Pasar

7.2K 96 4
                                    

Mulai dari bab ini. Karakter Ilham akan saya ganti menjadi Fanny supaya lebih menyesuaikan untuk kedepannya.

Pagi hari aku terbangun. Aku pun segera mandi dan menyiapkan sarapan untuk Ali.  Jam 7 Ali bangun. Bersamaan dengan sarapan yang telah aku persiapkan di meja makan. Aku pun menyuruh Ali untuk mandi terlebih dahulu. Ali langsung mengambil handuk dan bergegas mandi.

Tak berapa lama Ali keluar dengan bertelanjang dada. Kulihat perut Ali yang nampak membentuk roti sobek. Aku pun memandanginya. Sekejap tubuhku merespon seperti mempunyai hasrat kepada Ali. Perasaan yang sama saat aku melihat wanita berpakaian sexy.

"Fan. Masak apa?" Ucap Ali dengan Nama baruku. Aku pun menjelaskan bahwa hari ini aku memasak perkedel dengan sop ikan yang aku beli kemarin.

Kami pun makan bersama. Terlihat Ali yang sangat menikmati masakan ku.

"Tumben bangun jam segini. Ga takut kesiangan?" Ucapku sambil mengambilkan piring yang mau ku cuci

"Ga. Gue mau libur dulu hari ini." Ucap Ali yang di lanjut meminum seteguk air.

"Libur? Kemarin kemarin ga ada liburnya perasaan." Ucapku dengan heran. Karena memang sejauh kami bekerja. Kami tak pernah libur dan selalu bekerja tak kenal waktu.

"Hari ini kan kita mau keluar buat beli perlengkapan lo. Sama kata lo persediaan dapur udah mulai habis." Ucap Ali. Aku pun teringat dengan persediaan dapur yang mulai habis. Aku pun memutar otak karena tak mungkin aku keluar dengan keadaan seperti ini.

"Ehm gimana kalau lo sendiri aja? Ntar gue catatin sama lo apa aja yang mau dibeli." Ucapku dengan raut wajah memelas.

"Hah. Kok gitu sih? Kan lo tau sendiri kalau gue ga tau tentang persediaan dapur. Biasanya juga lo beli sendiri kan?" Ucap Ali dengan raut wajah bingung mendengar ucapanku.

Aku pun menjelaskan kepadanya jika aku masih belum siap untuk keluar sebagai seorang wanita seperti ini.

"Ga. Lu harus ikut gue. Hari ini gue sempetin waktu buat lo. Lo harus ngehargain gue dong!" Ucap Ali

"Ya gue masih malu Al. Ntar kalau ada yang tau kalau gue itu cowok gimana?"

"Hari ini kita mau beli semua perlengkapan lo sama ngurus data lo disini. Terus lo ga mau ikut?" Ucap Ali dengan nada tegas. Aku pun hanya bisa terdiam. Sesekali aku membuat wajah memelas agar Ali dapat memahami ku.

Ali pun pergi menuju ke gudang tempat penyimpanan. Tak berapa lama ia membawakan ku sebuah celana jeans hitam, tank top dan sweater.

" Buat apa?" Ucapku yang tak paham dengan maksud Ali.

"Pakai! Kita keluar sekarang." Ucap Ali dengan datar. Aku pun hanya bisa menuruti. Ku lepas dasterku dan memakai semua barang yang Ali berikan.

Aku pun memakai semua mulai dari celana sampai sweater. Tak luput aku pun merias diriku. Sebuah riasan sederhana karena memang aku belum tau lebih cara berdandan.

Ku lihat diriku di cermin memperlihatkan seorang wanita yang cantik. Sebentar aku pun mengagumi diriku sendiri yang terlihat cantik. Tubuh yang ideal ditambah dengan bentuk wajahku yang manis khas wanita jawa. membuatku lupa bahwa aku seorang pria.

Aku pun keluar dari kamar. Ku lihat Ali yang menungguku di ruang tamu. Sekejap Ali memandangiku dari bawah sampai atas tanpa berkedip. Aku pun menjadi risih karena seperti di interogasi.

"Jadi keluar ga?" Ucapku melihat ia hanya bengong melihatku keluar dari kamar.

"Hah. Ia jadi kok." Ucap Ali tersadar. Ali pun langsung bangkit berdiri dan memegang tanganku. Aku pun hanya bisa mengekornya dari belakang.

"Yok naik!" Ucap Ali mengambil sebuah motor matic dan menyuruhku untuk naik. Tak lupa ia menyuruhku memakai helm.

Kami pun keluar menuju ke pasar ciroyom. Tak butuh waktu lama kami pun tiba di pasar. Suasana ramai menjadi pemandangan lumrah. Berbagai orang yang datang untuk melakukan transaksi untuk saling memenuhi kebutuhan hidup.

Ali pun mengarahkan motornya ke sebuah parkiran. Setelah memarkirkan motor dan mengambil nomor parkir kami masuk ke dalam pasar.

"Nih Fan uangnya. Gue mau ngopi dulu ya bentar di warung sana. Kalau udah tinggal samperin atau ga telfon gue aja." Ucap Ali memberiku uang sambil menunjuk ke sebuah warung.

"Ga. Temenin gue belanja!" Ucapku dengan nada kesal.

"Loh emang kenapa? Gue mau ngopi dulu bentar di sana. Gue ga kemana mana kok." Ucap Ali.

"Ga boleh. Ntar di rumah aja ngopinya. Gue buatin. Sekarang lo ikut gue!" Ucapku dengan kesal dan menarik tangannya masuk ke dalam pasar.

"Fan. Gue malas di pasar Fan. Plis lah bolehin gue nunggu di luar aja." Ucap Ali yang memberhentikan langkahku.

"Yaudah. Tapi kalau gue nanti di godain sama preman pasar disini jangan marah ya. Sama nanti lu pulang aja. Gue bisa pulang sendiri." Ucapku dengan kesal lalu pergi meninggalkannya. Ali pun memegang tanganku yang membuat langkahku kembali terhenti.

"Apaan sih. Katanya mau ngopi di sana." Ucapku yang marah kepadanya.

"Iya iya gue temenin. Ga usah marah juga." Ucap Ali dengan kesal. Aku pun hanya tertawa karena melihat ia yang kesal.

Kami pun mencari bahan bahan keperluan untuk memasak. Beberapa kios pun ku susuri demi mendapatkan barang yang aku perlu. Ku lihat Ali yang sepertinya tak betah berlama lama di pasar. Aku pun tak menghiraukannya dan mencoba menawar ke pada pembeli agar mendapat harga yang ku inginkan.

"Oh ya. Mau makan apa? Sekalian gue mau beli." Ucapku mengajak ia mengobrol. Kulihat ia yang kesal karena aku suruh untuk membawakan barang belanjaan.

"Oh jadi gini lu pengen gue ikut. Biar ada yang bawain gitu?" Ucap Ali yang kesal. Aku pun hanya tertawa melihat tingkahnya.

"Hehehe. Kan katanya cewek ga boleh pegang yang berat berat." Ucapku dengan seolah membisikinya. Ia pun mendengus kesal mendengar perkataan ku.

"Udah mau makan apa? Ntar gue masakin." Ucapku menawarinya.

"Hmm ayam bakar tapi dibumbui dengan santan kek nya enak tuh. Gue udah lama ga pernah makan." Ucap Ali. Sejenak aku pun berfikir karena tak mudah untuk memasaknya karena banyak proses yang harus di lewati.

"Boleh. Tapi ntar gue bantuin ya buat parutin kelapanya."

Ia pun hanya mengangguk. Aku pun mencari bahan yang akan dibutuhkan. Setelah lebih dari satu jam aku mencari. Kami pun keluar dari pasar dan pulang.

Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang