Bab 16: Sesuatu di Luar Rencana

1.4K 120 33
                                    

Lorong berdesain arsitektur mewah itu terlihat sepi sebagaimana seharusnya lorong sebuah hotel di malam hari.

Dalam sebuah kamar berjenis suite room yang disewa seseorang, Arina mencoba membangunkan Pelita yang terlihat kehilangan kesadarannya.

"Pelita! Pelita, bangun!" Gadis bersurai kecokelatan itu menggoyang-goyangkan tubuh Pelita yang terlihat tak berdaya di atas tempat tidur.

"Bangun sebelum Arka dateng, Lit!" serunya menepuk pipi Pelita.

"Bangun! Maafin kebodohan aku karena bikin kamu berada di situasi seperti ini. Tapi untuk saat ini, kamu harus bangun! Kamu harus pergi dari sini, Pelita!" Arina terus berusaha membangunkan Pelita.

Namun di atas ranjang, Pelita tidak bergerak sama sekali.

"Bang June ..., kamu di mana? Kita butuh kamu, Bang," keluh Arina dengan kedua mata yang berkaca-kaca seperti akan menangis. "Kamu pasti nggak akan biarin semua ini terjadi kalau ada di sini. Pelita dalam bahaya, Bang. Dan semua ini terjadi karena kebodohan aku, hiks hiks hiks." Arina mulai menangis.

Tak berselang lama, gadis itu mengusap wajahnya yang basah kemudian mencoba membangunkan Pelita lagi.

"Lit ... bangun! Bangun, Lit! Maafin aku .... Kamu harus pergi dari sini. Aku seharusnya nggak ngasih kamu minuman berisi obat bius itu. Aku seharusnya nggak nurutin Arka meski dia ngancem aku. Bang June bener, dia bukan cowok baik. Bangun, Pelita! Bangun! Kamu harus pergi dari sini sebelum Arka dateng! Bangun ...!"

Arina setengah berteriak, tapi Pelita benar-benar tidak berkutik dengan kedua matanya yang rapat terpejam.

Arina menjambak surai rambutnya kasar. Ia melirik jam di dinding ruangan yang ada di dekat pintu.

23.03.

Arka bisa datang kapan saja. Pelita jelas dalam bahaya karena Arka berencana merenggut kesucian Pelita.

Satu-satunya hal bodoh yang Arina lakukan adalah sempat mempercayai laki-laki itu hingga semua ini terjadi.

Sejak Pelita dirawat di rumah sakit beberapa hari lalu, Arina mulai dekat dengan Arka dan berteman baik dengannya setelah pertemuan mereka di selasar rumah sakit. Lalu setelah itu Arka mulai menunjukkan niat jahatnya.

Seperti sebelumnya, Arka ternyata mendekati Arina untuk mendapatkan Pelita. Mendapatkan Pelita dalam tanda kutip berbuat jahat. Mungkin karena itu, June pernah menghajarnya dulu. Pelita dan Arina sama-sama tidak tahu alasannya karena June tidak mengatakan apa-apa.

Pelita diam saja saat kejadian waktu itu. Sebab ia tahu apa pun yang dilakukan June pasti memiliki alasan kuat di baliknya. Termasuk menghajar Arka dan menjauhkan laki-laki itu darinya. Namun, tidak dengan Arina. Arina menganggap June melakukan itu semata-mata karena terbakar cemburu. Dan sekarang Arina sudah tahu sifat asli Arka.

Laki-laki itu brengsek.

Baru sebentar berteman dekat, Arka mulai mengancam Arina dengan masa lalu dan rahasia gelap Arina. Arka tahu jika Arina sudah tidak perawan dan menggunakan hal itu untuk mengancam.

Arka juga tahu jika selain bekerja dengan Pelita, sesekali Arina akan pergi ke kelab malam untuk mendapatkan uang dari laki-laki mata keranjang yang ada di sana dan mengirimkan uang yang dihasilkannya pada keluarganya yang tinggal di daerah Tangerang.

Pelita tidak tahu. Dan Arka memanfaatkan fakta pekerjaan sampingan Arina itu untuk kepentingannya. Arka mengancam ia akan membeberkan semua hal buruk yang diketahuinya tentang Arina pada Pelita jika gadis bersurai kecokelatan itu tidak menuruti kemauannya.

"Arina Eva Novaliana. Cewek berpenampilan nerd di kampus yang ternyata udah nggak perawan. Coba lo bayangin apa yang akan Pelita pikir soal elo kalau dia tau lo yang sebenarnya. Mungkin nggak hanya mecat lo jadi asistennya, dia mungkin nggak akan mau kenal lagi sama lo dan liat wajah lo. Singkatnya, Pelita nggak akan mau lagi temenan sama lo."

Dunia PelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang