Bab 58: Ancaman

1K 117 26
                                    

Early updates xixi. Happy reading 🤍

***

"Pelita, ada apa?" risik Arina kepada Pelita saat Pelita kembali dari toilet. "Terjadi sesuatu? Wajah kamu kayak habis ngelihat hantu gitu?" bisiknya lirih.

"Nggak pa-pa, Rin. Nanti aku cerita." Pelita mencoba mengusir ketakutan di wajahnya lantas berusaha tersenyum lebar. "Kita selesaiin belanjanya dulu sama Mbak Cecil, ya. Kalau udah nanti aku mau cerita sesuatu sama kamu," lanjutnya pelan.

"Em, oke, Lit." Arina turut mencoba mengenyahkan kekhawatirannya lantas ikut mengulas senyuman.

"Pelita ... pergi pipisnya lama banget?" tanya Cecilia dari kejauhan kemudian berjalan menghampiri Pelita dan Arina. "Aku sampek kawatir lho sama kamu," tambahnya ketika sudah sampai di hadapan Pelita.

"Toiletnya antre, Mbak. Jadi lama." Pelita beralasan.

"Emm." Cecilia manggut-manggut.

"Eh, aku tadi di sebelah sana lihat ada dekorasi kamar bayi lucu-lucu lho, Lit. Mau lihat nggak?" celetuk Cecilia lagi.

"Boleh." Pelita tersenyum lebar.

"Yuk, kita bertiga ke sana kalau gitu!"

Bersama Cecilia, Pelita dan Arina kemudian berjalan ke arah datangnya Cecilia tadi.

"Ngomong-ngomong, kamu udah siapin kamar bayinya belum?" tanya Cecilia sambil menderapkan langkah.

"Em, belum sih, Mbak," balas Pelita jujur.

"Rencananya mau gimana? Kamu mau nyiapin kamar sendiri untuk debay tidur apa biarin dia tidur sama kamu dan suami kamu?" tanya Cecilia lagi. "Misal mau nyiapin kamar sendiri, saranku nyiapinnya dari sekarang, Lit, biar nanti nggak terlalu repot. Tapi kalau kamu nggak tega nidurin debay sendirian di kamarnya, ya berarti nggak usah. Yang penting kamu udah beli box bayinya aja."

Pelita mengangguk. "Iya, Mbak. Makasih sarannya. Soal nyiapin kamar sendiri buat adek bayi atau nggak, biar aku bicarain dulu sama Kak Adhim." Soal itu jelas nggak perlu dibicarakan, Mbak. Kami akan segera berpisah setelah adik bayi lahir ke dunia, batin Pelita.

"Iya, Lit," balas Cecilia.

Mereka bertiga kemudian melihat-lihat berbagai dekorasi kamar bayi yang dimaksud Cecilia.

"Lucu-lucu, kan?" Cecilia mencari afirmasi dari Pelita dan Arina yang langsung ditanggapi dengan anggukan oleh kedua perempuan itu.

****

"Mbak Cecil, Arina, makasih banyak, ya. Kalian udah mau nemenin aku belanja dan aku repotin hari ini," kata Pelita setelah acara belanjanya selesai.

"My pleasure, Lit," jawab Cecilia.

"Iya, sama-sama." Arina menimpali.

Ketiganya berjalan menuju basement mal dengan barang-barang belanjaan Pelita yang cukup banyak.

Setelah semua barang itu dimasukkan ke dalam mobil Pelita, ketiganya pun pamitan untuk berpisah dan kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

"Mbak Cecil, aku pulang sama Pelita, ya? Udah mau malem gini biar aku yang nyopirin. Kasihan bumil," kata Arina kepada Cecilia. Sebab ketika berangkat tadi, Arina datang bersama Cecilia setelah perempuan yang berprofesi sebagai editor itu datang menjemputnya.

"Iya, Rin," jawab Cecilia. "Ciye ... yang sekarang udah bisa nyetir mobil nih." Cecilia melancarkan godaan.

"He he. Iya dong." Arina pura-pura memasang tampang jumawa sembari tertawa.

Dunia PelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang