Bab 15: Bertemu di Hari H

1.4K 119 14
                                    

"Let nothing dim the light that shines from within."
- Maya Angelov -

🌼🌼🌼

Satu minggu kemudian ...

Seperti sudah ditakdirkan oleh semesta, dua orang yang masing-masing memiliki luka di hatinya malam itu akhirnya dipertemukan dalam satu garis edar yang sama.

Nur Walis Pelita dan Adhim Zein Ad-Din Hisyam.

Seperti guratan takdir kehidupan, keduanya pada akhirnya dipertemukan.

Atas paksaan Aldo, Adhim akhirnya datang di acara itu menggunakan salah satu setelan jas yang dibelikannya. Pameran seni besar-besaran yang digelar di ballroom hotel bintang lima ternama Kota Bandung.

 Pameran seni besar-besaran yang digelar di ballroom hotel bintang lima ternama Kota Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelita juga ada di sana. Jika Adhim datang untuk memamerkan brand produk gelangnya, Pelita datang karena terlibat dalam peragaan busana yang juga diadakan para panitia sebagai diva.

Sejak pukul dua, Pelita langsung bertolak dari kampus menuju ke tempat acara untuk bersiap-siap. Arina menemaninya seperti biasa. Sedangkan June, laki-laki itu masih menghilang tanpa kabar sejak seminggu yang lalu. Arina sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, tapi nihil, June tetap tidak bisa dihubungi. Sedangkan Pelita memang sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mencampuri urusan June dan kehidupannya. June sudah banyak menderita karena dirinya, jadi Pelita tidak pernah mencoba menghubunginya.

Semua pameran digelar pukul setengah empat sore. Dibantu Aldo dan Suta, Adhim sudah merapikan stan yang diberikan padanya oleh pihak penyelenggara sejak pulang dari kampus. Gelang-gelang buatan tangannya sudah terpajang dengan apik di sana. Beberapa pengunjung juga banyak yang tertarik dengan hasil kerajinan tangannya yang memiliki cita rasa seni.

Pertemuan itu terjadi tepat setelah waktu Asar. Aldo yang datang ke acara itu sebagai fotografer mengajak Adhim pergi meninggalkan stannya dan memasrahkan semuanya pada Suta untuk pergi ke depan panggung raksasa yang didirikan di tengah-tengah ballroom hotel. Panggung besar yang digunakan untuk peragaan busana. Ia melihat Pelita di sana.

Adhim sebenarnya tidak berminat untuk melihat peragaan busana perempuan, tapi Aldo terus memaksanya untuk duduk menemaninya di kursi-kursi yang disediakan di samping panggung.

Sementara Aldo menggunakan kameranya untuk memotret para model yang dengan cantik melenggang, Adhim memilih duduk sambil menikmati segelas sirup cocopandan yang diberikan Aldo kepadanya dalam diam. Saat itu tanpa sadar matanya mendapati keberadaan Pelita.

"Zulfa?"

Adhim tidak sengaja menumpahkan gelas minumnya pada seorang perempuan yang duduk di sebelahnya.

Panik, ia langsung meminta maaf dan refleks membantu perempuan itu membersihkan pakaian mahalnya dengan beberapa lembar tisu. Hal itu tidak cukup membantu dan perempuan yang ternyata seorang perancang busana itu langsung meninggalkan Adhim dengan wajah masam ke kamar mandi.

Dunia PelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang