Nakal boleh, yang penting masih taat pada agama.
— Deon Maxime.
***
KELAS 12 IPA2
"Jen, lo gak ikut ulangan harian selama lima hari. Gak di tanya tuh sama guru?" tanya Reynand kepada Jeniver. "Kalau gitu sih gue mending gak ikut ulangan, mana kemarin kemarin gue isi ulangan nya ngasal lagi"
"Goblok! Kalau gak ulangan harian nanti lo ujian gimana? Nanti lo melongo aja udah kayak orang dongo" celetuk Deon membuat Reynand menjitak kepala temannya ini.
"Ujung ujungnya, minta contakan ke gue" ucap Liam dengan tertawa jahil. "Liam nyontek dong, gue gak bisa jawab soalan yang ini" ucap Liam lagi menirukan suara Reynand.
"GUE SMEKDON BERSERAK OTAK LO" ucap Reynand geram.
"Gue ulangan nya nyusul, kalau gue gak ulangan nanti gimana sama nilai gue" kata Jeniver. "Bisa bisa gak naik kelas gue kalau gak ikut ulangan harian"
"Iya juga sih," angguk Liam.
"Oh iya Jef, gimana? Lo udah bujuk bokap lo buat perpanjang waktu lo sekolah di sini?" tanya Darius kepada Jefri.
Jeniver mengerutkan kening nya. "Hah? Lo bujuk bokap lo buat kasih perpanjangan waktu lo buat sekolah di sini?" tanya Jeniver sedikit girang.
"Iya, tapi bokap gue gak bisa kasih waktu terlalu panjang lagi. Karena gue sekolah di sini atas hukuman kepala sekolah yang kasih ke gue bukan keinginan gue sendiri " ucap Jefri, raut wajah Jeniver seketika langsung murung.
"Loh kok bisa? Bokap lo gak kasih waktu perpanjang di sekolah ini karena apa?" tanya Bastian sedikit penasaran.
"Bokap gue mau setelah gue lulus sekolah dia mau gue kuliah di Swiss " ucap Jefri. "Gue udah nolak gue mau kuliah di sini atau di bandung, tapi bokap gue kekeh pengen gue kuliah di Swiss"
"HAH DI SWISS?" teriak Reynand, Liam dan Deon berbarengan.
"Jauh jauh amat Jef, gue aja kalau kuliah gak bakal jauh jauh tuh" ucap Liam. "Paling gak kuliah, tau tau jadi tulang parkir "
"Ebuset rendah amat cita cita lo" celetuk Reynand. "Cita cita gue adalah menjadi Youtuber terkenal se indonesia"
"Gak nanya!" timpal Liam. Deon hanya tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku kedua temannya ini.
"Di Swiss?" tanya Jeniver. "Swiss jauh loh Jef, lo tega buat tinggalin kita kita di sini?"
"Jen, gue bakal berusaha buat bujuk bokap gue lagi. Ini bukan kemauan gue sepihak, ini kemauan bokap gue" ucap Jefri.
Jeniver tidak percaya jika nanti sosok lelaki yang bisa menyelesaikan semua masalah dirinya tiba tiba pergi jauh.
Pikiran Jeniver semakin campur aduk. Belum soal Mama nya dan sekarang soal Jefri yang mau tinggalin dirinya di saat masalah lagi-lagi mulai menghampirinya satu persatu.
Jeniver tidak tahu bagaimana jika hidup tanpa adanya Jefri. Itu yang selalu menjadi pertanyaan bagi dirinya.
"Kenapa Jen?" tanya Darius melihat Jeniver yang wajahnya mulai resah. Darius tahu bahwa Jeniver juga sama sama memiliki rasa kepada Jefri namun Jeniver sengaja menyembunyikan ini semuanya agar teman temannya tidak tahu. "Kenapa kok mukanya murung gitu? Lagi ada masalah?"
Jeniver memalsukan senyumannya. "Gue baik baik aja, gak ada masalah. "
Jefri pun berfikir tidak ingin meninggalkan perempuan yang ia cintai sekarang, bahkan dirinya harus pergi jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENIVER
Teen Fiction[Selamat membaca cerita Jeniver Alexsandra] Jeniver Alexsandra, si ketua geng motor asal Jakarta, yang di julukki sebagai PEREMPUAN PALING BAHAYA DAN MISTERIUS!. Keseharian Jeniver yaitu berantem dengan siapapun yang mencari masalah dengan dirinya...