Awal mula

9.6K 90 10
                                    

Beberapa hari setelah itu. Kami pun kelimpungan mencari pekerjaan. Keuangan yang semakin menipis pun membuat aku semakin pusing menghadapi hidup ini.

"Ham. Mau gimana ini? Kita belum bayar uang kos kosan. Mana ga ada uang lagi." Ucap paijo yang memberitahu tentang biaya bulanan kos yang membuatku semakin bingung.

"Yaelah jo. Baru masih pagi udah bikin mood jelek aja. Udah ayo kita cari kerja sekarang."

"Masalahnya ini udah kelewat tanggal ham. Lu ga takut di usir apa?" Ucap paijo dengan penuh rasa takut.

Aku pun menenangkannya bahwa semua ini akan berakhir. Dan aku pun mengajaknya untuk keluar mencari pekerjaan.

Belum sempat aku keluar Bu asih pun datang menghampiri kami.

"Mau kemana kalian?" Tanya bu asih yang mengagetkan kami.

"Eh bu asih. Ini kita mau cari kerjaan bu." Ucap paijo dengan perasaan takut melihat bu asih seperti mau marah.

"Sudah. Saya ga mau dengar alasan kalian. Mulai sekarang kalian keluar dari kost ini." Ucap bu asih yang membuat kaget kita berdua.

"Yah bu. Jangan dong! Kalo kita diusir kita mau tinggal dimana?" Ucapku memohon belas kasihan kepadanya. Disahut oleh paijo yang juga memohon kepada bu asih.

"Sudah. Kamar kalian besok udah ada yang mau nempatin. Sekarang kalian kemasi dan pergi jauh jauh dari sini!" Ucap bu asih dan langsung pergi meninggalkan kami berdua.

Kami pun terpaksa mengemasi dan keluar dari kost. Dengan perasaan yang campur aduk kami berjalan menyusuri kota bandung.

"Jo. Mau tinggal dimana kita ini?" Tanyaku kepada paijo karena bingung akan kemana kita setelah ini.

Paijo pun seperti menyembunyikan sesuatu kepadaku. Melihat gerak gerik yang mencurigakan aku pun memaksa paijo untuk memberitahu.

"Ehm. Gimana ya ham. Sebenarnya orang tua gue itu ga suka kalo gue ngerantau." Ucap paijo yang membuat aku semakin bingung.

"Trus kenapa masalahnya?"

"Alasan gue merantau karena gue pengen mandiri. Tapi gue di tentang sama orang tua gue. Dan kemarin orang tua gue tau kita dipecat. Dan dia ga katanya mau nyusul gue kesini. Mau diajak balik ke kota kampung." Ucap paijo menjelaskan masalahnya.

Aku pun kaget mendengar hal itu. Karena di kota ini aku hanya kenal paijo dan tak tau harus apa aku lakukan bila aku harus sendiri di kota besar ini.

"Dan kata orang tua gue. Hari ini mereka kesini. Dan kayanya sebentar lagi mereka akan sampai." Ucap paijo yang membuat aku semakin bingung.

"Yah lu ga setia kawan nih. Masak lu mau ninggalin gue sendiri kaya gini?"

"Gue juga gamau ham. Tapi mau gimana lagi. Orang tua gue ga percaya kalo gue bisa mandiri disini. Apalagi dengan kejadian kemarin. Dan mereka maksa kalo gue harus balik ke kampung."

"Trus gue gimana?"

"Ya kenapa lu ga balik ke kampung lu aja! Kan disana lu masih punya keluarga." Ucap paijo memberikan saran. Namun dalam hati aku tak ingin pulang ke kampung. Aku berfikir aku belum sukses. Dan aku belum bisa bahagian ibuku. Aku tak ingin pulang. Apalagi jika aku pulang aku malah akan menambah beban ibuku.

*
Setelah menunggu cukup lama di stasiun. Orang tua paijo pun datang. Kami bersalaman dengan orang tuanya dan tak luput aku mendengar ceramahan orang tua paijo yang mendengar anaknya gagal diperantauan.

Tak lama aku dan paijo pun bersalaman sebagai salam perpisahan. Tak luput paijo masih mengkhawatirkanku dengan memberi uang kepadaku yang ia minta kepada orang tuanya karena tak tega melihatku sendirian di kota ini.

"Inget ham. Kalo mau minta bantuan atau apa. Tinggal hubungin gue aja. Lu masih punya nomor gue kan?" Ucap paijo dan tak lama ia pun masuk ke salah satu gerbong kereta. Perlahan pintu kereta pun menutup dan mulai melaju.

Aku yang tak tau harus kemana pun mulai menyusuri setiap kantor di Jl. Cicendo berharap. Akan ada satu lowongan yang dapat aku isi.

Menjelang malam. Ku putuskan berhenti di sebuah masjid. Ku putuskan untuk menunaikan ibadah dan. Aku pun berniat untuk bermalam di Masjid karena pikirku tak akan ada yang mengusirku disini.

Aku pun terduduk disudut Masjid dan mulai meratapi kisah hidupku yang ditimpa nasib buruk berkali kali. Kembali kuteringat dengan masa masa dimana aku masih belum mengenal apa itu tanggung jawab dan dunia dewasa yang kejam ini. Kembali ku teringat akan perkataanku kepada guru waktu itu yang menganggap mencari kerja itu gampang. Namun ternyata semua itu salah. Inginku kembali ke masa itu dan memperbaiki perkataanku.

Perasaan lapar pun mulai mendera perutku yang sedari tadi siang belum aku isi. Aku pun pergi mencari warung makan untuk menuntaskan rasa laparku.

Aku pun makan dengan lauk seadanya karena mengingat uang yang dikasih paijo harus aku awet awet entah sampai aku dapat kerja.

Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 wib. Dengan perasaan kantuk aku pun berniat ingin tidur. Tak lupa aku menyimpan barang barangku ke sudut yang aman agar tak diambil orang saat aku tidur.

Ditengah rasa kantukku aku dikejutkan dengan seseorang yang memanggil namaku. Kulihat orang itu mengamati ku. Aku yang terkaget pun bangun dari tidurku.

"Ham. Kok lu ada disini?" Ucap pria itu menunjukku.


Perjalanan panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang