Bab 12: Keputusan-keputus(asa)an

952 97 7
                                    

June dan keluarganya.

Keluarga laki-laki itu adalah keluarga yang suka memberikan kebebasan. Robert Aldrian Adams dan Camelia Margareth, kedua orang tua June itu sama-sama orang yang berpikiran terbuka dan akan mendukung apa pun keputusan June yang mereka anggap baik dan bisa membahagiakannya.

Mereka tidak pernah mengekang June meski laki-laki itu adalah anak tunggal---Itulah kenapa, June tidak ragu saat dirinya mengajak Pelita meninggalkan Indonesia dan hidup bersama di Australia dua tahun yang lalu, di negeri tempat Papanya dilahirkan. Sebab June tahu benar, orang tuanya akan mengizinkannya meski di awal mereka mungkin akan marah kepadanya karena ia yang mengambil keputusan sendiri dan secara tiba-tiba.

Mereka bahkan tidak melarangnya saat June keluar dari UI dan pindah ke tempat kuliah Pelita di Bandung. Meninggalkan universitas ternama Indonesia dan memilih masuk swasta.

Mereka merasa kecewa? Iya. Tapi kebahagiaan putranya lebih penting dari segalanya.

Namun meski begitu, Robert dan Camelia tidak bisa menerima jika June terus menunda kelulusannya demi Pelita.

Dan inilah masalahnya.

Agar tetap berada di sisi Pelita, June sengaja tidak menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Ia juga sengaja memperlambat skripsinya karena jika dirinya lulus, ia harus meninggalkan Bandung. Ia harus meninggalkan Pelita yang ada di sana, yang mana artinya dirinya akan jauh dari gadis yang dicintainya itu. June jelas tidak menginginkan itu. Namun di sisi lain, orang tuanya tidak suka akan apa yang ia lakukan, yakni menunda-nunda pendidikan.

Tahun ini adalah tahun terakhir June. Sebenarnya ada beberapa semester lagi hingga berlaku ketentuan "Jika dirinya tidak lulus tahun ini, maka dirinya akan dikeluarkan dan tidak bisa kuliah lagi.". Namun orang tuanya sudah tidak bisa menolerir June.

Robert ingin putranya menyelesaikan pendidikannya dan terjun membantunya mengelola perusahaan. Jika pun tidak, ia dan Camelia ingin June melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2 dan menikahi seorang wanita untuk menjadi menantu mereka---Baiklah, yang terakhir itu adalah keinginan Camelia. Tapi Robert juga akan berbahagia jika June mau segera berkelurga. Ia dan Camelia tidak mungkin membiarkan garis keturunannya berhenti hanya sampai pada June sang putra tunggal.

Pelita saat ini masih duduk di semester lima sedangkan June semester sembilan---karena menunda kelulusan selama satu tahun. Masih ada tiga semester lagi sampai Pelita lulus dengan tepat waktu. Satu semester lagi hingga June harus lulus seperti yang orang tuanya minta. Satu tahun enam bulan milik Pelita, dan enam bulan miliknya. Jujur saja, June tidak ingin meninggalkan Pelita selama setahun di Bandung sendirian jika dirinya sudah lulus.

Saat ada dirinya, Pelita bahkan mendapat teror mengerikan di apartemennya. Bagaimana jika dirinya tidak ada? Siapa yang juga akan menjaga Pelita dari setiap laki-laki hidung belang yang mencoba mendekatinya?

Beberapa laki-laki di dunia modeling saja bahkan banyak yang tidak bisa June percaya. Bagaimana kehidupan Pelita jika tanpanya? Apakah Pelita akan baik-baik saja? Lalu yang paling penting ... Bagaimana hidupnya jika tanpa Pelita? June benar-benar tidak bisa membayangkannya.

Saat di Jakarta, Papa dan Mamanya memberi June beberapa tuntutan juga pilihan.

Tuntutan pertama, Robert dan Camelia ingin June menyelesaikan kuliahnya tahun ini juga. Tidak ada alasan apa pun yang bisa keduanya terima untuk June menunda itu.

Tuntutan kedua, June harus memilih, setelah dirinya lulus S-1, ia akan terjun ke perusahaan atau kembali mengenyam bangku pendidikan lagi. Dan di sinilah terjadi kontroversi. Jika June memilih terjun ke perusahaan, ia akan sibuk dengan pekerjaannya di Jakarta, ia tidak akan memiliki waktu untuk menemui Pelita apalagi menjaganya. Dan jika dirinya memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2, orang tuanya meminta June belajar di Australia, lebih jauh lagi dari Pelita sehingga June bahkan tidak bisa melihatnya.

Dunia PelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang