik ke dalam tas belanjaan. Aku pin hanya bisa terdiam sambil memikirkan berapa biaya yang akan dibutuhkan.

"Fan. Kamu bener pacarnya Ali?" Ucap kak novi sambil mengemasi.

"Ehm. Ga sih kak. Aku cuma temen doang. Ga tau dia ngaku ngaku sendiri." Ucapku berkata jujur kepadanya.

"Terus kamu suka ga sama dia?" Tanya kak Novi.

"Ehm gatau. Emang kenapa?"

"Gpp sih. Cuma Ali itu udah kaya adik kakak sendiri. Kakak juga jarang liat ia sebegitu deketnya sama cewek. Jadi kakak seneng aja gitu kalau Ali bisa sama kamu. Kakak liat kamu orangnya baik." Ucap kak novi. Aku pun tersadar bahwa semua yang dilakukan Ali lebih dari sebatas teman. Dan aku pun terkejut dengan ucapan kak Novi yang menganggap Ali sebagai adiknya.

"Kamu udah kenal berapa lama sama Ali?" Ucap kak novi

"Udah lama sih kak. Waktu kecil kita itu teman sepermainan bareng. Cuma Ali ga lama pindah ke sini. Jadi aku jarang kabar kabaran lagi sama dia."

"Terus kok bisa ketemu lagi?"

"Ya aku mau cari pekerjaan di kota ini kak. Dan kebetulan ketemu Ali. Ya udah aku di suruh kerja bantuin dia." Ucapku menceritakan awal pertemuanku dengan dia. Aku pun bercerita hati hati karena tak ingin kak novi curiga atau tau bahwa aku dulunya adalah pria.

Setelah itu Ali pun berniat membayar namun di tolak oleh kak Novi.

"Berapa semuanya kak?" Tanya Ali.

"Ga usah. Itung itung buat kakak balas budi sama kamu karena udah bantuin kakak buat bangun usaha ini." Ucap kak Novi yang tak mau menerima. Ali pun memaksa dengan berkata bahwa semua yang ia lakukan dulu ikhlas tanpa imbalan apapun. Namun tetap kak novi tolak.

"Yaudah. Anggap aja ini hadiah buat Fanny. Jadi aku beri buat dia. Bukan buat kamu." Ucap kak novi. Aku pun kaget mendengar hal itu. Aku pun menolak secara halus dan meminta agar ia mau di bayar.

"Fan. Udah terima aja. Anggap aja ini tanda terima kasih kakak. Karena kamu udah mau sama Ali yang buluk ini." Ucap kak novi yang menyindir Ali. Kami pun hanya tertawa karena ejekan itu sambil melihat raut wajah Ali yang kesal.

Aku pun menerimanya walau setengah tidak enak karena baru mengenal kak Novi. Kami pun pamit pulang kepada Kak Novi. Tak lupa ia berpesan kepadaku untuk sering datang. Aku pun hanya mengiyakan sambil memberikan sebuah senyuman dan meninggalkan pergi.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang