Dingin

3.7K 78 2
                                    

Aku pun segera merapihkan barang ku ke kamar. Kulihat kamar yang dulu aku tempati. Tak berubah hanya saja sedikit kotor karena tak ada yang membersihkan.

Aku pun berinisiatif untuk membersihkan seluruh rumah itu yang sudah sangat kotor. Aku pun mengepel seluruh lantai. Tak lupa aku sapu semua sudut yang banyak debu. Dan merapihkan barang barang yang berantakan.

Hari pun tak terasa sudah sore. Aku pun mandi dan ingin memasak namun kulihat tak ada bahan yang bisa aku masak. Aku pun memutuskan untuk beli makanan. Ku beli makanan dari sebuah Ojek online dan memakannya didepan Tv.

Suasana rumah yang sepi membuatku sedikit takut karena hanya sendiri di rumah ini. Aku pun segera bergegas untuk masuk ke kamar dan tidur. Belum sampai aku masuk ke kamarku. Kulihat kamar Ali yang masih berantakan.

Aku pun langsung masuk dan merapihkan benda benda yang berserakan. Aku pun terkejut. Kulihat sebuah Album foto yang ternyata berisi fotoku. Mulai dari fotoku bersama Ali, foto selfi dihandpone ku dan tak jarang foto candid ku terpampang di setiap lembaran album itu.

Aku pun tak menyangka jika ia melakukan semua ini. Kulihat satu demi satu. Perasaan bahagia melihat Foto diriku. Apalagi saat aku berpose konyol. Ditengah keasyikan ku. Aku pun berniat untuk menyimpannya dan mulai merapihkan kamar Ali. Aku pun memutuskan untuk tidur dikamar Ali malam ini.

*

Esoknya aku hanya berdiam diri di rumah. Aku pun merebahkan diriku di sofa karena tak ada pekerjaan yang bisa aku kerjakan.

Tiba tiba ku lihat Mobil kak Novi yang berhenti di depan rumah. Aku pun senang karena Kedatangan kak Novi. Segera ku berlari menuju ke depan menjemput kak novi.

Terlihat ia yang keluar dengan seseorang. Siapa lagi jika bukan Ali. Aku pun merasa kesal dengan kedatangan Ali. namun harus ku tahan Demi kak Novi. Ali pun hanya memandangiku dengan tatapan dingin.

Kami pun masuk. Terlihat Ali yang langsung masuk ke kamar tanpa berbicara sedikit pun kepadaku.

"Emang udah di bolehin pulang kak? Kok kakak ga bilang dulu sama aku?" Ucapku yang terkejut dengan kedatangan mereka.

"Iya Fan. Ini kakak kasih surprise buat kalian berdua. Kakak emang sengaja ga kasih tau. Bahkan Ali juga ga tau kalau kamu disini." Ucap Kak Novi.

Aku pun segera menyuruh Kak Novi untuk duduk. Namun ditolak oleh Kak novi. Ia beralasan ingin segera pulang karena capek.

"Fan. Kakak titip Ali ya! Kalau Ali macam macam sama kamu. Bilang aja sama kakak!" Ucap Kak Novi. Aku pun mengiyakan dan berterima kasih banyak atas bantuan kak Novi.

Setelah kak Novi pergi. Aku pun langsung menghampiri Ali. Kulihat ia yang berdiam diri di kasurnya. Aku pun masuk. Kulihat ia yang hanya diam dan menatapku yang masuk tanpa ijin.

"Mau makan apa? Biar aku masakin." Ucapku mencoba berbicara dengannya. Ia pun hanya terdiam tanpa menatapku.

"Ga usah. Gue ga laper." Ucap Ali dengan ketus. Aku pun merasa kesal dengan keadaan yang berbalik seperti ini.

" Katanya lo mau nasi goreng buatan gue. Gue masakin ya!" Ucapku dengan bergegas menuju dapur. Namun Ali langsung menarik tanganku.

"Gue ga nafsu." Ucap Ali. Aku pun mengurungkan niatku dan kembali duduk.

"Gue bakal bantu lo buat jadi cowok lagi. Dan gue bakal nanggung semua biaya sampai lo bisa pulang ke kampung lo." Ucap Ali dengan ketus. Aku pun tak menyangka ucapan seperti itu akan keluar dari mulutnya.

Aku pun menahan rasa sakit di hatiku. Perasaan hancur. Melihat Ali yang berubah kepadaku. Aku pun merasa bingung dengan diriku. Harusnya aku senang jika Ali mau membantuku untuk kembali. Namun entah perasaan apa. Aku seperti tak rela jika harus kehilangannya.

"Gue mau jadi cewek. Gue ga mau balik jadi cowok kalau sikap lo begini terus sama gue." Ucapku dengan wajah yang sayup. Ali pun seperti tak menanggapi.

"Udah sadar ham! Lo itu cowok dan gue juga cowok. Kita ga bakalan bisa bareng." Ucap Ali dengan nada tinggi. Aku pun meneteskan air mata melihat Ali yang begitu dingin kepadaku.

Aku pun pergi ke kamarku. Ku tutup pintu dan menangis. Aku pun bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Menjadi pria kembali dengan duniaku yang lama. Atau memulai kehidupan baru sebagai wanita.

Tiba tiba Ali pun masuk tanpa mengetuk pintu. Di tutupnya pintu itu. Perasaan takut akan peristiwa waktu itu pun kembali lagi. Di tambah dengan tatapan Ali yang dingin kepadaku.

"Album foto yang ada di kamar gue mana?" Ucap Ali menanyakan album yang berisi fotoku yang telah ku ambil. Ali pun duduk di sampingku di atas kasur. Kulihat ia yang tak peduli denganku dan hanya fokus dengan tujuannya.

"Buat apa? Itu kan isinya cuma foto gue doang." Ucapku sambil mengusap mataku yang sembab.

"Itu foto Fanny sama gue. Dan lo sekarang bukan Fanny. Lo ilham kan?" Ucap Ali. Aku pun semakin bingung dengan jalan pikirannya. Aku pun hanya diam tak menanggapi ia yang terus memaksaku untuk mengembalikan album itu.

"Gue kecewa sama lo Al. Gue benci sama lo. Semuanya udah gue lakuin ke lo. Walaupun lo udah buat gue begini. Tapi apa balasan lo?" Ucapku dengan melempar album itu ke tubuhnya. Aku pun segera keluar dari kamar.

Aku pun menyuruhnya untuk keluar dari kamarku. Segera ku kunci pintu kamarku. Air mataku pun kembali mengalir. Sebuah rasa sesal dan sakit hati melihat Ali yang begitu dingin kepadaku.

Aku pun menangis sesegukan dan tak menghiraukan segalanya. Aku pun sampai hampir gila dengan mengacak ngacak kamarku dan bertingkah seperti orang gila.

Aku pun sudah tak mau memikirkan bagaimana kedepannya. Aku sudah putus asa dengan jalan hidupku.

Ali pun tak menanggapi. Ia hanya diam di kamarnya. Walau sebenarnya ia tau aku yang hampir gila sendiri di kamar.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang