Memburuk

9.6K 109 6
                                    

Ali yang melihatku bertanya tentang aku yang pergi saja tanpa pamit.

"Lu dari mana sih ham? Kirain lu mau kabur." Tanya Ali yang sepertinya khawatir kepadaku.

"Gue cuma pergi bentar kok ke klinik. Gue kayanya lagi ga enak badan nih."

"Kok lu ga bilang? Kan gue bisa nganterin lu?" Ucap Ali yang terus terusan khawatir seperti aku adalah pacarnya.

"Gpp kok gue cuma pengen sendiri aja. Ya itung itung jalan jalan liat pemandangan Bandung." Ucapku berbohong agar Ali tak khawatir.

"Itu apa ham?" Tanya Ali yang aku menenteng sebuah kantong plastik.

Aku menyuruh Ali untuk masuk supaya lebih mudah membicarakannya. Kami pun duduk di ruang tamu. Dan ku ceritakan semua yang ku alami. Mulai dari rasa aneh ini muncul. Sampai aku bertemu dengan dokter dan tak lupa aku menceritakan penjelasan dokter yang bilang bahwa tubuhku seperti ada kesalahan.

Ali pun hanya mengamati aku yang sedang berbicara tanpa sadar kulihat sorot matanya yang fokus ke aku yang sedang berbicara. Perasaan aneh pun kembali muncul. Aku pun seperti salah tingkah dihadapannya.

"Lu kenapa ham?" Tanya ali yang melihatku salah tingkah.

"Ehm gpp. Biasa." Ucapku menepis agar tak ketahuan.

"Terus. Itu berarti obat buat hormon laki lo biar pulih lagi." Tanya ali. Aku pun mengiyakan ucapnya. Ia pun mendukungku supaya aku kembali seperti semula.

*
Sebulan berlalu. Ku lihat tubuhku pun tak kunjung membaik. Malahan semakin memburuk dengan tonjolan yang semakin besar dan hampir menyerupai payudara wanita. Pinggulku pun semakin melebar ditambah burungku yang semakin kecil bahkan hampir tak terlihat dihimpit oleh kedua paha yang semakin bulat.

Kulihat wajahku yang semakin feminim. Ditambah dengan rambut yang mulai hampir sebahu belum aku potong selama hampir 2 bulan. karena aku yang masih memikirkan masalah ini menambah kesan wanita ditubuhku.

Aku pun semakin putus asa akan kejadian ini. Usaha yang telah ku coba mulai berhenti menggunakan cream atau serum. Dan sering mengkonsumsi obat yang dikasih dokter sampai aku yang pilih pilih dalam makan berharap tubuhku dapat kembali seperti semula. Namun semuanya tampak sia sia karena tubuhku yang malah nambah parah.

Aku pun semakin risih untuk keluar. Mengingat tubuhku yang seperti wanita. Ditambah sekarang dadaku yang lebih menonjol walaupun aku sudah memakai dalaman. Bahkan pernah suatu ketika saat aku sedang membersihkan halaman ada seseorang yang ingin bertanya alamat rumah kepadaku memanggilku dengan sebutan mbak. Awalnya ia pun kaget melihatku berbicara dengan suara ngebas.

Aku pun hanya bisa pasrah dengan keadaan tubuhku. Mungkin ini karma yang aku terima karena mencoba memakai pakaian wanita.

*
Malam hari kami pun menonton film bersama sekedar hiburan menghilangkan rasa letih karena seharian bekerja.

"Ham lu ga nelpon ibu lu apa? Ga kangen lu ya?" Ucap Ali bertanya kepadaku.

"Ehm kalo telponan sih jarang. Palingan kita cuma chatingan bareng."

Ya lu ga kangen apa sama suara ibu lu?"

"Kangen sih. Tapi gue takut." Ucapku sambil memakan cemilan.

"Takut kenapa?"

"Lu tau sendiri kan. Tubuhku udah kek gimana? Bahkan suara gue juga kaya udah mulai berubah. Walaupun masih rada cowoknya sih. Tapi gue khawatir ibu gue bakal ngira gue kenapa napa disini." Ucapku menjelaskan kekhawatiran ku kepada ibuku.

Ali pun seperi mengerti dan dapat memahami perasaanku. Aku pun menonton film dan memakan cemilan.

"Lu cantik juga ya ham kalo di liat liat." Sebuah ucapan yang keluar dari mulut Ali. Aku pun tersedak mendengar perkataanku itu. Kulihat sorot matanya yang menatap tajam wajahku membuat aku semakin salah tingkah. Pipiku pun memerah bak tomat seperti gadis yang sedang dimabuk asmara.

"Apaan. Gue cowok tau." Ucapku menepis karena malu mendengar ucapan Ali.

"Tapi bener nih ham. Kalo lo cewek mungkin gue mau jadi pacar lo." Ucapan Ali yang semakin membuatku salah tingkah. Karena tak mau ketahuan. Aku pun pergi masuk ke kamar karena aku tak ingin dia tau jika aku sedang salah tingkah.

Didalam kamar. Aku pun termenung mendengar ucapan Ali tadi. Kulihat Daster ibu Ali yang tergeletak. Perasaan aneh pun kembali muncul. Terbesit dalam pikiranku untuk memakai pakaian itu lagi. Aku pun berfikir bagaimana bentuk tubuhku yang sekarang ini dipadukan dengan daster itu.

Entah setan apa yang merasuki ku. Aku pun segera memakainya. Perasaan yang sama seperti dulu membuatku nyaman setelah hampir cukup lama aku tidak berpakaian seperti ini.

Kulihat pantulan cermin aku yang membuatku takjub. Kulihat tubuhku yang sangat pas memakai daster tersebut. Aku pun mencari bra untuk aku pakai karena dadaku yang seperti bergelayutan saat memakai pakaian longgar seperti ini. Ku geledah isi lemari mendapati satu set bra dan cd. Kupakai semuanya mulai dari cd. Tanpa aku sadari aku pun dapat memakai bra tersebut tanpa kesulitan walaupun ukurannya yang lebih besar dari dadaku. Membuat banyak space kosong di bra tersebut.

Kembali ku pakai daster itu setelah semuanya terpasang. Aku pun semakin takjub akan keindahan tubuhku. Bahkan aku merasa lebih pantas memakai pakaian wanita ketimbang pakaian pria.

Aku pun berfoto di depan cermin ingin mengabadikan momen itu. Sesekali aku berpose feminim seperi wanita pada umumnya membuat aku lupa akan jari diriku yang sebenernya.

Di tengah keasyikan ku tiba tiba pintu pun terbuka. Kulihat Ali yang Langsung masuk tanpa ijin membuatku kaget.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang