59. HIDUP TANPA TEMAN DAN KELUARGA

84 14 0
                                    

Happy reading...

***

Jefri mengetuk pintu rumah Jeniver. "Jen, bisa keluar sebentar? Ada yang mau saya omongin sama kamu"

Jefri dan yang lainnya sedang menunggu Jeniver di luar, mereka semua sudah siap untuk memberikan kejutan kepada sang ketua Vagos si perempuan tangguh dan pemberani. Bukan anggota Vagos saja yang merayakan ulang tahun Jeniver, namun ada anggota Bandidos yang ikut merayakan ulang tahun Jeniver.

Pintu itu di buka oleh Jeniver, Jeniver melihat Jefri yang memegang kue bolu di tangannya dan laki-laki ini berpakaian sangat-sangat rapih, berbeda dengan hari-hari sebelum nya.

Dan teman-temannya berdiri berjajar sama rata dengan memegang balon yang bertulisan HAPPY BIRTHDAY KETUA VAGOS.

Raut wajah Jeniver memandang mereka semua hanya biasa saja, namun dalam lubuk hati nya, Jeniver sangat senang di saat hari ulang tahun dirinya, akhirnya ada yang ingin merayakan ulang tahun nya.

"SURPRISE!!"

"SELAMAT ULANG TAHUN JENIVER"

"SELAMAT ULANG TAHUN BU KETU, PANJANG UMUR JEN!"

"HAPPY BIRTHDAY JENIVER"

Jeniver mengernyit. "Apansih? Norak tau gak? Kampungan!" kata Jeniver begitu saja, membuat semua temannya langsung diam dan menatap perempuan ini dengan banyak pertanyaan di pikirannya.

"Maksud lo ngomong kayak gitu apaan Jen? Lo ngomong kita norak? Kampungan?" tanya Darius kepada Jeniver.

"Iya, kenapa? Lo semua gak suka cara bicara gue tadi?" jawab Jeniver, kasar.

"Jen! Lo kenapa sih?" tanya Reynand, bahu nya langsung lesu mendengar ucapan Jeniver yang tak biasanya. "Lo marah sama kita? Ngomong Jen!"

"Rey, udah. " Bastian menahan pundak Reynand agar laki-laki ini tak terlalu berlarut dengan emosi nya. "Jeniver kayak gini pasti punya kesimpulan nya sendiri, "

"Kesimpulan apa?" tanya Reynand. "Jeniver berubah hari ini, Dan gak kayak bisa dia ngomong kasar ke kita"

"Bener apa kata Reynand, sikap Jeniver buat kita selalu bertanya-tanya kita punya salah apa sama dia sampai-sampai kita di jauhin! Di maki-maki!" ujar Deon, menunjuk ke arah Jeniver.

"Jaga tangan lo! Gue sama sekali gak suka liat orang yang main tunjuk gitu aja!!" sarkas Jeniver kepada Deon.

"Apa?!" tajam Deon, emosi nya kembali memuncak. "Gue gak nyangka jabatan lo yang tinggi ini, jadi rendah gitu aja"

"Deon! " bentak Darius. "Jangan emosi! Kita bisa selesaikan ini semua secara baik-baik"

"Mau ngomong baik-baik pun kalau orang nya keras kepala, percuma" sahut Reynaldi menyahut begitu saja.

Jefri berjongkok di hadapan Jeniver dan mengusap pundak Jeniver begitu lembut dan penuh pengertian. "Kalau kamu benci sama saya, saya terima. Tapi saya mohon sama kamu, jangan benci sama temen-temen kamu. mereka ke sini cuma buat rayain ulang tahun kamu Jen,"

"Rayain ulang tahun aku? Iya? Kamu kira aku anak kecil apa?" tanya Jeniver.

"Kamu tau Jen, saya udah berusaha buat bikin kamu sembuh dan bisa jalan lagi, tapi kamu sendiri yang sama sekali gak punya tujuan ke situ. Kamu gak sama sekali gak sembuh, kamu egois Jen!"

"Rasa sedih kamu gak akan bisa buat kamu sembuh! "

"Aku emang gak bisa sembuh! Aku tau itu Jef!" jawab Jeniver. "Dan aku sama sekali gak butuh kamu dan mereka di hidup aku!"

JENIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang